"Tidur itu di rumah bukan di sekolah!" Omel Reyhan melepaskan jewerannya.
"Daddy ngomel terus kayak Mama Sasa, Nono pusing denger nya." Ucap Jeno lalu berlari ke kamar nya.
"JENO PRATAMA ANGGARA!" Pekik Reyhan nyaring membuat Sasa tertawa mendengar teriakan Reyhan.
***
Setelah pulang sekolah Tata langsung pergi ke tempat ia berkerja.
"Baru pulang sekolah?" Tanya Nadia teman Tata yang berkerja di kafe yang sama.
"Iya Mba." Ucap Tata tersenyum.
"Minum dulu sana." Ucap Nadia membuat Tata menggangguk.
"Kalau udah, Tata anterin ini di meja nomor 5 terus bantu gorengin kentang." Ucap Nadia.
"Siap!" Ucap Tata lalu memulai kerjanya.
Tata berkerja hingga pukul 9 malam, sekarang Tata bersiap siap untuk pulang.
"Tata mau pulang bareng Mba?" Tanya Nadia.
"Gak usah Mba, makasih." Tata menolak halus.
"Beneran? Ini udah malem loh."
"Gak usah Mba lagian rumah Tata deket kok."
"Yaudah aku duluan ya, kamu hati hati."
"Iya Mba, Mba juga hati hati!" Ucap Tata membuat Nadia mengangguk lalu melenggang pergi.
"Semuanya, aku pulang duluan ya!" Ucap Tata berpamitan pada rekan kerja yang lainnya.
"Hati hati Tata."
"Iya."
"Tiati yaa."
Tata berjalan pulang kerumah, jalanan sudah sepi Tata tidak takut karena ia sudah biasa pulang berkerja hingga larut malam sendiri.
Tanpa Tata ketahui ada 3 orang preman yang mengikuti nya dari belakang.
"Hai cantik!" Preman bertubuh besar menghalangi jalan Tata.
"Neng udah malem kok sendirian aja sih." Goda preman yg bertubuh kurus menarik tangan Tata.
"Kalian jangan macem macem ya, aku teriak nih!" Ancam Tata ketakutan.
"Coba aja kalau bisa." Ucap preman tersenyum.
"TOLONG! TOLONG!" Teriak Tata.
"Sutttts jangan berisik cantik." Ucap preman botak membekap mulut Tata.
"Hmmpt!"
"WOI!" Teriakan nyaring membuat mereka menoleh.
Dia? Batin Tata.
Tata memberontak menggigit tangan preman tersebut, "Tolong tolongin aku hiks..hiks.." Tata menangis ketakutan.
"Berani kok sama cewe, bencong lo!" Maki Jeno lalu meninju orang yang mencengkram tangan Tata membuat Tata terkejut dan berlari bersembunyi dibelakang Jeno.
"Hiks.. hiks.. Tata takut Bunda." Tata menangis saat Jeno berkelahi dengan ke tiga preman tersebut.
"WOI ADA APA ITU?!" Teriak warga yang sedang berkeliling meronda membuat preman tersebut segera bangkit lalu berlari.
"Mas, Mba gapapa?" Tanya salah satu warga menghampiri Jeno dan Tata.
"Gak papa, makasih ya pak." Ucap Tata menghapus air mata nya, tersenyum lega.
"Lain kali hati hati yaa di sini rawan begal." Ucap salah satu warga.
"Makasih pak." Ucap Jeno.
Para warga kembali berkeliling kampung meninggalkan Jeno dan Tata.
Tata menatap Jeno, "Kamu gapapa?" Tanya Tata membuat Jeno menggeleng.
"Ayo aku antar pulang." Ucap Jeno membuat Tata menggeleng.
Jeno berdecak pelan. "Mau diganggu preman lagi? Ya udah gue pulang." Ucap Jeno kesal lalu menaiki motornya membuat Tata terkejut.
"Eh iya aku ikut, tunggu aku!" Ucap Tata lalu menaiki motor besar Jeno.
Tata menunjukkan jalan menuju rumahnya.
"Udah stop di sini aja." Ucap Tata, Jeno memberhentikan motornya di lapangan lalu turun.
"Ayo!" Ucap Jeno.
"Mau ke mana?" Tanya Tata heran.
"Dimana rumah kamu?" Tanya Jeno menatap Tata membuat Tata salah tingkah.
"Itu di sana." Tata menunjuk ke arah gang sempit.
"Ayo." Ucap Jeno, mereka memasuki gang kecil dan sampai di rumah kecil berwarna biru membuat Jeno tertegun.
Tata menoleh menatap Jeno, "Terima kasih banyak ya." Ucap Tata tersenyum.
Tata mengulurkan tangannya. "Aku Tata."
"Jeno ganteng anak nya Mama Sasa!" ucap Jeno tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang putih lalu menjabat tangan Tata, membuat Tata terkejut.
Jeno mengeluarkan handphone nya dari dalam saku celana lalu menyodorkan handphone tersebut ke arah Tata membuat Tata bingung.
"Apa?"
"Nomor handphone nya Tata!" Ucap Jeno membuat Tata mengangguk mengerti dan mengetikan nomornya di handphone Jeno.
"Ini." Ucap Tata mengembalikan handphone Jeno.
"Mulai sekarang Tata milik Nono. Jangan ngebantah Nono gak suka, gih Tata masuk kedalam besok Nono jemput pergi ke sekolah." Ucap Jeno mengelus rambut Tata membuat Tata lagi lagi terkejut saat Jeno menyebut dirinya dengan sebutan 'Nono'.
"Hah?" Beo Tata memandang punggung Jeno yang menjauh dari pandangannya.
Tata menyerngitkan dahinya mencerna kata kata Jeno, "Dia ngomong apa sih?" Tanya Tata bingung lalu menggelengkan kepalanya dan masuk kedalam rumahnya.
Tata masuk ke dalam rumah, mengganti bajunya lalu merebahkan tubuhnya dan terlelap dalam mimpi.
Pagi hari Tata mengerjapkan matanya lalu melihat jam di handphone-nya, 05.30 Tata bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, pukul 06.20 Tata mencari kendaraan umum lalu Tata menyetop angkot.
"SMA Jayakarta ya pak!" Ucap Tata, membutuhkan waktu selama 15 menit untuk sampai ke sekolah.
"Minggir pak." Ucap Tata lalu turun dan mengambil uang di sakunya dan memberikannya ke abang supir.
"Makasih pak." Tata berjalan menuju sekolahnya, memasuki kelas yang masih sepi.
***
Sasa memasuki kamar anak kesayangan nya, ia menggeleng kan kepalanya melihat Jeno yang masih bergelut dibalik selimut. "Nono bangun udah siang!" Ucap Sasa.
"5 menit mah." Sahut Jeno dengan suara serak nya.
"Ini udah jam 6.40 Jeno." Ucap Sasa yang sukses membuat Jeno langsung lompat dari tempat tidur dan langsung masuk kedalam kamar mandi.
"MAMA SASA KENAPA GAK BANGUNIN NONO DARI TADI AAAAAA!" Teriak Jeno kesal membuat Sasa tertawa cekikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boyfriend [REVISI]
Teen Fiction(COMPLETED) CERITA INI LANJUTAN ATAU SQUEL DARI CERITA : MY PRINCE BOY ⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️ Cerita ini menceritakan tentang seorang laki laki bersikap lucu, menggemaskan dan cengeng kepada sang pacar yang ia klaim secara tiba tiba. Banyak rinta...