•
•
•
•
•Pria itu winwin sedari tadi diam saat seorang wanita sedang asik menjelaskan begitu banyak hal, hena menoleh bertanya kepada winwin tentang apa yang iya bahasa menepuk pundak pria tak kasat mata itu untuk menyadarkannya.
"Wine apa menurutmu?" Winwin menoleh menggeleng tak mengerti sehingga membuat hena wanita itu merajut sambil menghentakkan kakinya dengan manja.
"Apa kau tak mendengar ku aku sedang membahas masa lalu kita yang indah" katanya manja sambil memeluk lengan winwin menyandarkan kepalanya ke lengan kokoh pria itu.
"Hena aku sudah bilang bahwa hubungan kita sudah berakhir setahun yang lalu itu juga karena kau yang berselingkuh" winwin melepas tangan hena yang melilit lengannya iya melihat ke arah jisung yang memandang takut ke arahnya.
"Bocah itu selalu saja menjadi penakut tak pernah berubah" winwin menggeleng sambil melihat jisung dan itu membuat hena juga ikut melihat ke arah bocah itu.
Saat hena menatap jisung, pria itu langsung saja sembunyi di balik punggung Mei, winwin yang melihat melotot tak suka ke arah jisung walaupun jisung tak melihatnya tapi setidaknya iya harus tahu diri kalau hantu itu winwin sedang menatapnya.
"Ada apa kenapa kau tampak marah" hena kembali melihat ke arah kumpulan orang-orang yang ada di sana lalu beralih ke winwin lagi.
"Wine kau tahu wanita itu siapa namanya?, Oiya Mei dia sangat cocok dengan Taeyong ya?" Winwin sontak berdiri saat mendengar penuturan dari hena iya melihat tajam gadis itu lalu menghilangkan di telan angin.
"Hai ada apa dengannya kenapa dia malah menghilang entah kemana?" Hena bergumam mencari ke sudut ruangan tapi tak menemukan winwin di manapun.
Nyonya Dong berjalan menghampiri hena dengan nampang berisi Pai apel di tangannya iya meletakkan Pai itu lalu duduk di tempat winwin tadi.
Iya menari tangan hena untuk ikut duduk dengannya gadis itu duduk dengan antusias, nyonya Dong memberikan sepotong Pai kepada gadis itu, hena menerimanya dengan antusias lagi.
Mereka terdiam sesaat sampai hena menghabiskan painya nyonya Dong tak bicara satu katapun. Iya menyerahkan satu potong lagi kepada gadis itu dan di sambut dengan antusias lagi oleh hena.
Nyonya Dong menghela nafas memandang Mei yang sedang tertawa di kursi lain dengan teman-teman anaknya, iya juga ikut tersenyum lalu menggeleng kala pria itu haechan merengek ke pada Mei untuk memarahi Renjun.
"Aku lihat akhir-akhir ini kau sering berinteraksi dengan arwah winwin?" Akhirnya setelah lama diam nyonya Dong bertanya juga setelah hena menengguk habis cangkir tehnya.
"Maaf aku tak mengerti apa yang Ajumma katakan" hena melirik ke arah orang-orang yang pandai berbahasa Korea di sana tapi tak ada yang memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red thread of destiny | Dong Sicheng
Fanfic©riskawati12345 Takdir seolah mempermainkan beberapa orang. Tersesat dalam hal yang bernama cinta, lalu di pisahkan dalam sebuah maut. Jika bisa memilih, mungkin dari mereka akan meminta 'mari bertemu dan membuat kisah yang terus bahagia. Hingga di...