Gita duduk kaku di sofa empuk yang disediakan di ruangan Daddy-nya, Bramantio. Sudah dia duga kalau Daddy pasti tidak akan pernah membuat dirinya susah dan juga pasti akan selalu melindunginya, walaupun pria paruh baya yang merupakan suami Maminya ini sudah melanggar perjanjian awal.
"Daddy sudah dengar dari Mami kamu. Jadi Daddy bertindak demikian"
Gita mengangguk pelan dan mengalihkan tatapannya dari Bramantio.
"Kamu kalau butuh bantuan apapun itu, bilang ke Daddy. Daddy pasti bantu"
" Free?"
"Free. Daddy tidak mungkin ambil keuntungan dari kamu"
"Dad, kalau sebenarnya Daddy bantu Gita supaya Gita maafin Daddy sama Mami itu salah. Gita belum bisa maafin kalian"
Bramantio hampir mendesah kecewa. Baginya membantu Gita saat ini karena mengharapkan diterimanya maafnya. Tapi tidak apa, Gita sudah mau memanggilnya Daddy kembali itu sudah perubahan yang luar biasa mengingat dia memang sudah gagal menjaga janji.
"Apa yang harus Daddy lakukan supaya kamu maafin Daddy?"
Gita menatap Daddy-nya serius "Daddy harus jamin kalau Mami gak bakal kenapa-kenapa selama masa kehamilan dan juga lahirannya"
Bramantio langsung menyanggupi tanpa berpikir panjang. "Tentu. Daddy pasti akan menjaga Mami kamu, memastikan mami kamu baik-baik saja selama masa kehamilan dan juga lahirannya nanti. Kamu bisa pegang kata-kata Daddy"
Gita tertawa pelan mendengar nada Bramantio yang begitu meyakinkan. "Beberapa tahun lalu juga Daddy begitu. Terlihat sangat meyakinkan. Tapi lupakan, kita lihat kedepannya akan seperti apa"
Bramantio langsung terdiam saat itu juga. Anak dari istrinya ini memang punya kemampuan yang baik dalam berbicara, buktinya dihadapan koleganya saja dia tidak pernah speechless. Tapi lihat, di depan gadis yang masih begitu muda ini dia kehabisan kata-kata.
"Dan satu lagi, Gita mau Daddy bantu Gita cari video Ningtias yang tampar Gita. Seharusnya semalam itu sudah trending di medsos tapi kata Dion dia kehilangan videonya"
Bramantio yang mendengar itu memajukan badannya. "Kenapa bisa? Dion tidak seceroboh itu"
Gita menggeleng tidak tau. "Mas Yogi tau hal ini. Dia bahkan bersedia bantu kami, jadi yang tahu hal ini cuman Gita, Daddy, Dion, Mas Yogi dan Pak Pandu. Gita harap Daddy tutup mulut akan hal ini bahkan ke Mami sekalipun dan Mama-mama yang lain juga Mas Yoga"
"Pandu? Pandu anaknya Gusti? Kenapa dia bisa tau?"
"Gita yang kasih tau"
"Kamu yakin dia tidak akan membocorkan planing kamu? Dia anaknya Gusti dan mereka di pihak Ningtias"
"Gita tau. Tapi Pak Pandu di pihak Gita"
Bramantio menggeleng tidak setuju. "Bawa Pandu ke Daddy"
"Buat apa? Daddy gak akan marahin Pak Pandu kan? C'mon Daddy, dia pacar Gita"
"Nah itu dia! Berhubung dia nantinya akan tahu planing kamu, dia juga pacar kamu. Daddy akan mengambil peran sebagai ayah yang menjaga anak gadisnya. Pandu itu harus melewati fit and proper test dari Daddy baru bisa berhubungan lebih lanjut dari kamu"
"Gita harap dalam melakukan fit and proper test itu Daddy gak galak-galak. Sumpah Gita bahkan baru aja baikan sama Pak Pandu"
"Kita lihat saja nanti"
Gita berdecak pelan lalu bangkit dari duduknya. "Gita mau pulang"
"Oke"
Bramantio ikut bangkit dari duduknya mengikuti Gita yang sudah berjalan kearah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loves Dawet Book 2 [COMPLETED]
Teen FictionGita memutuskan pindah ke rumah Papi-nya saat merasa tidak lagi sepemikiran dengan Mami dan juga Suami Maminya.