Eps 18. Pengorbanan

199 44 6
                                    

Make peace with your
broken pieces.
—R. H. Sin—

ღωღ

"ada serpihan kaca yang menyangkut tepat di kedua mata saudari chaeyoung dan membuatnya tak lagi bisa melihat akibat hal itu. tapi hal ini masih bisa disembuhkan, asal ada yang mau mendonorkan kornea matanya untuk nak chaeyoung." kata dokter kang beberapa waktu yang lalu setelah ia memeriksa keadaan chaeyoung.

yeosang benar-benar frustasi. belum lagi ia berhasil mendapatkan pendonor hati dan ginjal untuk san dan wooyoung, ia kembali dihadapi dengan masalah baru.

yeosang duduk didepan ruang unit gawat darurat tersebut sambil mengangkat kepalanya menghadap langit-langit rumah sakit.

kedua telapak tangannya ia gunakan untuk menutupi wajahnya. ya, yeosang menangis. pertahanan yang selama ini ia bangun runtuh begitu saja. tak ada yang bisa ia jadikan untuk tempat bersandar, karena selama ini selalu ia yang menjadi tempat bersandar orang-orang. yeosang tidak pernah mau terlihat lemah, karena ia ingin menjadi kekuatan bagi banyak orang.

tangisan pilu seorang novelis nasional itu membuat semua orang yang berada di sekitarnya merasa prihatin. lantai rumah sakit yang dingin itu menjadi saksi bisu atas tumpahnya air mata yang selama ini yeosang tahan.

krystal ada disana. hatinya pun ikut teriris mendengar tangisan salah satu teman baik anaknya itu. ingin rasanya ia memeluk anak lelaki tersebut, tapi ia sendiri membutuhkan kekuatan saat ini. akhirnya ia memilih meninggalkan yeosang sendiri disana sambil menahan tangisnya yang memaksa untuk turun.

tiba-tiba ada yang memegang tangan yeosang. yeosang dengan cepat menghapus air matanya dan melihat ke arah kiri, seseorang tengah mencoba untuk tersenyum walau yeosang tahu kedua bola matanya sudah berkaca-kaca.

"jangan sedih lagi, nanti siapa yang bakal nguatin bangunan kalo tiang penguatnya aja runtuh?"

tangisan yeosang malah semakin deras. tapi ia masih berusaha untuk menjawab ucapannya.

"lalu apa gunanya sebuah tiang kalo pondasinya aja nggak ada?" sahut yeosang dengan terisak.

san memeluk tubuh sahabat karibnya itu. hatinya menangis, namun ia sudah tak memiliki air mata untuk ikut menangis sesuai perasaan di hatinya. kali ini ia ingin menjadi kuat untuk yeosang, setidaknya hanya untuk hari ini.

"kondisi gue makin lemah, sang. lo jangan sedih ya kalo gue tinggal duluan."

yeosang merutuki dirinya sendiri yang tak berhasil menemukan pendonor untuk kedua temannya itu.

"oh iya, kayaknya gue mau donorin kornea mata gue buat chaeyoung deh."

yeosang dari tadi masih sesenggukkan, ingin rasanya ia menyumpal mulut san dengan kertas seperti biasanya ia lakukan di unit apartement mereka. tapi ia tidak memiliki kertas saat ini, dari mana ia bisa mendapatkannya?

"bacot bener deh lo san."

san tertawa mendengar sahutan dari yeosang.

tawaan yang terdengar cukup pedih.

ღωღ

yeosang beranjak dan memilih untuk mengunjungi ruangan wooyoung setelah mengantar san ke ruang inapnya karena tubuh san semakin melemah. ia berjalan menuju lift. begitu pintu lift terbuka, ia masuk dan memencet angka empat.

Hey, San [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang