destiny~4 (revisi)

45 11 0
                                    

• • •

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Menangis tidak membuktikan kau lemah, itu mengindikasikan kau hidup. Apa yang kau lakukan setelah menangis-lah penentuan lemah atau tidaknya dirimu."





Mei sudah siapa dengan baju wisudanya lalu duduk di antar mahasiswa lainnya sedangkan untuk tempat keluarga dari mahasiswa berada di belak kursi para mahasiswa.

MC mempersilahkan direktur universitas untuk membuka acara kelulusan hari ini dengan pidato yang sangat panjang dan membuat mengantuk.

Saatnya penerimaan piagam pada mahasiswa terbaik tahun ini yang di pandu oleh MC.

"Baiklah mahasiswa terbaik tahun ini adalah Zhong Mei-yin dengan gelar profesor, kita persilahkan pak presiden untuk memberikan penghargaan kepada nona Mei dan untuk nona Mei silahkan naik ke panggung" kata MC itu panjang lebar.

Mei pun naik keatas panggung iya dapat melihat keluarga sedang tersenyum bahagia kearahnya saat ini. Mei menerima piagam itu lalu menjabat tangan pak presiden lalu turun dari atas panggung.

Setelah beberapa menit akhirnya acara kelulusan pun telah selesai semua mahasiswa berkumpul di depan gedung untuk memberikan salam perpisahan kepada sesama mahasiswa.

"Mei kamu benar-benar yang paling terbaik deh, kamu teman aku yang paling luar biasa" puji Lisa sambil terus memeluk Mei.

Tak berselang lama Mpet datang dengan pak direktur rumah sakit. "Mei....." Teriak histeris Mpet lalu memeluk Mei dengan erat.

"Aku bangga sama kamu"

"Iya iya lepasan dulu sesak nafas nih"

"Pokoknya aku bangga sama kamu"

"Saya juga bangga sama kamu Mei" kata pak di rekrut.

"Oohh jadi cuma Mei nih aku ngak" kata Lisa sok sedih.

"Eehh kamu juga kok" kata Mpet sambil memeluk Lisa.

"Oiya saya ke sana dulu ya mau ketemu keluarga saya"

"Ok" balas Lisa semangat.

Mei pun berjalan menuju tempat keluarnya dan langsung mendapat pelukan dari sang mama.

"Eehh kok mama nangis sih bibi juga" sambil mengusap air mata kedua wanita baya itu.

Red thread of destiny | Dong SichengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang