Eps 2. Kebiasaan

437 96 1
                                    

the way people treat you is a
statement of who they are as
a human being. it's not a
statement about you.
—???—

ღωღ

san memulai pagi harinya dengan beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju dapur untuk membuat secangkir teh hangat. dirasa urusannya di dapur telah selesai, ia segera membawa secangkir teh tersebut ke kamarnya, tak ingin berlama-lama diluar kamarnya.

bukan karena apa, san selalu bisa menebak akan ada adu mulut antara ayah dan ibunya disaat pagi seperti saat ini. dan benar saja, begitu san menutup pintu kamarnya suara mereka mulai terdengar.

san menghela napas lelah. ia membuka pintu balkon kamarnya, menikmati sejuknya udara Kota J pada pagi hari. ia menaruh cangkirnya di meja yang tersedia dan duduk di kursi yang terletak di samping meja tersebut. ia menyesapnya sambil mendengarkan tiap kata yang terlontar dari mulut ayah dan ibunya itu.

san membalikkan badannya saat ia mendengar pintu kamarnya terbuka. ia mendapati adiknya berjalan ke arahnya dengan muka bantalnya. san dapat menebak adiknya itu lagi-lagi terbangun akibat suara pertengkaran antara ibu dan ayahnya.

adiknya itu duduk dilantai, bersandar pada kaki san. "mata lia berat kak." adunya.

san mengelus pelan kepala adiknya itu sambil tersenyum. "lia kalo mau tidur pake penyumbat telinganya kakak aja, tuh diatas meja. tidur disini aja, diluar masih rame."

lia mencebik kesal.

"masalahnya lia nggak bisa tidur lagi kak! ngantuknya udah ilang! padahal masih pengen tidur, badan lia pegel banget."

"mau teh kakak nggak?" tawar san pada lia.

lia menggeleng lemah.

"kamu ada kegiatan hari ini? kakak pengen ke ibu kota," ucap san lalu mengambil tehnya untuk kembali ia minum. "mau ikut?" lanjut san.

lagi-lagi lia menggeleng.

"yeji ngajak main, tapi belum ada kabar lagi dari dia. pengen ikut kakak, tapi lia udah terlanjur janji sama yeji."

san mengangguk paham. setelah menghabiskan tehnya, ia beranjak dari duduknya menuju kamar mandi. mengakibatkan lia yang masih bersandar pada san terjatuh karena tak siap.

"duh, kepalaku." rungut lia.

ღωღ

san memasang earphone pada telinganya, memutar lagu terbaru Bol4 yang berkolaborasi dengan Byun Baekhyun yang berjudul Leo. ia bersenandung mengikuti irama sambil menunggu bus yang ia tunggu datang.

syukurlah, tak lama dari lagu Leo itu habis, bus menuju ibu kota datang.

san segera naik sambil menelisik bangku di bus tersebut. ia memilih bangku yang berada sedikit di belakang, dekat jendela.

san tahu, butuh waktu hingga tiga jam untuk mencapai ibu kota. maka dari itu ia memilih menutup matanya, tidur sambil menunggu hingga ia sampai di ibu kota. menyandarkan kepalanya pada kaca bus.

dua jam pertama tidurnya masih damai, hingga bus melewati polisi tidur. kepalanya terhantuk pada kaca bus. tidurnya terganggu. ia meringis kesakitan sambil mengelus-elus kepalanya.

gadis bersurai blonde yang duduk disebelahnya memerhatikannya sambil tersenyum. "kamu bakal kejedut nanti kalo senderan ke kaca." ujar perempuan tersebut.

san memandang gadis tersebut sambil mengelus-elus kepalanya yang terhantuk.

"terus gue nyender ke mana lagi kalo bukan ke kaca bus? ya kali ke lo." jawabnya.

gadis itu mengangkat kedua bahunya. "daripada kejedut, kan? omong-omong kamu mau kemana?" tanya gadis itu.

"toko buku." jawab san, lalu ia menghadap ke kaca, memandangi Kota S pada sore hari.

"wah, kita sama tujuannya! tapi kalo kamu mau tidur lagi percuma, beberapa menit lagi udah mau nyampe soalnya." jelas gadis itu lagi.

lelaki bersurai hitam itu mengangguk-anggukan kepalanya. ia tahu hal itu.

tapi ada yang membuatnya merasa aneh,

senyuman gadis itu..,

san melihat ada kesedihan yang tersirat pada senyuman itu.

ia kembali menghadap ke arah gadis tersebut untuk memastikan.

entah mengapa san jadi peduli pada gadis yang bahkan tak ia kenali ini.

ღωღ

"males ke rumah, tapi nggak ada apa apa di Kota J. mau mampir ke rumah yeosang? udah tidur dia mah jam segini. duh," keluh san sambil berjalan tak tahu arah.

ia terus berjalan sambil menghindari kawasan rumahnya, ia benar-benar tak mau kembali ke rumahnya.

entah angin apa yang membawa kaki san, ia saat ini berada di taman yang berlokasi dekat dengan Gedung R, gedung yang memegang kasus bunuh diri terbanyak di negaranya.

tak terlalu banyak orang yang masih berada di taman itu mengingat ini sudah jam malam, apalagi tamannya yang terletak tak jauh dari lokasi Gedung R berada.

san mendongakkan kepalanya, memandangi bulan purnama yang saat ini terang benderang digelapnya malam, ditemani bintang gemintang yang gemerlapan.

"bisa nggak, gue bahagia?" tanya san pada bulan, berharap mendapatkan jawaban walau ia tahu bulan tak akan mungkin menjawabnya.

san menghela napas. tiga jam tanpa henti ia memandangi bulan, selama tiga jam itu pula orang-orang sudah kembali ke rumah, daerah sana mulai lengang. ia mengalihkan pandangannya menuju Gedung R.

pandangannya teralihkan pada seorang gadis yang saat ini berada di sekitar gedung tersebut.

gadis bersurai blonde yang duduk bersamanya di bus tadi.

"astaga." san dengan cepat menyadari apa yang akan gadis itu lakukan.

terlambat.

gadis bersurai blonde dengan jaket panjang itu sudah memasuki gedung tersebut.

san segera berlari dari tempatnya.































































TBC

hei, buat kamu yang merasa sendirian di dunia ini. jangan pernah berpikir begitu lagi, lihatlah sekitarmu. kamu pasti akan menemukan orang yang bisa mengerti keadaanmu.

percayalah❤

Hey, San [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang