Tertawalah, seisi dunia akan tertawa
bersamamu dan jangan bersedih
karena kau hanya akan bersedih
sendirian.
—Andrea Hinata—ღωღ
ini sudah empat bulan semenjak insiden yang menyebabkan san masuk rumah sakit waktu itu.
semenjak kejadian itu, chaeyoung mulai lebih memerhatikan kondisi san dibantu oleh yeosang dan wooyoung. contohnya saat bekerja, chaeyoung hanya akan menyuruh san melakukan pekerjaan yang ringan-ringan saja. san pun tidak bisa protes. chaeyoung hanya tak mau kejadian tersebut akan terjadi lagi.
seiring berjalannya waktu, mereka berdua semakin dekat. selalu menemani, mendampingi dan membantu satu sama lain. perasaan nyaman pun timbul, mengakibatkan jika salah satu dari mereka tidak ada membuat yang satunya merasa cemas.
"wooyoung kenapa, sih, pulang cepet mulu? tau nggak kenapa?" tanya chaeyoung pada san yang sedang duduk termenung—menunggu chaeyoung memerintahkan sesuatu padanya.
san mendongak lalu mengangkat kedua bahunya. "nggak tau juga. ngapa nggak tanya sendiri aja?"
chaeyoung kembali bergelung pada adonan makanannya. "nggak enak, kayaknya hal privasi deh."
"coba tanya orang sini. bang lino atau bang seungkwan mestinya tau akan hal itu. kalo mereka nggak tau coba tanya arin, yuqi, yunho, serim. mereka lumayan update kalo soal masalah kondisi dan situasi café star." san mencoba memberikan saran.
chaeyoung tampak sedang mempertimbangkan saran yang diberi oleh san.
"boleh juga. ntar pulang tanya mereka aja deh. kamu membaca situasi dengan baik ya san. omong-omong, tolong ambilin air segelas dong san."
san berdiri dan segera menjalankan perintah yang diberikan chaeyoung.
ღωღ
"ma, wooyoung boleh nyerah untuk terus hidup aja nggak sih?" tanya wooyoung kepada ibundanya setelah ia melaksanakan kemoterapi yang cukup menyakitkan baginya itu.
"kenapa ngomong gitu? nggak kasian sama mama? sama temen-temenmu? eh temen-temenmu semua udah pada tau pasal penyakit kamu?"
wooyoung menggeleng lemah. "cuma tiga orang."
"chaeyoung tau?"
lagi-lagi wooyoung menggelengkan kepalanya.
"nggak ada niatan mau ngasih tau mereka?"
wooyoung menutup kedua matanya. "wooyoung takut, ma. masih belum berani."
krystal tersenyum tipis, ia sangat mengerti keadaan anak semata wayangnya itu.
"kalo belum sembuh juga, mama cariin pendonor hati buat kamu, ya? bertahan lebih lama, mama mohon." ucap krystal sambil memegang telapak tangan anaknya itu.
tangan yang satunya lagi wooyoung taruh diatas tangan sang mama. wooyoung tersenyum lalu menggeleng.
"nggak perlu repot-repot ma. wooyoung udah siap buat ketemu sama ajal wooyoung kok."
"tapi mama masih butuh kamu, nak."
"wooyoung udah lelah, ma. wooyoung pengen istirahat."
keheningan menyelimuti mereka berdua. hanya ada isakan tangis sang mama dan suara dari bunyi jarum jam yang bergerak yang mengisi keheningan di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, San [✔]
Fanfiction[SELESAI] san, seorang pemuda yang telah berhasil 'menyelamatkan' hidup chaeyoung. ©moonchaey, 2020