destiny~ 26 (revisi)

23 7 10
                                    





Mei berjalan di lorong rumah sakit ini sudah setahun setelah kejadian yang entah bagaimana bisa pria itu tak lagi menunjukkan batang hidungnya setelah pergi entah kemana, iya hilang seakan-akan di telan bumi atau mungkin benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mei berjalan di lorong rumah sakit ini sudah setahun setelah kejadian yang entah bagaimana bisa pria itu tak lagi menunjukkan batang hidungnya setelah pergi entah kemana, iya hilang seakan-akan di telan bumi atau mungkin benar.

Iya melangkah menyusuri setiap lorong untuk mencari seseorang tapi orang itu tak juga iya temukan, sampai tiba-tiba terdengar suara orang yang berlari kearahnya iya menoleh dan mendapati ningning yang masih ngos-ngosan.

"Apa kau melihat-" belum sempat Mei menyelesaikan ucapannya ningning lebih dulu menarik tangannya entah kemana, iya hanya mengikut saja dengan muka yang tampak bingung.

Mereka sampai di depan sebuah mobil putih, lalu seseorang turun dari atas mobil dengan sebuket bunga yang iya pegangan di tangan kirinya lalu tersenyum ke arah Mei yang menunjukkan lesung pipinya.

"Ada apa kau kesini bukanya kau banyak kerjaan di Korea?" Mei berjalan menghampiri pria itu sedangkan ningning sudah berjalan pergi dari sana dengan senyum yang mengembang sepertinya iya terbawa suasana.

"Aku sedang cuti jadi aku datang menemui mu, kau tahu aku sangat rindu padamu dan juga chenle" Mei mengangguk lalu mengambil bunga yang ada di tangan pria itu lalu menarik pria itu masuk kedalam rumah sakit untuk menuju ruangannya.

Mereka sampai di ruangan Mei, pria itu melihat-lihat setiap sudut ruangan lalu meraih foto yang ada di atas meja, sebuah foto yang menampilkan empat orang pria yang sedang saling merangkul.

Iya beralih melihat foto yang lainya, yang tertempel di dinding bagian kanan di sana dua orang pria sedang berdiri. Pria itu tersenyum lalu beralih melihat Mei yang masih asik mengotak-atik hpnya.

"Aku sudah memesan makanan kau pasti lapar iya kan, aku tebak kau langsung kesini setelah dari bandara" pria itu mengangguk lalu ikut duduk di sebuah kursi panjang yang ada di ruangan itu.

"Kenapa kau tak memanjang fotomu di sini" Mei menoleh menatap pria itu lalu menunjuk sebuah bingkai yang ada di sampingnya di sana sebuah foto Mei yang mengunakan seragam dokternya.

Pria itu tertawa lalu menoleh kearah pintu, Mei membuka pintu di sana sister ningning membawa pesanan Mei. Setelah menyerahkan iya lalu pergi sambil berlari yang membuat Mei tertawa gemas.

"Makanlah" iya menghidangkan di atas meja lalu memberikannya kepada pria itu, sedangkan Mei kembali fokus pada hpnya.

"Kau tak ikut makan?" Pria itu melirik kearah yang membuat Mei menggeleng lalu menyentuh perutnya dan bergumam 'aku kenyang' yang membuat pria itu mengangguk lalu melanjutkan makannya.

Red thread of destiny | Dong SichengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang