dua puluh tiga

1.5K 248 23
                                    

gimana kabarnya? semoga sehat selalu ya
hehe, maap baru up





jisung bener-bener lagi uring-uring an sekarang. udah 5 hari dia ga ketemu airin, ga ada kabar sama sekali dari ceweknya itu. airin ga pernah jawab telponnya juga ga pernah bales chat dia.

jisung masih duduk dijok motornya. nunggu airin selesai matkul, tapi nihil. sama kayak hari sebelumnya dia ga pernah liat airin keluar dari kampusnya. ke rumahnya? udah sering juga tapi airin selalu ngga ada dirumah. padahal sebelumnya airin ga kayak gini.

jisung jadi bingung, masa iya dia dijauhin sama airin?

akhirnya jisung mutusin buat pulang ke rumah aja, udah mau malem juga. sampenya dirumah dia nemu ada undangan didepan pintu.

"bunda! ada undangan nikahan nih, jisung taruh meja ya."

naura yang tengah sibuk memasak didapur ikut berteriak, "Iya!"

setelah selesai mandi, jisung duduk diruang tengah buat nonton tv. udah siap sama semangkuk mie instan juga.

"bun, bang ten belum pulang?" tanya jisung setelah melihat naura ikut duduk disampingnya.

"belum, katanya ngerjain project sama temennya. gatau deh, oh iya itu undangan nikahannya siapa dek?" tanya naura mengambil undangan tersebut dan membacanya.

jisung mengedikkan bahunya, "ga tau, ga jisung baca."

naura mengerutkan keningnya melihat sampul undangan tersebut. ia terdiam lama, kemudian menatap putra bungsunya dalam.

"dari siapa emang?" tanya jisung masih memakan mie nya.

naura menghela nafas, "ini undangannya buat kamu." ucapnya kemudian memberikan undangan tersebut kepada jisung.

jisung menerimanya, sedikit heran dengan wajah sedih sang bunda. kenapa memang? batinnya.

seperkian detik kemudian, tangannya gemetar. bibirnya terkatup rapat, otaknya masih mencerna semua tulisan yang tertera diundangan tersebut beserta nama airin dan suho yang menjadi sampulnya. oh, dan tentu saja namanya sebagai tamu undangan.

jisung memejamkan matanya sekilas, ia tak mengerti. ia benar-benar tak mengerti. mereka belum putus, tapi mengapa airin tega memberikan kabar dengan undangan sialan ini.

jisung meremat undangannya, ia melempar asal kertas itu.

"jisung..." panggil naura pelan, menatap sendu putranya.

"ikhlasin nak, kamu sa—"

"JISUNG MASIH PACARNYA BUN! KENAPA DIA TEGA KE JISUNG?" pekik jisung, ia terisak pelan dengan wajahnya yang memerah padam.

"jisung ga pernah nyakitin dia, kita baik-baik aja. tapi kenapa dia ninggalin jisung? padahal jisung disini nyariin dia."

"nak..." lirih naura hendak mendekap tubuh jisung sebelum anak bungsunya itu berjalan pergi ke kamar dan membanting pintunya.

ini memang bukan patah hati pertamanya karna airin. tapi ini, patah hati terburuk yang pernah ia terima.

tolong katakan, apa jisung melakukan kesalahan? apa ada yang kurang darinya?

jisung memencet ponselnya dengan terburu-buru. menunggu jawaban dari sambungan dengan nafas yang tak teratur.

ia marah, sakit hati, kecewa semuanya menusuk— memenuhi ruang hatinya. hingga rasanya bisa meledak kapan saja.

"halo,"  jisung menahan nafasnya ketika mendengar suara dari sambungannya.

terdengar helaan nafas dari sana, "jisung, teteh udah bilang. jangan ganggu teteh lagi,"

"ganggu? rin, aku ini masih pacar kamu. gimana bisa kamu ngirim undangan pernikahan kamu sama mantan kamu itu disaat bahkan kita belum putus?" balas jisung dengan amarah yang tertahan. ada penekanan disetiap katanya.

hening sesaat, airin masih belum menjawab. hingga jisung mendengar suara lembut yang lirih itu berhasil membuatnya tertegun.

"jisung... teteh minta maaf. maaf kalo ternyata hal ini bisa bikin kamu kayak gini. maaf... tapi kita bahkan udah putus semenjak seminggu yang lalu jisung," bisa jisung dengar airin tengah terisak pelan diseberang sana.

jisung diam, ia menjatuhkan ponselnya dan berjalan pelan duduk dipinggiran kasurnya.

engga, sejak kapan mereka putus? airin membohonginya kan? atau ini semua hanya mimpi? iya, ini pasti mimpi kan...

jisung merebahkan tubuhnya ke kasur. ia menutup matanya menggunakan lengannya. dan mulai menangis tanpa suara.

dasar sinting, bagaimana bisa ia melupakan hari menyakitkan itu dan menjadi gila seperti ini?





dasar sinting, bagaimana bisa ia melupakan hari menyakitkan itu dan menjadi gila seperti ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

jisung tenang, masih ada aku kok 👉👈
hehe hehe

[1] teteh :: pjs ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang