No edit- edit. So kalau ada keanehan wajar. Happy reading for you.
Kalau Vote nyampe 400 baru gue update lagi. Jadi kalau gak nyampe 400, silahkan menunggu ribuan purnama manteman😅
Aku sayang kamu😚
JazlynArceliaNB : udah banyak lo ini..udah nyampe 1000 Words
"kok lo balik? Bukannya bawaan lo juga banyak?"
Gita menatap bingung pada cowok yang tadi melewatinya dengan kasur dipunggung itu. Butiran keringat sebesar biji jagung sudah mengalir manja di di dahi cowok itu.
"Gue bantu lo dulu. Nanti kalau lo ketinggalan bisa gawat. Ini bahkan udah mau magrib"
"Ok deh"
Setelah itu Gita menurunkan ranselnya yang gede pake We O We itu dan langsung diambil alih cowok tadi. Begitu juga koper milik Viola dan langsung berjalan memilih jalanan yang layak untuk dipijak.
"Ngomong-ngomong sebenarnya tas gue biar gue bawa sendiri, lo bantu gue buat bawa kopernya dempolan bedak"
"Dempolan bedak?"
Gita berhenti di jalanan yang tadi dilewati cowok tadi dan mengigit bibir bawahnya sadar kalau dia keceplosan.
"Itu, maksud gue punya Viola"
Gita kira cowok tadi akan membahas lebih lanjut tapi rupanya dia hanya menganggukkan kepala kemudian lanjut jalan
"Nama lo siapa?" Gita kembali membuka percakapan.
"Rifki. Kalau lo Anggita kan? Dosen tadi sebut nama lo itu kalau gak salah dengar"
Gita mengangguk kemudian melompat menghindari tempat yang becek. Sampai akhirnya mereka berdua sampai dijalan yang bagus
"Thanks udah bantuin gue"
"Bukan masalah. Gue kasihan sama lo yang kebanyakan bicara sendiri gegara gak ada yang bantuin angkat koper"
"Well, sebenarnya gue gak suka dikasihani sih"
Rifki tertawa pelan dan karena tawa itu Gita baru menyadari kalau Rifki ini punya wajah yang lumayan. Postur tubuhnya tegap banget kek Mas Yogi yang notabenenya seorang polisi. Terus Rifki ini punya hidung mancung yang saingan sama hidungnya si mantan, alisnya tebal banget gak kek alis gue yang keberadaannya antara ada dan tiada kalau gak dipakein pensil alis.
"Yah mau gimana lagi sih, situasi dan kondisi lo maklum dikasihani"
Gita memutar bola matanya malas namun senyumnya juga terbit disusul senyuman manis dari Rifki.
"Itu yang disana! Jangan saling senyum-senyum, cepat bergabung!"
Kalian bisa tebak siapa yang berteriak tadi? That's right! Itu suara si mantan yang rupanya sudah terbebas dari jeratan Viola di punggungnya.
"Yuk lanjut, nanti orang pada mikir aneh-aneh kita berduaan disini"
Gita melihat Pandu yang sedang bersidekap menunggu mereka berdua untuk gabung kedalam kelompok.
Rifki sendiri sudah memakai kembali tas di punggungnya dan memanggul kasur yang tadi dia bawa.
Mengikuti Rifki, Gita akhirnya kembali memakai tas beratnya dan menggeret koper milik Vio.
Kini mereka sudah sampai didepan bangunan bertingkat dua yang ada dibelakang mesjid. Matahari jingga menyinari mereka yang sedang duduk beristirahat karena lelah telah melewati perjalanan yang lumayan jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loves Dawet Book 2 [COMPLETED]
Teen FictionGita memutuskan pindah ke rumah Papi-nya saat merasa tidak lagi sepemikiran dengan Mami dan juga Suami Maminya.