• • •
"Yang kau butuhkan adalah seseorang yang tidak harus mengatakan dia mencintaimu agar engkau merasa dicintai. Dalam cinta, tindakan lebih penting daripada kata-kata yang hanya manis"
•
•
•
•
•Mei terus saja tertawa itu karena winwin tidak berhenti membuat lelucon sehingga membuat Mei merasa urat perutnya keram, hingga suara ketukan dari luar pintu membuatnya diam seketika.
Tok tok tok
Mei menyuruh orang yang ada di luar itu untuk masuk dan pintu pun terbuka lalu muncullah 2 dokter, 2 perawat dan 3 orang suster yang sedang berdiri di depan Mei. Mereka saling menyenggol satu sama lain dan itu membuat Mei merasa ada yang aneh dengan mereka semua, sehingga iya lebih memili untuk fokus ke layar komputernya saja karena mereka tak kunjung ingin berbicara.
Salah satu di antara mereka berdehem lalu mulai menarik nafas, hingga Mei berpikir bahwa orang yang berdiri di hadapannya sekarang bukanlah pekerja rumah sakit melainkan seorang yang ingin melamar seseorang, hingga mereka pun bersuara.
"Hm.... Profesor kami kesini ingin minta maaf karena sudah tidak sopan padamu tadi pagi kami merasa menyesal" jelas pria yang menggunakan pakaian perawat itu.
Mei tersenyum, "tidak usah minta maaf kalian tidak salah kok bagiku itu sudah biasa apa lagi ini pertama bekerja ku kan?" Lalu Mei berdiri dan menjulurkan satu tangannya ke mereka.
"Karena terjadi suatu hal yang tidak menyenangkan dengan pertemuan kita maka aku ingin memperkenalkan nama ku secara ulang, perkenalkan namaku Zhong mei-yi kalian bisa memanggilku Mei aku dokter baru di rumah sakit ini" mereka pun menjabat tangan Mei satu persatu.
Mulai saat itu mereka pun menjadi akrab dan selalu bersama walaupun mereka memiliki derajat yang berbeda di rumah sakit tapi mereka tetaplah teman yang baik apa lagi Mei adalah tipikal orang yang mudah akrab dan menganggap semua orang itu sama jadi dia tidak memilih-milih untuk berteman selagi mereka itu bukan orang yang jahat.
• • •
Hari ini Mei tengah libur iya memilih untuk beristirahat di rumah walaupun terkadang iya merasa kepalanya akan pecah karena sedari tadi pria yang berstatus suaminya itu terus saja mengoceh seperti ibu-ibu yang sedang memarahi anaknya saat penerimaan raport semester, iya bahkan beberapa kali menghembuskan nafas lelah sedari tadi apa pun yang iya lakukan selalu di larang oleh pria itu seakan-akan yang ada di rumahnya saat ini adalah ibunya buka suaminya.
"Dasar Cerewet" cibirnya lalu beranjak dari ruang tv untuk menuju kamarnya.
"Yak!! Aku belum selesai memarahi mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red thread of destiny | Dong Sicheng
Fanfic©riskawati12345 Takdir seolah mempermainkan beberapa orang. Tersesat dalam hal yang bernama cinta, lalu di pisahkan dalam sebuah maut. Jika bisa memilih, mungkin dari mereka akan meminta 'mari bertemu dan membuat kisah yang terus bahagia. Hingga di...