Sinar matahari memantul melalui jendela kaca rumah-rumah disetiap komplek, terlihat langit sebiru laut tanpa awan menambah keindahan di siang hari yang terik. Disebuah rumah bertingkat yang terlihat begitu mewah terlihat seorang namja yang sedang memainkan piano dengan tangan lentiknya yang semakin lihai menekan setiap note memainkan sebuah lagu yang begitu syahdu.Siapapun pasti akan langsung jatuh cinta dengan alunan bernada lembut yang tengah ia mainkan, tidak terkecuali dengan pria ringkih yang sedari tadi memperhatikan putra semata wayangnya.
Terlihat bagaimana tampannya seorang lelaki muda yang sudah ia rawat sedari kecil, betapa putihnya kulit itu persis seperti ibunya. Lebih tepatnya seperti ibu kandungnya.
"Yoongi mari kita makan," ajakan sang ayah ketika melihat putranya sudah selesai memainkan piano.
"Baik Abeoji," seperti itulah setiap harinya, dia terlihat sangat dingin dan cuek dengan siapapun.
"Ayo Abeoji sudah membuatkan makanan kesukaanmu." keduanya pergi ke ruang makan untuk makan siang berdua dimeja makan.
Suasana rumah ini begitu sepi, dingin, seperti tidak ada kehidupan walaupun banyak maid yang menetap di sini karena harus melayani sang tuan rumah yang dingin yang banyak maunya. Sejak Yoongi mengetahui bahwa ibunya sudah tiada dan dirinya bukan anak kandung sang ayah hidupnya dan sikapnya serubah 180° menjadi sangat dingin dan cuek.
Sama persis seperti saat ini.
Suasana ruang makan yang terdapat sepasang ayah dan anak itu masih saja hening sejak 10 menit terakhir, hanya suasa dentingan sendok dan garpu yang saling beradu. Hingga akhirnya keheningan itu berganti dengan percakapan serius yang dilontarkan oleh yoongi kepada ayahnya.
"Abeoji kapan aku kuliah." dia menyucapkan itu tanpa menatap sang ayah yang mulai tua.
"Kau ingin kapan, akan Abeoji daftarkan"
"Aku bisa sendiri," balasnya masih tetap dengan pendiriannya, ia memang ingin mandiri karena sudah besar.
Sang ayah hanya tersenyum kecut ketika mendapatkan perlakuan dingin dari putra angkatnya, ia tahu kenapa anaknya berubah menjadi seperti ini tentu saja karena kecewa padanya sebab tidak berkata jujur lebih awal.
"Maaf jika Abeoji melakukan kesalahan," hening tidak ada jawaban.
Terdengar suara kursi yang bergeser menandakan bahwa Yoongi sudah selesai makan dan pergi meninggalkan ruang makan, helaan nafas pasrah terdengar menguap ke udara ketika Yoongi melewati ayahnya begitu saja tanpa menjawab permintaan maaf yang dilontarkannya tadi.
"Abeoji tidak salah." suara datar menyapa indera pendengaran Min Yoshik.
Berdirilah seorang pria pucat didepannya dengan kedua tangan yang dimasukan ke celana training yang digunakan tersenyum manis ke arahnya, pemandangan yang langka sejak 3 tahun terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC ELEMENTAL
FantasyTakdir seseorang tidak bisa diubah bukan? Jika ingin mengubah takdir itu sendiri akan mustahil. Sama seperti ketujuh pemuda biasa yang ternyata seorang elemental terkuat yang ditakdirkan sejak kecil untuk menyelamatkan dunia. Mereka harus membunuh p...