'jangan salahkan takdir, karena takdir yang kita jalankan,
Allah yang telah menentukan.
Sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik penentu,'
~Lantunan Kalam Aisyah~
***Ibrahim membawa Aisyah duduk di tepi kasur, mereka sekarang sedang berhadap-hadapan
"Jelaskan padaku siapa itu GusAl?" Tanya Gus Ibra, tangannya bersedekap di depan dada, menatap Aisyah intensAisyah sebenarnya merasa tidak nyaman ditatap seperti itu oleh Ibra, namun dia memberanikan diri untuk balas menatapnya
"Maaf ya Gus, maaf banget. Jadi gini, Ais itu seneng banget sama kitab Alfiyah Ibnu Malik karya Syekh Ibnu Malik. nah, Allah itu baiik banget sama Ais, karena ngasih Ais suami yang namanya Ahmad Alfan Ibrahim, dan kebetulan dari nama itu ada lafaz 'Alfan' yang memiliki makna sama dengan Alfiyah yaitu seribu. Dan Ais pingin ambil manfaat dari situ untuk selalu ingat muroja'ah hafalan Alfiyah setiap Ais sebut nama GusAl. Biar Allah tambah ridho sama Aisyah, bolehkan?" jelasnya rinci, di akhiri senyuman yang amat manis sekali di mata Ibrahim.Ibrahim tertegun mendengar alasan yang keluar dari bibir mungil itu, dia sangat kagum pada istrinya.
'terima kasih Ya Rabb, Engkau sudah mengirimnya untukku. Tak pernah ku sesali mendapati dia sebagai istriku. Bagaimana bisa Kau mengirim wanita secerdas Sang Aisyah kepadaku? Takdir yang Kau rencanakan begitu indah. namun, Mengapa Kau buat hati ini belum mampu mencintainya?'
batin Ibrahim"Oh itu, silahkan saja kalau mau memanggilku dengan sebutan tadi. Tapi, ada syaratnya!" Ujar Ibra, matanya menyipit
Aisyah kesulitan meneguk salivanya
"Sya sya syarat? Ap apa syaratnya?" Suaranya semakin menipis, gugup. Aisyah sangat gugup saat ini, dia takut syaratnya akan sangat beratIbra justru menyipitkan mata menatapnya dari atas sampai bawah
"Aku...... juga akan memanggilmu.... 'Humaira' !"'Blush'
Mereka saling pandang, diam. Suasana jadi canggung, Aisyah mulai tidak nyaman dengan keadaan ini.Ibra benar-benar ingin tertawa saat ini, tapi dia berusaha dengan kuat untuk menahannya dengan menampilkan raut wajah datarnya, melihat pipi semu kemerahan itu lagi, membuatnya benar-benar bahagia.
Bagaimana mungkin, Ibra hanya mengatakan 'Humaira' dia langsung bereaksi, benar-benar cepat tanggap hahahaha...
Ibra tidak kuat jika untuk menahannya lagi, tapi untuk tertawa dia cukup malu. Jadi, dia memutuskan untuk memalingkan wajah ke arah berlawanan
"Hehehe GusAl bercanda ya? Sekarang tuh gini ya Gus, orang yang namanya sama bukan berarti dia juga memiliki kepribadian yang sama. Contohnya nih, Sayyidah Aisyah namanya sama kayak Ais, tapi nyatanya Ais nggak kok. Jadi, kalau mau kasih nama panggilan khusus buat Ais, ya... yang nyata nyata saja. Nggak perlu kok nyama nyamain sama Rosululloh, Karena Ais lebih seneng kalau itu dari GusAl sendiri"Ibrahim tersenyum sangat lebar
'Ya Alloh, ini Ais nggak mimpi kan? Ais dapat suami kayak GusAl. GusAl sebenarnya ganteng banget kalau sering senyum, tapi kenapa orangnya pelit senyum sih,' batin Aisyah"Tapi yang aku bilang ini nyata, nggak niru Rosululloh. Bahkan, sudah sejak pertama kali melihatmu, akhmar [kemerah-merahan] itu muncul di hadapanku. Biarkan seperti ini selalu terjadi, izinkan aku selalu melihatnya lagi, dan lagi," ujar Ibrahim sambil kedua tangannya terulur menangkup kedua pipi sang istri
Aisyah yang diperlakukan sedemikian rupa kaget diliputi perasaan amat bahagia, wajahnya masih bersemu merah, senyumnya tak lekang dari wajah cantiknya. tangannya terulur ikut menangkup tangan Ibrahim. namun, entah kenapa saat tangan Aisyah sudah menyentuh Ibrahim pria itu justru melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Kalam Aisyah ✓ [TERBIT]
EspiritualTersedia di shopee: Cahaya_publisher15 Ahmad Alfan Ibrahim, seorang gus yang memutuskan untuk menikahi wanita yang abahnya tawarkan. Karena cinta yang dia harapkan, justru Allah sandingkan dengan kakaknya. Miris bukan? Namun, kuasa Allah gantikan d...