destiny~ 25 (revisi)

18 7 0
                                    





Pagi-pagi orang-orang kediaman Zhong sudah sibuk kesana kemari sedangkan Mei gadis itu hanya bisa duduk di sofa ruang tamu sambil mengunyah kue yang di sediakan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi orang-orang kediaman Zhong sudah sibuk kesana kemari sedangkan Mei gadis itu hanya bisa duduk di sofa ruang tamu sambil mengunyah kue yang di sediakan untuknya.

Chenle adiknya itu sedari tadi berbolak-balik entah urusan apa yang tengah iya urus hingga sesibuk itu. Iya menoleh mencari adik sepupunya itu, Renjun entah kemana pria kecil pergi hingga tak datang menemaninya di rumah yang sibuk ini.

"Bibi Renjun dimana?" Iya bertanya saat bibinya ibu Renjun lewat didepannya dengan nampang kue kering di sana, iya menggeleng lalu menyuapi Mei kue rasa coklat itu.

"Cari saja mungkin iya masih dirumah, entah kenapa iya tak menempel pada Chenle biasanya mereka seperti perangko" Mei mengangguk lalu berjalan keluar rumah.

Iya menarik nafas panjang saat kakinya pertama kali menginjakkan pintu keluar setelah dua minggu hanya duduk dan rebahan di dalam rumah.

"Baiklah Meri kita mencari remaja kecil ku" katanya lalu membuka pagar yang menyambungkan dengan garasi mobil, iya menaiki mobil berwarna hitam, mengendarainya menuju rumah kediaman Huang yang tak terlalu jauh dari rumah keluarga Zhong.

Mie bersenandung menikmati perjalanannya, beberapa menit perjalanan akhirnya iya sampai di depan rumah. Iya turun dari mobil dan langsung berlari masuk kedalam rumah untuk mencari sepupunya.

"Renjun!!"

"Renjun si kecil!!"

"Renjun!! In the house!!"

"Renjun jika kau tak keluar aku akan membakar rumah ini!!" Mei menghela nafas, beberapa kali memanggil tapi tak ada sahutan dari adiknya itu.

"Tak!! Renjun tak punya akhlak, jika kau tak keluar aku benar-benar akan membakar rumah ini--" belum sempat Mei menyelesaikan ucapannya Renjun keluar dengan mata yang bengkak dan merah.

"Hahahaha.... Apa yang sedang kau lakukan dengan matamu?" Mei tertawa saat Renjun berjalan turun dari lantai dua untuk menghampiri Mei yang ada di lantai satu.

"Kakak" Renjun berlari menghampiri Mei dan langsung memeluk tubuh kakaknya itu, Mei bingung tapi tetap membalas pelukan Renjun iya mengelus punggung adiknya saat pria kecil itu menangis sesenggukan.

"Hey kau kenapa menangis?" Renjun menggeleng lalu menghapus air matanya, iya lalu menarik Mei keluar dari rumah tak lupa mengunci rumah besar itu lalu berjalan menghampiri mobil, naik kedalam lalu menyuruh Mei untuk menjalankan mobil menuju rumah kediaman Zhong.

"Keu kenapa, aneh sekali?" Mei menghidupkan mobilnya dan menjalankannya sesekali iya menoleh kepada Renjun yang masih sesenggukan, Mei memandang Renjun khawatir lalu kembali fokus pada jalan.

Mereka sampai di rumah kediaman Zhong di sana sudah tersusun banyak mobil pribadi yang membuat Mei mengerutkan keningnya bingung sedangkan Renjun sudah berjongkok di sana sambil menangis.

Red thread of destiny | Dong SichengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang