12. Allah Maha Baik

12.7K 1.1K 6
                                    

' Allah Maha Baik padaku,
dengan menghadirkan senyummu
di setiap hari-hariku'
~Aisyah~

"A-aku," ujar Ibrahim

"Ah, Ais paham," potong Aisyah, sambil menjetikkan jarinya

"GusAl nggak mau Ais ganggu ya? Karena besok GusAl nggak bisa bangun pagi kalau ada Ais di sebelahnya? Iya kan? Hayo ngaku?" ujar Aisyah, matanya menyipit dan telunjuknya menunjuk wajah Ibrahim seperti orang menginterupsi

Ibrahim menghembuskan napas lega, lalu tersenyum menanggapinya, dia menurunkan jari Aisyah
"Iya, kamu benar. Karena kalau ada kamu saya benar-benar nggak bakal bisa nyiapin berkas dan dokumen untuk besok," ujarnya

"Loh, kok gitu?" sanggahnya kaget

"Iya lah, karena wajah kamu yang cantik ini, GusAl mu nggak akan bisa berpaling, paham?" Ujar Ibrahim, mendekatkan wajahnya kepada Aisyah

Aisyah mengerjap, pipinya benar-benar sudah Semerah tomat sekarang, dia menahan nafasnya
' astagfirullah, ini jantung nggak mau copot kan?'

Tiba-tiba Aisyah memundurkan langkahnya, membuat jarak diantara mereka
"Ehem, a-anu itu, a-Aisyah aja yang tidur di kamar satunya, GusAl di sini. Soalnya barang GusAl banyak yang di sini kan," ujar Aisyah, setelah dia dapat bernafas kembali.

Aisyah melangkah cepat ke pintu
"Humaira,"

Aisyah berhenti, dia menoleh berbalik
"Aku berjanji, akan mengganti malam ini dengan malam yang lebih indah. Karena telah membuatmu tidur sendiri"

Aisyah tersenyum manis sekali, lalu mengangguk pergi

'Allah maha baik padaku, dengan menghadirkan senyummu di setiap hari-hariku' batin Ibra

Dia tersenyum geli sendiri, kenapa dirinya bisa se egois ini, meminta istrinya tidur sendiri demi menahan hasratnya.
Sebenarnya Ibra hanya takut, kalau dia sudah melaksanakan Sunnah Rasul. namun, dia belum mampu melupakan masa lalunya itu hanya akan menambah beban pikirannya, karena dia akan merasa mengkhianati Aisyah.

Ibra sesegera mungkin membereskan barang-barangnya ke lemari lalu menyiapkan berkas dokumen yang harus dibawanya besok, seperti halnya memulai semua dari awal.

Begitu selesai Ibra membaringkan tubuhnya di tempat tidur, samar-samar telinganya mendengar lantunan merdu syair Alfiyah, lantas dia tersenyum.
"Subhanallah, begitu indah ciptaanmu," lirihnya, kemudian tersenyum dan memejamkan matanya

~~~~~~~

Dering ponsel terdengar begitu mereka mengucapkan salam sebagai tanda berakhirnya Salat, Aisyah ingin tetap melanjutkan wiridnya bersama Ibra, Tetapi Ibra memberinya isyarat supaya mengangkat telponnya dulu. Dia pun menurutinya

"Assalamualaikum"
"..."

"Iya Mas, emangnya kenapa?"
"..."

"Siapa?"
"..."

"Ya udah, nanti aku izin ke GusAl dulu"
"..."

"Iya, waalaikum salam"

Aisyah kembali duduk di belakang Ibra yang kini menghadapnya
"Siapa?"

"Mas Arkan," jawab Aisyah

"Oh,, ya udah lanjut wirid kan?"
Aisyah mengangguk mantap

Mereka melanjutkan wiridnya, begitulah kebiasaan semenjak mereka menikah, bangun dini hari untuk Salat malam berjamaah, lalu menunggu subuh dengan muroja'ah Alfiyah, melaksanakan salat subuh begitu azan berkumandang dan wiridan setelahnya.

Lantunan Kalam Aisyah ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang