•
•
•
•
•Jaehyun bangun dari tidurnya, menatap sekeliling ruangan lalu turun dari kasur iya berjalan menuju pintu lalu menuruni tangga di sana sudah ada keluarga Mei dan tunggu sejak kapan ibu dan ayah datang ke China.
"Ibu, ayah apa yang kalian lakukan di sini?" Semua orang menatap kearah jaehyun lalu seorang wanita paruh baya berjalan kearah, memeluk jaehyun.
"Ibu khawatir padamu, Mei menelpon kau muntah darah" jaehyun menggeleng lalu mengusap air mata ibunya.
"tidak ibu Mei hanya berbohong aku tak-" seseorang menepuk pundak jaehyun dan beralih rangkul ibu jaehyun.
"Tidak ibu Mei hanya berbohong aku, tidak maksud ku jaehyun berbohong" Mei menjulurkan lidahnya kepada jaehyun lalu menarik ibu jaehyun untuk kembali duduk di sofa.
Jaehyun ikut duduk di samping Mei, tapi wanita dengan tiba-tiba menyuapi jaehyun sesuatu lalu memberinya air putih yang membuat pria itu hampir saja tersedak.
"Apa? Itu hanya obat, jangan membantah atau kau ku suruh membayar karena menyusahkan ku selama seminggu ini" jaehyun mengerutkan dahinya perasaan iya hanya tidur beberapa jam saja.
"Aku tidur selama ini?" Mei mengangguk lalu kembali menyuapi jaehyun dengan sebuah ramuan yang di berikan oleh neneknya.
"Iya sayang, kata orang pintar itu hantu pria yang menyukai Mei membawa arwah mu pergi" jaehyun kaget iya menatap Mei yang masih asik dengan alat-alat medisnya.
"Ma, aku akan mengajak jaehyun untuk istirahat iya masih lemah" orang-orang yang ada di sana mengangguk Mei membantu jaehyun untuk berdiri lalu membawanya keatas.
Saat mereka telah sampai di dalam kamar Mei membantu jaehyun untuk tidur di atas kasur, lalu menyelimuti jaehyun. Saat Mei ingin pergi tangannya di cekal oleh jaehyun.
"Ada apa?" Mei duduk di atas kasur sedangkan jaehyun bangun dari tidurnya lalu menatap kedalam mata Mei.
"Kau tahu apa yang paling aku takutkan akhir-akhir ini?" Jaehyun menggeleng tanda tak tahu.
"Aku takut saat orang-orang yang aku sayang satu persatu pergi dari hidupku, kau tahu aku sedikit trauma, setelah winwin pergi, dan kini kau seakan-akan ingin pergi juga dariku" Mei menangis jaehyun memeluk tubuh bergetar gadis itu.
"Aku tak akan meninggalkan mu, aku janji" Mei semakin mempererat pelukannya, iya terus menangis menumpahkan semua rasa sakitnya selama ini.
"Pokoknya kau tak boleh melepaskan gelang ini sampai kapanpun" jaehyun mengangguk lalu kembali memeluk Mei.
"Apa aku boleh-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red thread of destiny | Dong Sicheng
Fanfic©riskawati12345 Takdir seolah mempermainkan beberapa orang. Tersesat dalam hal yang bernama cinta, lalu di pisahkan dalam sebuah maut. Jika bisa memilih, mungkin dari mereka akan meminta 'mari bertemu dan membuat kisah yang terus bahagia. Hingga di...