destiny~18 (revisi)

18 8 0
                                    







Mei sedang baru saja datang dengan bahan belanjaan di kedua jarinya berjalan sempoyongan ke arah rumah ini masih hari yang sama dengan waktu yang berbeda.

Matanya tak sengaja mendapati dua orang yang berbeda jenis kelamin sedang duduk di sebuah taman kecil milik rumah ini, mereka sedang asik bercerita hingga tak menyadari bahwa Mei sedang memandangi mereka berdua.

Mei menoleh kalah pundaknya di tepuk oleh Renjun, tersenyum lalu mengambil bahan belanjaan dari tangan kakaknya itu. Berjalan beriringan meninggalkan dua orang yang ada di sana.

Saat mereka masuk kedalam rumah, Mei langsung di sambut oleh pertanyaan dari kedua orang tua winwin.

"Apa benar dia kekasih winwin?" Mei tak menjawab iya hanya memandang teman-teman winwin yang sedang duduk di sana.

"Dia juga bisa melihat winwin" kali ini nyonya Huang angkat bicara setelah sekian lama hanya diam menonton.

"Hena indigo" penjelasan yang singkat itu keluar dari mulut Kun. Mei melihat kearah pria itu lalu kembali menghadap orang tua winwin.

"Itu bagus kan kalian bisa melepas rindu lewat perantara hena" Mei berjalan menaiki tangga meninggalkan orang-orang yang ada di bawah sana.

Tak lama masuklah hena dari arah luar mama winwin menghampiri hena lalu menggenggam tangan milik gadis itu.

"Apakah winwin ada di sini?" Hena beralih melihat teman-teman winwin mungkin iya tak mengerti apa yang di katakan ibunya winwin tadi. Kun berjalan iya menjelaskan apa yang di tanyakan mama winwin tadi.

Di lain sisi Mei sedang menatap gusar ke arah benda persegi itu lalu meraih mantelnya ini sudah malam tapi tiba-tiba ada saja kejadian yang tak di sangka.

Meraih kunci mobil tas dan berlari keluar kamar menuruni tangga saat kakinya akan memijak tangga terakhir di sana mereka dapat melihat tawa nyonya dan tuan Dong.

Chenle menoleh dan tak sengaja melihat Mei di ambang tangga dengan pakaian yang sudah siap untuk pergi. Chenle memanggil nama Mei dan itu membuat mereka semua menoleh kearah Mei yang kini sudah tersadar dari lamunannya.

"Kakak mau kemana" pertanyaan itu keluar dari mulut pria yang paling kecil di keluarga Dong lalu berlari menghampiri Mei memeluk kaki jenjangnya.

"Iya nak kau mau kemana malam-malam begini" mama Zhong berdiri menghampiri Mei lalu mengelus pundak putri lembut. Mei melirik winwin di sana di dekat hena tepat didepan nyonya Dong.

Winwin mengangkat sebelah alisnya seperti menunjukkan sebuah pertanyaan, Mei tak menanggapinya iya malah menggenggam jemari kecil bocah laki-laki itu.

"Aku akan pergi kerumah sakit" katanya lalu berlutut mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh bocah itu.

"Kau tahu aku tak suka wanita itu" iya menunjuk hena lalu menjulurkan lidahnya kearah gadis itu. Nyonya Dong berdiri ingin mengatakan sesuatu tapi di hentikan oleh Mei.

"Dengar kau tak boleh seperti itu, itu adalah perbuatan yang berunjuk menjadi dosa" bocah itu mengganggu lalu memeluk leher Mei erat.

"Aku tak ingin berdosa nanti aku akan di makan hantu kata kak winwin, aku takut hantu" Mei tertawa lalu mengecup puncak kepala bocah itu.

"Baiklah sekarang waktunya kau tidur dengan kakak chenle, Renjun, haechan, jaemin, jisung, Jeno dan kakak Yangyang kalau tidak kau akan di makan oleh hati yang jahat" Keta Mei sambil menunjuk Yuta sebagai hantu yang jahat.

Red thread of destiny | Dong SichengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang