We are what we pretend to be.
So we must be careful what we
pretend to be.
—Son Chaeyoung—ღωღ
dirasa tugasnya telah selesai, sang dokter dan perawatnya pamit untuk memeriksa pasien yang lain yang telah menunggu dan segera keluar dari unit gawat darurat tersebut.
chaeyoung segera berhambur menghampiri ranjang san dimana san berbaring dan masih menutup kedua matanya—belum siuman.
"maaf, gara-gara aku kamu jadi begini." ucapnya seraya memegang tangan sang pasien sambil terus berlinang air mata.
temannya memeluk pundaknya. "nggak chae, kamu nggak salah. kita nggak tau kalo san punya riwayat penyakit juga."
yeosang hanya berdiri bersandar pada dinding. bagaimanapun ia merasa bersalah juga. ia lupa bahwa san tidak bisa dan tidak boleh lelah. bahkan ia juga lupa jadwal bahwa seharusnya kemarin adalah jadwal san untuk mencuci darah.
"gue yang salah. harusnya kemarin gue bawa dia ke rumah sakit buat cuci darah, tapi gue lupa karena keasyikan nulis." ucap yeosang sambil menundukkan kepalanya.
"mau sampe kapan nyalahin diri sendiri? ntar san bangun langsung nyalahin diri sendiri juga tuh, yakin gue." nyinyir wooyoung lalu ia beranjak dari duduknya menuju ke jendela.
wooyoung menghela nafas panjang sambil memandangi taman rumah sakit yang ramai oleh pasien, perawat dan beberapa orang yang mungkin adalah keluarga dari pasien tersebut.
wooyoung berharap bisa hidup lebih lama lagi. bisakah?
"ini rumah sakit apa?" tanya wooyoung tanpa mengalihkan pandangannya.
yeosang mengernyitkan dahinya bingung, namun tetap menjawab. "rumah sakit daeche. kenapa?"
wooyoung menggelengkan kepalanya. "nggak. nggak papa. nanya doang."
wooyoung membalikkan badannya dan duduk di sofa. mengaitkan kesepuluh jari-jari tangannya, berpikir akan sesuatu.
hampir setengah jam ia bergelung pada pikirannya akhirnya ia memutuskan keluar dari ugd, tak lupa untuk izin pada chaeyoung dan yeosang.
"wooyoung kenapa?" tanya chaeyoung.
yeosang tidak menjawab karena ia sendiri tak tahu apa-apa yang telah terjadi pada kawan barunya itu.
ღωღ
"masuk."
wooyoung membuka pintu dan memasuki ruangan tersebut setelah dirasa ia telah mendapatkan izin.
"ma."
"oh, hai sayang. ya ampun, mama kangen banget sama kamu. sini-sini mama pangku."
dokter spesialis organ dalam itu ialah mamanya wooyoung, krystal jung. mereka terpisah untuk waktu yang cukup lama dikarenakan keduanya yang sama-sama sibuk dan cukup sulit untuk menemukan waktu yang pas untuk saling bercengkerama layaknya seorang ibunda dan anaknya.
wooyoung mencebikkan bibirnya kesal. "aku udah 20 tahun ma. ya kali mau dipangku lagi." ucapnya sambil memajukan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, San [✔]
Fanfiction[SELESAI] san, seorang pemuda yang telah berhasil 'menyelamatkan' hidup chaeyoung. ©moonchaey, 2020