destiny~ 22 (revisi)

18 8 0
                                    






Di sana seorang wanita tertidur dengan alat-alat medis di tangan iya mengerjapkan mata melihat sekeliling di sana tertidur seorang pria mungil dan di sampingnya seorang pria lagi gadis itu sedikit bergerak membuat pria yang ada di sampingnya terba...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sana seorang wanita tertidur dengan alat-alat medis di tangan iya mengerjapkan mata melihat sekeliling di sana tertidur seorang pria mungil dan di sampingnya seorang pria lagi gadis itu sedikit bergerak membuat pria yang ada di sampingnya terbangun.

"Kakak kau sudah bangun? Renjun kakak bangun!!" Iya berteriak membuat pria mungil yang ada sofa terbangun lalu berjalan ke arah mereka dengan mata yang masih mengantuk.

Jam dinding Masi menunjuk jama 8 malam tapi kedua pria itu sudah tidur saja, Renjun pria itu berlari keluar memanggil seseorang dan kembali bersama seorang pria yang lebih besar dengan seorang suster.

"Apa kau sudah merasa baikan?" Pria itu bertanya saat memeriksa keadaan Mei, gadis itu mengangguk lemah kemudian beralih menatap suster yang sedang berdiri menatapnya khawatir.

Mei tersenyum ke arah suster itu membuat dia berjalan mendekat dengan muka yang khawatir iya lalu mengambil tangan Mei menggenggamnya erat sebelum suara tangisnya terdengar di dalam ruangan.

Chenle dan Renjun menatap aneh suster itu lalu saling menyenggol seakan-akan wanita itu adalah sebuah santapan untuk di juliti hari ini.

"Kau liat gadis itu sok kenal sekali?" Chenle berbisik ke arah Renjun menunjukkan suster itu ningning dengan bibirnya.

"Iya dia sok asik" Renjun menimpali sambil meneliti dari atas ke bawah tubuh ningning lalu kembali berbisik ke arah chenle.

Mereka berdua terus saja berbisik menggosip anak orang yang tak tahu salah apa, ningning menoleh ke arah mereka berdua kemudian berjalan keluar iya tak lupa bergumang 'MATI' ke mereka berdua saat pintu akan tertutup.

"Dia wanita yang menyeramkan" chenle bergumang menatap takut pintu yang baru saja di gunakan ningning, sedangkan Renjun berdiri di dekat Mei melihat tubuh sepupunya itu.

"Apa yang terluka?" Renjun bertanya kemudian mendudukkan bokongnya di kursi dekat Mei, sedangkan gadis itu menggeleng lalu mencoba untuk bangun yang di bantu oleh Renjun.

"Kenapa kau bisa di dalam kolam? Apa kau ingin aku sendirian tak punya kakak atau kau sudah bosan hidup, apa kau tak berpikir kalau aku dan Chenle sangat mengkhawatirkan kakak apa kau ingin aku-" ucapan Renjun terhenti kaah Mei langsung menyumpat mulutnya menggunakan buah Apple yang ada di atas meja, entah siapa pemilik buah itu.

Renjun mengigitnya kemudian mengunyah buah itu setelahnya iya memberikannya kepada Chenle yang langsung di gigitan pria itu kemudian mengembalikannya ke Renjun sedangkan pria itu malah meletakkannya kembali ketempat semula.

"Apa kau ingin bunuh diri karena-"

"Aku tak bunuh diri aku di dorong" jelas Mei sambil berusaha meraih gelas berisi air putih dan meminumnya.

Kedua pria itu terkaget lalu saling menatap satu sama lainnya, chenle berjalan menghampiri Mei lalu memeluk tubuh saudaranya itu dengan erat yang di ikuti oleh Renjun.

Red thread of destiny | Dong SichengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang