' Semoga istikharahku menjadi
jawaban-Mu'
~Lantunan Kalam Aisyah~
***Di kediaman Kiai Ahmad Jazuli Utsman, PPDS
Seorang pria berpeci hitam memakai Koko biru baru saja berjalan melewati meja makan untuk menuju kamarnya. Tapi, Langkahnya terhenti tatkala mendengar namanya dipanggil.
"Ibra" panggil seorang pria paruh baya, yang tak lain kyai Utsman sendiri
Beliau tengah duduk di ruang tengah yang berada di samping meja makan keluarga, tak lama kemudian sang putra duduk ta'dzim di samping beliau
"Ada apa bah? Kenapa manggil Ibra, ada yang perlu Ibra bantu?"
"Ada yang ingin Abah bicarakan sama kamu, ekhemm,, "
Ibra mulai mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk di hadapan abahnya, dia memang sangat sopan dan patuh terhadap Kiai Utsman yang tak lain adalah abahnya sendiri, dia menatap manik mata sosok pria yang selama ini mendidik dan membesarkan nya dengan sangat baik hingga sampai saat ini, yang mulai sayu karena bertambahnya usia beliau.
'Ya Allah maafkan hamba yang belum bisa membahagiakan beliau sampai saat ini, curahkan semua Rahmat-Mu kepadanya ya Allah amin..' doa dan harapan yang mengalir di benak Ibra kala menatap manik mata itu.
"Kamu pasti tidak lupa dengan usiamu kan nak?" Sambil mengusap bahu putranya dengan sayang
"Iya Bah, tahun ini Masuk 27 tahun"
"Nah, abah merasa sudah waktunya kamu membina rumah tangga Nak, sudah dua tahun kamu gantikan abah memegang pesantren ini, abah ingin kelak kamu yang meneruskan perjuangan abah menyiarkan agama melalui pesantren ini, kakangmu Idris sudah di boyong sama Kiai As'ad untuk meneruskan pesantren di sana dengan istrinya, sekarang kamu harapan abah"
Ibra meneguk salivanya sambil mengangguk paham, dia sadar dia memang sudah Waktunya untuk menikah, tapi bukankah menikah itu untuk menyempurnakan Iman? Berati tidak semudah itukan bisa mengikat diri dengan hal yang akan menjadi tanggung jawabmu di akhirat kelak?
Ibra mencoba menghapus pemikiran buruk dan menyangkal itu dari otaknya
"Abah sudah ada calon untuk mu, Abah dengar dia baru lulus 2 bulan yang lalu, dia teman satu pesantrennya adikmu, tapi 2 kelas di atasnya. Adikmu bilang, dia seorang putri Alfiyah, bukan hanya itu, dia juga dijuluki ratunya fiqh karena semua ilmu fiqh dia babat habis. namanya Aisyah, putrinya Kiai Zainuri Al Fallah, kalau kamu setuju Abah segera antar lamarannya ke sana, kalau tidak secepatnya nanti keburu diambil orang, jarang ada perempuan paket plus plus seperti dia, pikirkan dulu! Istikharahlah! jangan keburu ambil keputusan, nanti menyesal" setelah berucap demikian beliau berdiri dan pergi menuju kamar istirahatnya.
Ibra masih diam duduk di tempatnya, mencerna ucapan Abahnya
'Ya Allah, apakah ini keputusan-Mu? Akankah ini menjadi jawaban-Mu atas doa yang selalu hamba panjatkan?
Dapatkah hamba menyediakan surga untuknya? Mampukah dia menjadi sandaran hamba dari masa lalu yang membelenggu ini?' batin IbraDia segera berdiri dan mengambil kitab untuk mengisi jadwal mengaji di pesantren putri.
***
Adzan Maghrib telah lewat, sholat jamaah sudah dilaksanakan, Ibra baru saja keluar dari pintu aula Putri setelah dia selesai mengimami sholat berjamaah di sana.
"Mas Ibra" Ibra berhenti melangkah kala mendengar suara adiknya memanggil namanya, dia menoleh ke belakang dan melihat Zahra berlari kecil menuju posisinya.
"Ada apa?" Tanyanya santai setelah Zahra sampai di hadapannya.
"Emm, Zahra dengar Abah tadi nawarin nikah ya buat Mas?" Tanyanya sedikit menggoda
"Iya kenapa? Paling kamu juga sudah tau siapa orangnya" timpalnya yang kemudian berjalan menuju sofa ruang tamu dan duduk di sana, kemudian diikuti Zahra yang duduk disampingnya
"Hehehehe, iya Zahra emang sudah tau. Mas, terima aja ya? Rugi loh nolak Ning Ais, udah paket lengkap itu" sarannya sambil menarik turunkan alisnya menggoda kakaknya yang satu ini.
Kakaknya yang satu ini memang sering jadi bahan gosip santriwati, karena ketampanan dan keramahannya, dia jadi idola santri atau bisa di bilang Gus favorit suami idaman, hhhh...
"Paket lengkap! Kamu kira burger! asal kamu tau, nikah itu bukan perkara ijab sah urusan selesai, bukan! Tapi ini menyangkut tanggung jawab, dimana Mas akan jadi imam yang mengambil alih tanggung jawab hidupnya, dan kamu pikir ambil alih tanggung jawab hidup anak orang mudah? Zahra Zahra, kamu nikah mikir enaknya aja" ujarnya di akhiri gelengan kepala
"Ya nggak gitu Mas, seenggaknya itu beliau perempuan Sholihah yang sulit dicari di zaman akhir ini, jarang loh ada perempuan kayak gitu, udah cantik, cerdas, Sholihah lagi. Zahra aja belum tentu bisa"
"Emang kamu tau darimana dia cantik? Cantik perempuan itu dari hati, jangan suka menilai perempuan dari fisiknya, belum tentu dia sebaik yang kamu kira" kemudian dia berdiri perlahan untuk pergi
"E e eh, udah deh percaya sama Zahra, dilihat aja belum, kok udah asal ngomong aja, lihat dulu gih fotonya di albumku!" Ujarnya sambil menarik lengan Ibra yang sudah siap untuk pergi
"Ssstttt" sambil menempelkan ujung telunjuknya pada bibir
"Huh dasar emang laki laki aneh! Di suguhin cewek cantik mana aja pasti jawabannya gitu, tau gak sih, udah banyak hati yang patah tau Mas! Gara-gara Mas Ibra nggak nikah nikah! Kasih harapan palsu!" Ujarnya sedikit di keraskan, pasalnya Ibra sudah menghilang beserta bayangannya
Zahra pun berbalik masuk menuju lantai atas dengan kaki sedikit di hentak hentakan, dengan mulut cemberut seperti bisa di kuncir hhh...
Sampai di kamarnya, Ibra bingung dia harus apa, biasanya dia akan muroja'ah kitabnya, tapi karena perbincangan nya dengan Zahra barusan, dia benar-benar sudah tidak fokus dengan apa yang akan dilakukannya, dia memutuskan untuk berbaring terlentang dengan bersandar pada kedua tangan yang dilipat di belakang kepala, dia tak sengaja melirik handphonenya yang tergeletak di atas nakas, kemudian dia berinisiatif menggunakannya.
Diapun membuka aplikasi ig, tak mengerti mendapat pemikiran dari mana, dia malah mengetik nama Aisyah di kolom pencarian, dia menelusuri satu persatu akun dengan nama Aisyah, dia tersenyum simpul saat menemukan akun dengan nama Aisyah dan bertuliskan PP Al Fallah pada biodatanya. Namun, senyumnya pudar saat dia tak menemukan satupun foto di sana, akunnya hanya berisi kata-kata nasihat hadist, atau sesekali fotonya itupun dari arah samping ataupun belakang, tapi itu cukup membuktikan kalau itu memang akun asli, karena di sana banyak foto berlatar belakang pesantren AL Fallah, Ibra sedikit tau mengenai bentuk atau bangunan pesantren itu, kemudian dia memutuskan mematikan HP nya dan meletakkan kembali di nakas.
'Astagfirullah!'
'Semoga istikharahku menjadi jawabanMu, semoga besok aku bisa mengambil keputusan yang terbaikAmin..' batin ibra
***
Jazakillahu Khoiron Katsira
Semoga bisa menjadi awal yang baikAlfiyah: sebuah kitab karya Syekh Ibnu Malik, kitab yang berisi 1002 nadzom/syair.
Kitab Alfiyah di kalangan pesantren biasa dijadikan tolak ukur santri mengenai kepahamannya terhadap ajaran Islam dari berbagai sudut pandang ilmu.
Hampir semua pesantren salafiyah di Indonesia menerapkan sistem hafalan, dan jenis kitab yang dijadikan hafalannya, seperti contoh: Alfiyah Ibnu Malik, Fathul Mu'in, Al Imrithi, Fathul Qarib, dll.
Dan, biasanya gelar Putri Alfiyah adalah untuk mereka yang mendapat nilai terbaik saat tes, tes itu berupa; hafalan 1002 syair Alfiyah dengan waktu secepat mungkin, soal+jawab, menjelaskan sebagian materi dalam kitab, dll.
Dari penjelasan singkat tadi semoga dapat di pahami, biar yang baca bukan kalangan tertentu saja....
Kalau ada yang kurang paham, boleh banget bertanya di kolom komentar 💬
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Kalam Aisyah ✓ [TERBIT]
SpiritualTersedia di shopee: Cahaya_publisher15 Ahmad Alfan Ibrahim, seorang gus yang memutuskan untuk menikahi wanita yang abahnya tawarkan. Karena cinta yang dia harapkan, justru Allah sandingkan dengan kakaknya. Miris bukan? Namun, kuasa Allah gantikan d...