Halo semuanya apa kabar?
Semoga kalian selalu sehat dan bahagia ya, jangan lupa juga harus jaga kesehatan.Nunggu lama gak?
Aku mau minta maaf kalo misalkan update nya lama, mungkin minggu-minggu yang akan datang aku juga mungkin bakalan telat update soalnya mulai dari besok aku udah sekolah online. Jadi, mohon maaf banget ya. Tapi aku usahain buat update walaupun hanya bisa 1 chapter.
Semoga kalian menikmati alur yang aku berikan, karena jujur semenjak ada yang nawarin aku untuk bergabung dalam grup penulis aku jadi makin serius buat jadi penulis yang handal. Awalnya aku juga enggak percaya kalo misalkan tawaran itu asli atau enggak, tapi setidaknya aku bakalan fokus ke dunia menulis.
So, aku mohon apreasi dari kalian buat karya-karya ku yang selanjutnya.
Selamat membaca...
...
Pagi harinya Bangtan benar-benar berangkat untuk menjalankan misi. Jika biasanya seluruh siswa Fantasia magic school mengetahui misi yang sedang mereka jalankan, kali ini berbeda karena Prof. Choi sendiri yang melarang bahwa misi ini tidak boleh diketahui siapapun. Termasuk para guru.
Sekarang matahari masih belum menyembul keluar untuk sekedar memberi cahaya bagi orang-orang Rivendell untuk memulai aktivitasnya seperti biasa. Namun, saat mereka tengah sibuk bersiap-siap dan akan segera berangkat mereka malah difokuskan oleh sesosok makhluk yang terbujur kaku di atas sebuah kasur empuk yang nyaman, dan itupun membuatnya semakin menggulung selimut hingga setinggi dada karena hawa dingin yang mulai menyerang ke pertahanan kulitnya yang tidak tertutup selimut.
"Astaga rupanya ada yang ingin mematahkan rekor tidur terlama milikku ku," ucap Yoongi tak percaya. Siapa yang akan mengalahkannya sebagai Raja tidur.?
Sontak semuanya menghentikan aktivitasnya untuk kembali berkemas, tatapan mereka seketika kembali tertuju padanya "Apakah dia lupa jika akan menjalankan misi,?" menghela nafas pelan. Seokjin berjalan mendekat ke arah ranjang Jungkook.
"PARK BANTET, JIMIN PENDEK—" teriak seseorang dari arah luar menuju ke dalam asrama. Suara langkah kaki terus saja mendekat membuat anggota yang lainnya merasa was-was.
"YAK ALIEN! Aku tampan, tinggi, dan asal kau tahu aku tidak bantet—" sahut seseorang yang berlari dengan sangat cepat.
Seokjin melirik Hoseok yang sedang melipat kedua tangannya didepan dada, seolah mengerti dengan tatapan yang Seokjin lontarkan dengan tergesa Hoseok mengejar dua curut yang kini tengah mengobrak-ngabrik isi dapur. Semuanya berantakan seperti kapal pecah, kursi berserakan, tepung terigu berhamburan, air berceceran. Satu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana didapur saat ini adalah seperti sebuah Kapal pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC ELEMENTAL
FantasyTakdir seseorang tidak bisa diubah bukan? Jika ingin mengubah takdir itu sendiri akan mustahil. Sama seperti ketujuh pemuda biasa yang ternyata seorang elemental terkuat yang ditakdirkan sejak kecil untuk menyelamatkan dunia. Mereka harus membunuh p...