destiny~2 (revisi)

68 11 1
                                    


• • •

"PROSES, hiduplah dalam hatimu sebuah proses adalah jalan menuju sebuah hal yang kamu raih, Hiduplah dalam pikiranmu bahwa proses adalah suatu hal yang harus lebih kamu hargai, Hiduplah dalam tindakanmu bahkan kamu berhak untuk berproses menjadi l...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PROSES, hiduplah dalam hatimu sebuah proses adalah jalan menuju sebuah hal yang kamu raih, Hiduplah dalam pikiranmu bahwa proses adalah suatu hal yang harus lebih kamu hargai, Hiduplah dalam tindakanmu bahkan kamu berhak untuk berproses menjadi lebih baik lagi"





Mei sudah sampai di apartemen miliknya setelah beberapa jam yang lalu menghabiskan waktu luangnya untuk mengobrol dengan Lisa sahabatnya, iya pun meraih handuk yang tergantung lalu berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.

Iya berendam air hangat dan melepas semua lelahnya hari ini. Setelah cukup lama Mei berendam iya pun keluar dari air, iya pun mengambil handuk berwarna pink susu itu dan berjalan keluar dari kamar mandi untuk menuju lemari pakaiannya lalu memakai baju tidur berwarna pink.

Setelah selesai berganti pakaian iya pun keluar dari kamar untuk mengisi perutnya yang kelaparan dan membuka kulkasnya, iya hanya mendapatkan mie instan dan langsung memasaknya untuk segera di makan karena iya sudah benar-benar lapar.

Setelah makan iya berjalan masuk kedalam kamarnya dan menghamburkan dirinya di atas kasurnya, lalu terlelap ke alam mimpi walaupun hari masih menunjukkan jam 4 sore.

• • •

Pria itu mendengus saat mendapati temannya yang sedang asik bermain games sedangkan iya sedang sibuk dengan tugas kampusnya hari ini.

Iya sesekali berdecak sambil mengacak surainya kasar saat iya tidak bisa fokus dengan tugas yang menumpuk ini gara-gara teman-temannya yang terlalu berisik.

"Wow Ten dodol bantuin gue napa" kesal Lucas saat dirinya hanya melawan musuh sendirian.

"Oga loh pikir gue ini penjaga loh, enak aja main nyuruh gue"

"Iya ni si Ten gak ada belas kasihnya jadi teman" kata kun memanas-manasin.

"Njing, tunggu gue bantuin ni"

"Cepetan ya Ela lama banget sih keburu gue karatan nih"

"Lah si oge, masih untung gue bantuin ya"

"Awas Ten setan di belakang loh"

"Lah ini si kuntilanak malah diam aja ngak mau nembak"

"Dasar loh tukang kopi ini juga gue lagi nembak loh ngak liat"

"Wah si tau gue mati-" teriak Ten prustasi. "Ini semua gara-gara loh berdua ya" lanjutnya.

Red thread of destiny | Dong SichengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang