"Abah" panggil Ibra lirih pada Abahnya yang sedang duduk menonton TV dengan sang Umi
Kiai Utsman dan Umi Zila menoleh atas panggilan putra nya
"Gimana? Sudah ada jawaban?" Tanya Kiai Utsman menghentikan kegiatannya lalu beralih menghadapkan sepenuhnya tubuh beliau untuk mendengarkan jawaban putranya.
"Sudah Bah, Ibra sudah istikharah, dan jawaban Alloh berubah, insyaallah Ibra menerima tawaran Abah, Ibra mau menikah Bah" jawaban itu langsung mengundang senyum di bibir kyai Utsman beserta istri
"Subhanallah,, Umi nggak salah dengar kan Nak? Bah? Ibra sudah siap menikah?" Dengan suara sangat riang Umi Zila bertanya
"Iya Umi, Ibra nggak salah bicara kok, Ibra bersedia untuk menikah"
Kiai Utsman tersenyum atas jawaban mantap putra nya itu
"Ibra, tapi ingat! Abah tidak menjamin lamaran mu akan di terima ya, Abah hanya menawarkan lamaran kalau kamu bersedia, Abah bersedia memintakan pada Kiai Zainuri. Bisa saja kita kalah cepat, atau bisa saja putrinya sudah di jodohkan Abah tidak tau, tapi Abah tetap berusaha mencoba untuk silaturahmi ke sana" tutur Kiai Utsman pada putra bungsu itu
"Iya Bah, Ibrahim siap di tolak" jawabnya mantap
"Huss kamu ini malah bilang gitu, akan lebih baik jika kamu ikut Abah ke sana le" ujar Umi Zila
"Iya, sekalian nanti biar Kiai Zainuri tau mana yang mau Abah mintakan pada putrinya"
"Insyaallah Ibra bisa ikut, biar nanti ngajinya di badal sama ustadz lain"
"Jangan! kasih aja ke adikmu, biar dia belajar ngajar, jadwal kelas berapa to?"
Saran Kiai Utsman"Kelas 6 ibtida' sampai 3 Tsanawiyah"
"Apa pelajarannya?"
"Dzurrotunn nashihin" jawab Ibra lugas
"Ya sudah, kasih Zahra saja!" Perintah Kiai Utsman
Umi Zila hanya mengangguk mengiyakan"Iya Bah, kalau begitu Ibra pamit ke belakang dulu" pamitnya, kemudian berdiri setelah mendapat anggukan dari Abah dan Uminya.
Ibrahim berjalan ke arah dapur untuk mengambil kopi yang sudah di pesannya tadi pada mbak khadam, dia tersenyum menyapa mbak khadam yang sedang bersih-bersih dapur, kemudian dia duduk di kursi ayun di samping taman.
Siang ini langit amat cerah, bunga bunga di taman depan matanya saat ini juga bermekaran indah, seolah menyapa dan mengucapkan selamat atas keputusannya untuk siap menikah
Dia tersenyum mengingat mimpi nya malam ini, mimpi yang baginya adalah jawaban sang kuasa atas sholatnya semalam.
Flashback onn
Seorang wanita dengan suara merdunya mampu menarik perhatian Ibra untuk datang menghampiri nya meski sekedar mengintip sedikit saja
"Ammanhadzalladzi huwa jundzullakum yanshurukum min dunirrohmaan inil kaafiruuna Illaa fi ghuruur...."
Lafadz Al Mulk yang terlantun indah di bibirnya sungguh menentramkan hati, tak sadar Ibra mulai terpejam menikmati alunan irama indah itu
'kul aroaitum in ashbaqa maa ukum ghouroo famayya'tiikumm bimaaimma'iin.... Shodaqolloh hul 'adzim'
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Kalam Aisyah ✓ [TERBIT]
SpiritualTersedia di shopee: Cahaya_publisher15 Ahmad Alfan Ibrahim, seorang gus yang memutuskan untuk menikahi wanita yang abahnya tawarkan. Karena cinta yang dia harapkan, justru Allah sandingkan dengan kakaknya. Miris bukan? Namun, kuasa Allah gantikan d...