'sebelum kau meminta, aku tidak akan memberikan nya.
Karena aku tau, di dalam hatimu masih terselip namanya'
~Lantunan Kalam Aisyah~
***Begitu mereka sampai di tempat acara, gedung sudah penuh dengan tamu, mobil mobil juga berjejeran rapi di halaman gedung.
Semua keluarga sudah duduk di tempat khusus yang telah di sediakan.
Dengan perlahan namun pasti, Aisyah masuk dengan posisi tangan mengait ke lengan Ibrahim, senyum sedari tadi tak berhenti mereka umbarSuara tepuk tangan riuh diiringi lantunan musik shalawat nabi seolah menggiring kedua pasangan ke surga Ilahi, sampai mereka duduk di posisi masing-masing.
Acara benar-benar ramai, dan meriah. Mengingat bahwa ini adalah pernikahan antara putra dan putri kedua Kiai besar di kota ini, tak jarang para tamu berucap tasbih sebagai ucapan rasa kagum mereka pada ciptaan Allah yang senantiasa Allah satukan dalam ikatan halal bernamakan menikah, mereka terlihat sangat cocok, tampak serasi sekaligus membuat orang yang melihatnya merasakan iri.
Acara berlangsung sekitar 3 jam, benar-benar melelahkan. Aisyah dan Ibrahim sudah undur diri begitu dia selesai menyalami tamu terakhir, mereka sudah pamit pada Kiai Utsman untuk segera pulang ke rumah, sementara para tamu yang memang masih ada di sana, sudah di ambil alih oleh Kiai Zainuri beserta yang lain.
Mereka cukup paham dengan situasi yang melelahkan bagi para pengantin, yang sejak tadi hanya diam duduk, sambil memamerkan senyum di mana-mana.Sudah 20 menit Aisyah dan Ibrahim duduk di dalam mobil, mereka duduk berdampingan di kursi penumpang, Kiai Utsman yang sengaja meminta sopir untuk mengantarnya, karena tau kalau menantunya jelas sangat kelelahan.
Aisyah sedari tadi sudah tertidur dengan posisi wajah menghadap ke jendela, tapi tidak dengan Ibrahim, dia memang memejamkan mata, namun pikirannya masih melanglang buana."Gus, Ning. Maaf sudah sampai," ujar sopir, membangunkan mereka
Ibra yang memang hanya memejamkan matanya langsung terbangun, lalu mengangguk mengiyakan, sopir itu segera keluar dan membukakan kedua pintu penumpang.
Ibra keluar sambil masih menyipitkan mata karena mendapati sinar senja di sore hari menerpa wajahnya, dia memutar untuk sampai di posisi Aisyah, dia berjongkok menatap wajah cantik seorang gadis yang kini telah menjadi istrinya, dia tersenyum
'walau kau tidur, paras cantik tak lekang dari wajahmu, benar jika Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, karena kini aku mendapatkan buktinya, terima kasih Ya Rabb'Perlahan Ibra menepuk pipi lembut Aisyah, mencoba membangunkan nya, namun sampai 5 menit, dia tak juga membuka matanya, hanya suara lenguhan kecil yang dapat Ibra dengar,
'mungkin dia sangat kelelahan,'
Ibra pun tak segan dan langsung menggendong nya ala Bridal style, selama memasuki rumah pun tak ada orang yang tidak menatap mereka berdua, semua santri, khadam, ataupun pengurus yang memang sedang berkepentingan di ndalem [rumah] Kiai Utsman menatap mereka terpesona, sungguh sebuah hal yang istimewa di mata mereka, kebanyakan yang melihat adalah dari kaum hawa alias santri putri.Mereka sengaja pulang ke kediaman Kiai Utsman karena letaknya lebih dekat dari gedung acara resepsi, dan rencananya mereka akan menetap di sana mengingat bahwa Gus Ibra yang sampai saat ini memegang kendali pesantren, namun mengetahui fakta kalau Ibra telah menyandang profesi baru sebagai dosen membuat semua orang berfikir ulang, pasalnya letak kediaman Kiai Utsman dengan kampus tempat Ibra mengajar sangatlah jauh, lebih dekat jika dari kediaman Kiai Zainuri.
Ibra membawa Aisyah ke kamarnya, yang saat ini telah resmi menjadi kamar mereka, dia membaringkan Aisyah di spring bed yang berukuran king size itu, dia menatap sebentar wajah lelah Aisyah, Ibra memejamkan mata, mendekatkan wajahnya hendak mencium puncak kepala Aisyah. Namun, Ibra membuka matanya saat bibir sudah hendak menempel pada dahi Aisyah, Ibra begitu terkejut. Karena yang saat itu ada di depan matanya bukanlah wajah Aisyah, istrinya. Tapi Rahma, kakak iparnya. Ingat! KAKAK IPARNYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Kalam Aisyah ✓ [TERBIT]
EspiritualTersedia di shopee: Cahaya_publisher15 Ahmad Alfan Ibrahim, seorang gus yang memutuskan untuk menikahi wanita yang abahnya tawarkan. Karena cinta yang dia harapkan, justru Allah sandingkan dengan kakaknya. Miris bukan? Namun, kuasa Allah gantikan d...