My Secretary (ZhuiLing)

379 56 8
                                    

Part 22

***

"Turut berduka cita atas kematian ayahmu, Nona Jin."

Jin GuangYao mengangguk dengan mata yang memerah, pria yang tadi mengucapkan belasungkawanya itu menepuk-nepuk lembut lengan Jin GuangYao dan mengucapkan beberapa kata hiburan sebelum keluar dari ruangan tempat mayat Jin GuangShan dipertontonkan.

Wanita itu kembali menyeka air matanya menggunakan saputangan yang sudah diolesi aromaterapi mint. Segera bulir-bulir bening kembali turun dengan lebih banyak dan Jin GuangYao terisak-isak.

"Papa...hiks...Kenapa kau harus pergi secepat ini?" Ia menangis tersedu-sedu, tampak seperti akan pingsan. Beberapa pelayat dengan cepat mendekat ke arahnnya dan menenangkannya sementara Nyonya Jin, ibu tirinya, hanya duduk diam di seberangnya dan meminum segelas wine. Menatap dingin wanita itu.

Nyonya Jin tahu anak pelacur itu palsu. Hanya berpura-pura sedih atas kematian suaminya. Sejujurnya, siapa sih yang bakal menangis karena kematian si bajingan casanova tak tahu umur seperti Jin GuangShan? Well, mungkin ada, yaitu simpanannya yang tak akan mendapatkan uang dari lelaki tua busuk itu.

"Nyonya," tiba-tiba Nyonya Jin mendengar panggilan. Ia menoleh dan melihat seorang pria muda dengan wajah manis memanggilnya. Ah, anak ini. Mo XuanYu, salah satu anak haram Jin GuangShan. Setidaknya walaupun anak haram si Mo XuanYu ini masih menunjukkan sopan santunnya dan tak berani bersikap sok di hadapan semua orang.

"Apa?" Nyonya Jin menjawab dengan agak ketus.

"Bolehkan saya tidak ikut dalam kremasi? Saya memiliki hal untuk dilakukan..."

"Hump! Bahkan tak mau mengikuti pembakaran orang tua sendiri, sungguh anak tak berbakti!" Nyonya Jin mencibir. "Tapi pergilah, tak usah pedulikan mayat si tua cabul itu. Tak akan ada yang memperhatikanmu." 

"Baiklah kalau begitu. Terima kasih Nyonya." Dan Mo XuanYu segera pergi dengan ketakutan. Nyonya Jin berdecih dan kembali meminum wine.

Di keluarga ini tak ada yang benar-benar baik dan bagus seperti anaknya, A-Xuan. Nyonya Jin mendesah pelan mengingat anak semata wayangnya yang mati karena kecelakaan itu. Sungguh disayangkan, dan ini semua karena suaminya. Sebenarnya jika memang A-Xuan begitu berniat menikahi si gadis miskin dan tetap setia, Nyonya Jin tak akan mempermasalahkannya. Lagi pula apa gunanya menikah dengan sesama orang kaya tapi selingkuhan di mana-mana? Tapi sialnnya Jin ZiXuan malah mati. Dan sekarang harta kekayaan itu turun kepada orang yang tak berhak.

Wine di gelas telah habis dan Nyonya Jin bangkit, berjalan ke meja buffet untuk mengambilnya lagi. Di tengah jalan ia menabrak seorang wanita, tetapi wanita itu tak mengatakan apa-apa dan langsung pergi. Nyonya Jin mengenyit. Si wanita itu adalah pelayat, memakan gaun hitam dengan topi renda yang menutupi setengah wajah dan sarung tangan putih.

Nyonya Jin melanjutkan kembali jalannya ke meja dan menuang wine, lalu pergi ke balkon dengan alasan mencari angin. Nyonya Jin duduk di kursi dan mengeluarkan sebuah gulungan kertas yang disisipkan ke tangannnya si wanita tadi saat menabraknya. Ia membacanya.

'Cucu anda masih hidup dan dalam bahaya.'

Untuk beberapa saat, Nyonya Jin mengerjabkan matanya dan membaca kerta itu kembali. Isinya masih sama. Di situ tertulis cucunya. Nyonya Jin hanya memiliki satu anak, dan itu Jin ZiXuan yang menikah dengan Nona Jiang. Ia memang pernah mendengar bahwa Nona Jiang melahirkan seorang anak, tetapi anak itu hilang ketika kedua orang tuanya mati. Dan diduga ditelantarkan ke rumah penampungan, karena menurut info yang didapatnya kedua adik Nona Jiang juga sama-sama miskin dan sulit. Nyonya Jin telah berusaha mencari keberadaan cucunya tapi nihil, seakan anak itu hilang ditelan bumi.

Mo Dao Zu Shi DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang