14. Jadi?

12.8K 1.1K 18
                                    

Jam 16.20 sebuah mobil yang di tumpangi ikrima beserta sopir baru saja keluar dari pekarangan rumah pesantren Al Fallah
"Da da...." Aisyah melambaikan tangannya kepada gadis itu

Pada detik yang sama sebuah mobil BMW hitam masuk ke pekarangan, siapa lagi kalau bukan Ibrahim.

Aisyah langsung mengulum senyum begitu melihat Ibrahim keluar dari mobil "waalaikum salam" jawabnya setelah Ibra mengucap salam

Seperti biasa, Ibra langsung menyalami Kiai Zainuri dan Umi Nurul yang saat itu berdiri di samping Aisyah.
"Ayo nak Ibra masuk! Pasti lelah banget ya dari kampus langsung ke sini," ujar Umi Nurul

Ibra tersenyum menanggapi
"Ayo masuk dulu GusAl, biar Ais siapin dulu airnya" mereka semua pun masuk lalu duduk di ruang keluarga

"GusAl udah salat kan?" Tanya Aisyah begitu Ibra duduk

"Udah," jawab Ibrahim

"GusAl bisa duduk dulu, biar Ais siapin baju ganti," ujar aisyah
yang di angguki oleh Ibrahim, Aisyah pun melenggang ke lantai atas menuju kamarnya

"Nak Ibra, kenapa tinggalnya di apartemen? Nggak di sini aja, kan dari sini juga deketan," tanya Umi Nurul

"Nggak mi, kebetulan sebelumnya Ibra juga udah di apartemen, nggak mau ngrepotin aja," jawab Ibrahim

"Kok gitu, kamu di sini udah jadi putra kami juga, ya nggak ngrepotin lah nak," balas umi Nurul

"Sudahlah mi, kayak nggak pernah pengantin baru aja, mereka maunya kan sendiri biar berdua. Kalau di sini nanti umi ga nggu terus," sanggah Kiai Zainuri menengahi

Awalnya Ibra bingung merespon, tapi akhirnya dia ikut tertawa seperti Abi dan Umi.
"GusAl? Udah siap, ayo ke atas" ujar Aisyah begitu duduk di samping ibrahim

Ibrahim tersenyum mengangguk lalu berdiri "Ibra permisi dulu Abi, umi"

"Iya," jawab Abi Zain dan Umi Nurul.
Ibra melangkah mendahului Aisyah

Sekitar 10 menit, lalu Ibra keluar dari kamar mandi, pandangannya mengitari ruangan hingga jatuh pada sebuah pintu yang sedikit terbuka, pintu yang Ibra duga adalah walk in closet milik Aisyah.

Dengan rasa penasaran dia melangkah, sedikit mengintip ke dalam. Ibra takut kalau situasinya sama seperti kemarin saat Ibra tak sengaja melihat Aisyah belum siap dengan pakainya yang berakhir kerugian pada jiwanya sendiri.
Alias menahan syahwat.

Dia akhirnya mantab melangkah masuk ketika melihat Aisyah berpakaian lengkap tapi membelakanginya

Ibra memeluknya dari belakang, spontan Aisyah mengangkat
Kepalanya yang sedari tadi menunduk.

Aisyah gugup? Jelas.
Takut? Mungkin.
Malu? Iya.
Panik? Pasti.

Kok panik? Pasti, karena dia memegang sesuatu yang amat memalukan

'kenapa GusAl selalu datang di saat yang tidak pas? Astagfirullah,'

Dia menyembunyikan benda laknat itu dengan kedua tangannya di bawah

"Biarkan seperti ini 5 menit saja," lirihnya di telinga Aisyah yang tertutup Khimar

Aisyah mengangguk dalam diamnya yang dapat di ketahui oleh Ibrahim.

Setelah merasa cukup, Ibra memutar tubuh Aisyah menghadapnya, dia menatap mata cantik nan teduh itu dengan senyuman di bibir. Aisyah yang melihat tatapan Ibra seolah hatinya luruh, badannya lemas seketika.. sampai dia melupakan benda yang saat itu di bawanya.

"Humaira ku?"
"Iya? "
"Ada yang ingin aku katakan padamu, ingatkan aku saat kita sudah di apartemen," ujar Ibra

Aisyah mengangguk lalu tersenyum, Ibra menyentuh kedua tangan Aisyah lalu mengangkatnya berniat menciumnya.

Lantunan Kalam Aisyah ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang