•
•
•
•
•
Jaehyun menghampiri Mei yang ada di kamarnya sedang mengetik sesuatu di laptopnya, Mei menoleh saat kasurnya bergerak karena di duduki oleh jaehyun.
"Apa kau marah?" Jaehyun menyentuh pundak Mei yang membuat gadis itu meletakkan laptopnya di atas kasur lalu beralih menghadap jaehyun.
"Tidak aku tak marah, aku hanya kesal saja nenek selalu mengatakan itu dan menyangkut-nyangkutkan winwin, padahal pria itu sudah bahagia di sana iya kan?" Jaehyun mengangguk lalu kembali mengelus rambut Mei.
"Tapi maksud nenek itu baik" Mei menggeleng lalu kembali membelakangi jaehyun lalu kembali mengetik sesuatu di laptopnya. Jaehyun menggeleng lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur Mei lalu meletakkan lengannya di atas kepalanya.
Mei menoleh ke arah jaehyun, iya lalu meraih sesuatu diatas meja lalu meletakkannya di tangan jaehyun, membuat pria itu bangun dari tidurnya.
Jaehyun menatap Mei iya bertanya saat melihat tangan yang menggenggam sebuah obat, Mei menolehkan tubuhnya menghadap kearah jaehyun lalu meraih segelas air lalu menyerahkannya kepada jaehyun.
"Makan, itu vitamin" jaehyun mengangguk lalu memakan vitamin yang di berikan oleh Mei, setelah menelan tiga teguk air iya lalu menyerahkan gelas yang di simpan oleh Mei kembali ke tempatnya.
"Sudah ku katakan makan teratur, minum vitamin yang kuberikan, walaupun aku bukan dokter gizi setidaknya aku tahu bahwa kau akhir-akhir ini telat makan iya kan" jaehyun menggeleng yang membuat Mei memutar matanya jengah.
"Oh iya, kau tampak kurus aku tebak, kau terlalu fokus pada pekerjaan mu" Mei terus mengomel yang membuat jaehyun hanya diam seperti Seorang bocah yang sedang di marahi oleh ibunya.
"Aku sudah bisa berbahasa Mandarin walaupun sedikit" Mei membolakkan matanya, bisa-bisa pria itu merubah topik pembicaraan.
"Yak, Jung Jaehyun!! Kau mendengar kan ku atau tidak, tau kau benar-benar ingin sakit, walaupun aku dokter aku tidak akan merawat, selain kau mengajiku lebih tinggi, dan ingat bayaran dokter seperti ku itu tinggi" jaehyun tertawa lalu mengangguk yang membuat Mei semakin kesal.
"Bukannya calon istri akan merawat tunangannya dengan percuma ya?" Mei menggeleng tak membenarkan ucapan jaehyun.
"Dengar ya, saat aku di rumah aku adalah tunangan mu, tapi sebaliknya jika aku berada di rumah sakit aku adalah dokter yang butuh di gaji" jaehyun mengangguk lalu kembali berpikir.
"Kalau begitu gaji ku, kau saja yang pegang biarkan gaji mu aku yang pegang, bagaimana?" Mei menggeleng lalu meletakkan kembali leptopnya di atas meja lalu menutupnya.
"Dengar aku tuan Jung jaehyun gaji ku adalah milikku aku bisa menghabiskannya karena itu adalah gaji ku, sedangkan gaji seorang suami adalah milik istri dan suami jadi kalau aku menghabiskan uang mu itu tak masalah, tapi sebaliknya jika kau menghabiskan gaji ku kau akan mendapat masalah" jaehyun kembali mengangguk lalu tersenyum ke arah Mei yang membuat gadis itu menatap aneh jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red thread of destiny | Dong Sicheng
Fanfic©riskawati12345 Takdir seolah mempermainkan beberapa orang. Tersesat dalam hal yang bernama cinta, lalu di pisahkan dalam sebuah maut. Jika bisa memilih, mungkin dari mereka akan meminta 'mari bertemu dan membuat kisah yang terus bahagia. Hingga di...