Eps 3. Savior

378 90 3
                                    

Kamu lahir untuk menjadi nyata,
bukan untuk menjadi sempurna.
—???—

ღωღ

chaeyoung berjalan perlahan memasuki gedung tersebut. kakinya terus menaiki tiap anak tangga dengan jantung berdegup kencang.

tak berapa lama chaeyoung akhirnya berhasil berada dipuncak gedung tersebut. ia berjalan perlahan ke ujung gedung. lantas ia berhenti didepan pembatas, melihat ke bawah. ia memegang pembatas besi tersebut dengan erat.

chaeyoung memejamkan kedua matanya, mengambil napas dalam-dalam. ia melompati pembatas tersebut. ia masih melihat ke arah jalanan dengan tangan masih terpegang erat pada pembatas.

"maaf," gumam chaeyoung sambil menutup matanya, merasakan hembusan angin yang datang malam itu.

chaeyoung meyakinkan hatinya.

lantas, ia melepas pegangannya pada pembatas besi tersebut.

hap!

san memegang tangan chaeyoung dengan tangan yang satunya lagi memegang pembatas besi tersebut.

"lo apa-apaan sih make acara mau bunuh diri disini segala hah?! udah nggak sayang nyawa lagi lo?!" teriak san berusaha membuat suaranya terdengar, dengan tangan yang masih memegang tangan chaeyoung.

chaeyoung kaget karena ternyata ada orang yang peduli akan keberadaannya. tapi chaeyoung berusaha memberontak. "lepasin! kamu nggak perlu peduli sama aku!"

san mana mau mendengar. ia menarik tubuh gadis tersebut dengan mengerahkan seluruh kekuatannya.

bruk!

"gila lo!" seru san pada chaeyoung begitu ia berhasil menyelamatkannya.

"kamu yang gila! aku nggak berhak hidup!biarin aku mati aja kenapa sih?!" ucap gadis itu dengan suara yang bergetar. ia menundukkan kepalanya, menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

angin malam tiba-tiba berhenti, seakan memberi waktu pada chaeyoung untuk mengeluarkan segala keluh kesahnya yang selama ini ia pendam.

"aku tuh cape, cape! kenapa sih, nggak ada satu orang pun di keluarga aku yang peduli sama aku?!" adunya sambil terus menangis terisak.

san merasa bersalah telah meneriaki gadis yang berada di hadapannya ini. ia bergerak mendekat lalu memeluknya, memberi kehangatan yang bisa ia berikan.

chaeyoung hanya menerima perlakuan yang diberikan san kepadanya. ia malah membalas memeluk san, menangis dengan keras hingga san merasa ia akan masuk angin karena bajunya mulai terasa basah.

"eh, maaf." ucap chaeyoung lalu melepaskan pelukannya pada laki-laki yang tidak ia kenal itu.

"kita ketemu lagi disini," ucap san sambil berdiri. "duduk disana yuk, sambil nenangin diri lo." lanjutnya sambil mengulurkan tangannya.

chaeyoung mengangguk, lalu menerima uluran tangan san. mereka berjalan beriringan menuju kursi yang terletak dekat pintu yang mereka lewati tadi.

mereka berdua duduk berdampingan. san memilih diam sambil menunggu chaeyoung sedikit tenang.

dirasa sudah cukup tenang barulah san berbicara. "gue nggak tau apa dan dengan siapa masalah lo itu. tapi perlu lo inget, tiap orang di dunia ini berhak buat hidup, walaupun lo merasa hidup lo nggak adil," ucap san sambil memandang bintang-bintang yang ada di langit. "dunia nggak akan pernah adil, nggak akan pernah baik. dunia akan selalu ngasih hal-hal yang kejam ke kita, biar apa? biar kita kuat. biar kita bisa melawan tiap ketakutan yang ada pada diri kita, menjadi pribadi yang lebih berani."

chaeyoung tertegun pada tiap kata yang dilontarkan oleh san. san sendiri bingung bagaimana bisa ia melontarkan kata demi kata hingga tersusun sedemikian rupa dan menjadi kalimat bermakna bagi gadis disampingnya.

aduh, saya jadi pusing sendiri nulisnya.

"lo tau kenapa gue suka langit malam?" tanya san tiba-tiba.

chaeyoung menggeleng, ia ikut melihat ke arah langit angkasa. indah. "kenapa?" chaeyoung bertanya balik.

san lalu mengalihkan pandangannya ke gadis blonde disampingnya. "karena langit malam mengajarkan kita bahwa tiap-tiap yang gelap itu pasti akan ada cahaya yang bersiap meneranginya. bahkan kadang terdapat hal indah yang hanya bisa dilihat pada saat gelap. contohnya yang ada dilangit saat ini," jelas san sambil kembali memandang ke arah langit.

laki-laki ini, dia pintar sekali dalam merangkai dan membuat kata-kata.

"dan bintang mengajarkan kita, bahwa kita tidak akan pernah sendirian. akan ada seseorang atau bahkan lebih yang akan menemani dan mengerti keadaan kita." lanjut san.

sorot mata san tiba-tiba berubah dari yang sebelumnya damai menjadi sorot mata penuh kesedihan.

"lo pikir dengan bunuh diri bisa ngebuat diri lo nggak ngerepotin orang di sekitar lo lagi? lo salah besar. mereka malah makin sengsara yang ada. belum lagi kehilangan orang yang mereka sayang, ngurusin asuransi kematian, peti kematian, bunga karang, dan itu semua lo pikir nggak make duit apa?"

lagi-lagi, chaeyoung tertegun dengan kata-kata san. ia benar-benar tidak memikirkan itu semua. yang ia pikirkan hanyalah mati.

"kamu terlihat tegar ya. padahal aku tau kamu nggak setegar yang terlihat." ujar chaeyoung sambil menundukkan kepalanya dan mengayun-ayunkan kakinya.

kali ini san memandang dengan tatapan bingung ke arah chaeyoung. sedangkan yang ditatap hanya tersenyum getir sambil masih melihat kakinya yang ia ayun-ayunkan tersebut.

"aku tau kamu juga lagi ada masalah, bisa terlihat dari sorot mata kamu. kamu bisa berbagi cerita ke aku. aku mungkin bodoh karena pengin mengakhiri hidupku sendiri, tapi aku nggak akan sebodoh itu buat peka kalo kamu juga lagi ada masalah."

kali ini san yang tertegun dengan kata-kata chaeyoung. baru kali ini ada orang yang berhasil mengetahui isi hatinya. san selalu bisa menyembunyikannya dengan rapi jadi ia tidak pernah ketahuan kalau ia sedang menyembunyikan sesuatu. tapi gadis ini, dia berbeda dari yang lain.

"kita saling berbagi cerita aja, biar impas. omong-omong nama lo siapa? kita ketemu dua kali tapi belum tau nama masing-masing." san mengulurkan tangan kanannya, bermaksud untuk berjabat tangan.

chaeyoung membalas jabatan tangan tersebut. "son chaeyoung. kamu?"

"san. choi san."

ღωღ















































TBC

setiap manusia pasti pernah merasa lelah.

kalo kamu sudah berada dititik itu, semangat ya! aku harap kamu berhasil mencapai apa yang kamu inginkan sehingga rasa penatmu terbayarkan!

omong-omong cara ngomongnya san aku ganti, hehe. cuma itu doang kok.

Hey, San [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang