9

50.7K 3.3K 115
                                    

Tata mengambil handphone nya lalu menelfon pemilik kontrakan Tata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tata mengambil handphone nya lalu menelfon pemilik kontrakan Tata.

"Halo Bu, kenapa saya diusir dari kontrakan Bu?"

"..."

"Tapi Bu, kasih saya kesempatan beberapa hari lagi Bu. Minggu depan saya gajian, saya mohon Bu!"

"..."

"Tapi bu-" Belum sempat Tata berbicara, telfon langsung dimatikan. Tata menghela nafas ia benar benar ingin menangis sekarang, ia harus tidur dimana malam ini?

Tata merapihkan barang barang yang berada di luar rumah sambil menangis, Nono mengelus pundak Tata lalu memeluk Tata erat.

"Sutttts udah diem Tata." Ucap Jeno menenangkan Tata.

"Aku mau tinggal dimana Nono?" Ucap Tata sambil menangis.

"Udah diem ya, untuk sementara Tata bisa tinggal di apartemen Nono. Nono bakalan cariin kontrakan untuk Tata besok." Ucap Jeno.

"Tap-- "

"Udah ayo." Ucap Jeno menguraikan pelukan nya lalu mengangkat barang-barang Tata.

Selama perjalanan Tata hanya diam melamun, Jeno menggenggam tangan Tata membuat Tata tersentak kaget lalu menoleh kearah Jeno.

"Jangan dipikirin nanti Tata bisa sakit." Ucap Jeno lembut membuat Tata mengangguk.

"Udah sampai, ayo turun."

Jeno berjalan duluan membawa barang barang Tata, Jeno membuka pintu apartemen nya lalu menaruh barang barang Tata.

"Yang itu kamar Tata." Ucap Jeno menunjuk ke salah satu kamar.

"Nono, aku berterimakasih banget sama kamu. Tapi kayaknya besok aku harus cari kontrakan baru." Ucap Tata, Jeno menatap kearah Tata dalam.

"Tata, tadi di mobil Tata bilang bakalan nurutin apa kata Nono kan? Sekarang Nono minta Tata tinggal di apartemen Nono."

"Nono aku ga-"

Lagi lagi Jeno memotong ucapan Tata, "Udah Tata istirahat ya, besok gak usah sekolah dulu. Nanti Nono yang izinin Tata."

"Kalau gitu Nono pulang dulu ya? Sekarang Tata istirahat gih." Ucap Nono mengelus punya kepala Tata pelan lalu berjalan menuju pintu.

"Nono!" Panggil Tata membuat Jeno menoleh, Tata langsung berlari ke arah Jeno dan memeluk nya erat.

"Nono terimakasih banyak. Kamu hati hati di jalan ya? Kalau udah sampai tolong kabari aku." Ucap Tata mengurai pelukkannya.

"Iyaa sayang, gih masuk kamar." Ucap Jeno, Tata mengangguk lalu Jeno menghilang di balik pintu.

Tata masuk kedalam kamar yang ditunjukkan oleh Jeno tadi, Tata mengedarkan pandangannya.

"Besar banget." Ucap Tata lalu merebahkan tubuhnya dikasur.

"Bun, Tata capek. Tata kangen sama Bunda dan Ayah. Tata mau ketemu sama Bunda, Ayah." Ucap Tata lirih.

Hari ini Tata benar benar lelah, tubuhnya kehabisan energi. Tata memejamkan matanya dan terbang menuju alam mimpi. Ia berharap hari esok dan seterusnya akan lebih baik dari hari ini.

Pagi hari datang, Tata mengerjap ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam celah matanya. Tata menengok kearah jam yang bertengger manis di dinding, jam 10.00.

Tata menghidupkan handphone nya, banyak sekali notif dari teman temannya. Tata membiarkannya lalu masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Selesai mandi Tata duduk didepan meja rias menyisir rambut nya, setelah selesai ia melihat pantulan dirinya didepan kaca.

"Aku bingung kenapa Jeno mau sama aku ya? Jeno datang dan tiba tiba ngeklaim aku sebagai pacarnya aku gak cantik, gak populer, buluk, dekil, item, miskin lagi."

"Sedangkan Jeno, ia terkenal, teman temannya banyak, dia juga banyak di sukain perempuan perempuan yang lebih cantik dari aku terus kenapa Jeno mau sama aku ya?" Ucap Tata menopang dagu.

"TATA!" Pekikan nyaring dari Jeno membuat Tata terkejut, Jeno datang menghampiri Tata.

Tata berdiri membuka pintu kamar, "Nono kamu kok bisa ada disini? Kamu bolos?!" Tata menjewer telinga Jeno.

"Aduh Tata jangan dijewer kuping Nono, Aduh sakit AAAAAAAAAA MAMA SASA!" ringis Jeno.

"Nono!"

"Iya Nono bolos. Gurunya galak, marah marah terus sama Nono. Nono tadi ke sekolah sampai sekolah Nono kena marah terus dihukum padahal kan Nono gak ngapa ngapain."

Tata menghela nafas dan melepaskan jewerannya, "Memangnya kamu kesekolah jam berapa Nono?"

"Jam setengah 9." Ucap Jeno polos membuat Tata membulatkan matanya.

"ASTAGHFIRULLAH NONO! GIMANA GAK KENA MARAH MASUK SEKOLAH ITU JAM 7.15 DAN KAMU DATANG KESEKOLAH JAM SETENGAH 9 YA KENA MARAH DONG!" Pekik Tata mengelus dadanya sabar membuat Jeno memanyunkan bibirnya lalu merebahkan tubuhnya dikasur, Jeno menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut lalu terdengar isak tangis.

"Tata jangan marah marah sama Nono." Ucap Jeno sambil menangis membuat Tata menghela nafas dan menghampiri nya lalu membuka selimut yang menutupi tubuh Jeno.

"Oke maaf, Tata gak marah marah lagi." Ucap Tata menarik tangan Jeno untuk bangun, Jeno memeluk Tata.

"Tata gak suka ya liat Nono nangis sambil tutupin muka pake selimut kayak gitu, nanti sesak nafas gimana?" Tanya Tata marah.

"Maafin Nono, Nono janji gak kayak gitu lagi." Ucap Jeno serak, ia mengelap air matanya.

"Janji?"

"Janji!"

"Iya udah kalau gitu lepas pelukkan nya, Tata sesak nih." Ucap Tata membuat Jeno mengeratkan pelukannya.

"Gak mau!"

"Jeno!" Ucap Tata membuat Jeno melepaskan pelukannya lalu menatap Tata dengan wajah cemberut.

"Aku mau nonton tv." Ucap Tata beranjak menuju ruang tamu, Jeno mengikuti Tata.

Tata duduk di sofa lalu menyetel film kartun kesukaannya yaitu si botak kembar alias Upin dan Ipin, Jeno menaruh kepalanya di pundak Tata dan melingkarkan tangannya di perut Tata.

Tata duduk di sofa lalu menyetel film kartun kesukaannya yaitu si botak kembar alias Upin dan Ipin, Jeno menaruh kepalanya di pundak Tata dan melingkarkan tangannya di perut Tata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Childish Boyfriend [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang