Psycho (Xue Yang)

809 63 2
                                    

"Hei, Xiao XingCheng, sampai kapan kau akan terus tidur?"

Di sebelah peti mati, seorang pemuda dengan pakaian serba hitam duduk. Ia membawa dua buah pedang dan sebuah tongkat.

"Gadis jalang itu sekarat. Tidakkah kau kau menyelamatkannya? Jika kau tidak bangun aku akan membuatnya lebih menderita lagi."

Tak jauh dari mereka, seorang gadis terbaring di lantai dalam genangan darah. Kedua matanya telah dicungkil keluar dan lidahnya dipotong. Suara tak jelas muncul dari kerongkongan si gadis. Pemuda itu mendesis kesal.

"Ribut." Dengan keras ia menendang perut si gadis. Jeritan kembali terdengar. Pemuda itu semakin kesal dan melampiaskannya pada tubuh malang itu. "Jika kau tidak memberi tahu Xiao XingCheng tidak akan jadi begini. Kau yang membunuhnya."

Tendangan terus dialamatkan pada si gadis. Ia lalu menginjak lengan yang lemah itu, menimbulkan bunyi patahan tulang. Si pemuda tertawa melihatnya dan terus menyiksa gadis itu.

Entah sudah berapa lama tidak terdengar suara. Darah yang mengotori lantai pun sudah mulai mengering, menimbulkan jejak merah pekat kehitaman yang amis. Tubuh tak bernyawa itu kini mengeras, wajah cantiknya memiliki ekspresi kesakitan dan benci yang amat kuat.

Pemuda itu menendang si gadis untuk terakhir kalinya dan mengernyit ketika melihat darah di bajunya.

"Bocah brengsek ini, bahkan setelah kematiannya masih memberiku kesulitan. Tidakkah kau liat itu, Xiao XingCheng? Anak kecil yang kau sayang itu bedebah yang menyulitkan."

Ia kembali duduk di kursi dan melihat wajah mayat di peti mati. Kain putih menutupi kedua matanya, di bagian lehernya terdapat bekas irisan yang menampilkan tulang lehernya. Tubuh itu pucat dan dingin, ekspresinya kesakitan dan sangat menderita.

Semalaman si pemuda duduk di samping peti mati, berharap ada keajaiban yang akan menghidupkan si mayat. Hingga pagi menjelang, mayat itu masih tetaplah mayat.

"Xiao XingCheng, jika kau tidak bangun aku akan membunuh lebih banyak orang. Hei, kau dengar aku?" Dengan kasar diguncangnya mayat itu hingga peti matinya terjatuh tetapi tetap tidak terjadi apapun. Pemuda itu murka. Mengamuk, berteriak, dan menghancurkan apa saja yang tersisa di gubuk kecil itu.

"Brengsek kau, Xiao XingCheng! Bukankah kau berjanji akan menumpas kejahatan yang ada di tanah ini? Kenapa kau tidak bangun dan menghentikanku? Kenapa?"

Berkali-kali pun ia berteriak yang menjawab hanya keheningan hampa. Tiba-tiba pemuda itu tertawa, keras dan penuh kebahagiaan.

"Aku tahu, aku akan membunuh dan menghancurkan apa saja atas namamu. Dengan begitu, kau akan bangun untuk membersihkan nama baikmu! Tunggu saja!"

Ia berlari keluar gubuk dan mulai mencari desa terdekat. Maniknya dipenuhi air mata tetapi bibirnya memiliki senyum lebar sadis.

"Aku akan menghidupkanmu, bagaimanapun caranya. Bahkan jika itu harus mengorbankan dunia dan seisinya."





Mo Dao Zu Shi DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang