Eps 4. Keluarga

319 79 6
                                    

Iri hanya untuk orang yang
tak percaya diri. Dan saat
ini aku sedang tak percaya
diri.
—???—

ღωღ

"keluarga aku, lengkap sebenernya. ada mama, papa, kakak dan kembaranku. yang bikin aneh itu..., ketika mama papa lebih sayang kakak ketimbang aku dan kembaranku." ucap chaeyoung mengawali perbincangan seriusnya dengan san malam itu.

san tak mau memotong, ia membiarkan chaeyoung menyelesaikan kalimat demi kalimatnya.

"aneh kan? biasanya anak bungsu yang paling disayang. kembaranku pemikirannya lebih dewasa daripada aku. dia milih menetap di rumah dibanding ikut kabur sama aku." chaeyoung tersenyum getir.

air mata kembali menggenang di pelupuk matanya. chaeyoung menengadahkan kepalanya, menahan agar air matanya tak jatuh lagi.

"huft. aku dan kembaranku selalu disalahkan atas segala hal. kami bener disalahin, kami salah makin disalahin. yang paling parah kena dampaknya itu aku. aku ngelawan, makanya mama papa berani buat nyelakain anaknya sendiri." chaeyoung menggulung baju lengan panjangnya.

san meringis melihat luka-luka tersebut. ada yang tampak benar-benar bekas pukulan dan, ada bekas sayatan.

chaeyoung kembali menurunkan gulungan lengan bajunya.

"sakitkah?" tanya san.

chaeyoung menengok dan tersenyum. kemudian ia menganggukkan kepalanya lalu kembali menghadapkan kepalanya menuju langit.

"tapi dibanding itu semua, hati aku lebih sakit. aku selalu dituntut sempurna sedangkan pas aku dapet nilai 100 di mata pelajaran tertentu mama papaku biasa-biasa aja."

san membayangkan bagaimana jika dirinya yang berada di posisi chaeyoung. membuatnya seketika bergidik ngeri.

san pun kagum dengan fakta bahwa gadis disampingnya ini masih bisa bertahan hidup hingga sekarang walau lima tahun terakhirnya ia lalui tanpa ada dukungan keluarga sama sekali.

yah, untuk insiden yang tadi sepertinya pengecualian.

"hidup di keluarga yang toxic itu, harus siap makan hati. kakakku mana pernah dituntut jadi bener-bener sempurna kayak aku. kembaranku hukumannya lebih ringan dibanding aku. asal kamu tau aja, aku hampir meninggal di tangan papa kalo aja panggilan dari atasan papa nggak mengganggu."

san kaget, sangat kaget. separah itu ayahnya menyiksa chaeyoung? seharusnya chaeyoung melaporkan tindakannya ke polisi!

chaeyoung melihat ekspresi wajah san yang kaget itu. ia tersenyum kecil.

senyum mulu mbak, awas keriput tuh pipi.nggak

"untungnya, papa langsung pergi dan baru balik lima hari kemudian. mama juga lagi diluar negeri jadi saat itu cuma ada aku, katarina alias kembaran aku, sama kak wendy. mereka berdua menghampiri aku lalu bawa aku ke rumah sakit. iya, kak wendy baik banget emang. sayangnya dia nggak berani buat bicara ke papa sama mama. dia merasa bersalah banget sama aku."

san menghela napas lega, setidaknya kakaknya chaeyoung bukan yang seperti di cerita-cerita kebanyakan.

"lo nggak ada niatan buat balik ke rumah?" tanya san.

chaeyoung menggeleng.

"nggak perlu. toh mereka sampe sekarang nggak nyariin aku kan. cuma wooyoung sahabatku dan teman-teman kerjaku yang peduli sama aku. katarina dan kak wendy nggak berani buat nyamperin aku. mata-mata papa selalu ada buat ngawasin mereka sejak aku kabur. duh, semoga katarina baik-baik aja disana."

Hey, San [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang