Sometimes the heart sees what is
invisible to the eye.—H. Jackson Brown, Jr—
ღωღ
"ngomong apa?"
wooyoung menengok ke kanan dan ke kiri, mengawasi apakah ada orang lain selain mereka berdua. setelah dirasa aman barulah ia berbicara.
"nggak ada. gue lupa mau ngomong apa." ucap wooyoung sambil bercanda.
san menghela napas berat sambil memasang ekspresi wajahnya yang kesal terhadap ucapan yang dilontarkan oleh wooyoung.
"bercanda gan, jangan ngambek gitu lah. lo, lo kenal chaeyoung kan?" wooyoung merubah ekspresi nya menjadi serius.
san mengangguk, tanda bahwa ia memang mengenal gadis tersebut.
"gue nggak bodoh buat nyadar kalo tangan chaeyoung lagi di perban walau dia udah make baju oversize kayak gitu. apa yang gue lewatin semalem?"
napas san tercekat. benar, san lupa jika chaeyoung telah melakukan percobaan bunuh diri kemarin malam.
"percobaan bunuh diri." jawab san.
dapat dipastikan wooyoung terkejut dengan jawaban singkat dari san. sorot matanya memaksa san untuk terus bercerita.
"dia ke rooftop, mulai nyiletin tangannya tiga sampe empat kali. dia ngelakuin nya cukup asal, nyampe ngebuat satu luka yang cukup dalam. gue niatnya mau ngunjungin chaeyoung memang, tapi ngeliat dia berjalan kearah rooftop buat gue curiga. setelah nyilet tangannya sendiri, dia balik badan dan jalannya jadi nggak seimbang. gue dengan sigap nangkep chaeyoung dan yah, gue bawa dia balik dan ngobatin lukanya." lanjut san.
wooyoung menghela napas lega karena ternyata san cukup cepat menyadari keadaan. wooyoung dalam hati berterimakasih karena pemuda dihadapannya ini telah menyelamatkan sahabatnya.
"huft. nggak tau, tapi rasanya gue bisa percayain elo buat gue titipin chaeyoung semisal gue nggak ada disamping dia, kayak kemarin malam. lo bisa jaga amanah?" lanjut wooyoung.
san menganggukkan kepalanya sedikit ragu. "kenapa emangnya?"
wooyoung menghela napas panjang.
"nggak kenapa-napa. gue cuma minta tolong ke elo, jagain chaeyoung sewaktu gue nggak ada atau nggak bisa berada dideket dia. dia punya trauma, jangan sampe dia bertemu sama traumanya itu. jaga dia. please. I beg you." ucap wooyoung sambil menautkan kedua telapak tangannya, memohon kepada san.
"pasti. kalo terjadi sesuatu sama dia, lo boleh bunuh gue." jawab san dengan mantap.
wooyoung menghela napas lega begitu mendengarnya.
"tapi, boleh gue tau apa alasan lo tiba-tiba ngomong gini? apalagi ke gue, gue kan orang baru."
wooyoung tersenyum.
entah mengapa, san melihat seperti ada sebuah rahasia yang disembunyikan dalam senyum tersebut.
"itu, biar jadi rahasia gue."
san mengangguk, menghormati privasi dari orang dihadapannya ini.
"lo shift sore kan? nggak mau pulang dulu?" tanya wooyoung sambil mengajak san kembali masuk ke dalam kafe.
san lagi-lagi menganggukkan kepalanya. "nggak deh, gue belum punya tempat tinggal disini."
wooyoung membelalakkan kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, San [✔]
Fiksi Penggemar[SELESAI] san, seorang pemuda yang telah berhasil 'menyelamatkan' hidup chaeyoung. ©moonchaey, 2020