Chapter 1

387 65 67
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA DISTANCE <3


"SMA bakti luhur"

Tulisan timbul di gerbang itu akan mengubah hidup ketujuh perempuan yang sedang membacanya di tiga tahun kedepan.

Katanya masa SMA adalah masa paling indah, akan ada banyak kenangan yang tentunya akan berbekas. Semua ditentukan dari bagaimana cara kita menikmatinya. Terlalu biasa saja jika dilewati dengan hanya belajar, belajar dan belajar. Kadang melakukan sesuatu yang melanggar juga perlu kan?

"Cause normal is boring"

Tiga tahun terlalu singkat. Maka dari itu ayo membuatnya menjadi menyenangkan.

"Gak usah sok menghayati. kita bukan lagi syuting ftv sekolahan, ayo masuk! Kita udah telat, upacara penutupan 1 menit lagi," ujarnya. Floren citra Valencia. Salah satu dari 7 perempuan dengan wajah yang sedikit menggambarkan bahwa dia itu keturunan tionghoa.

"Ini cewek hobinya ngerusak suasana," sahut Zelin. Zelin zakeisya tepatnya.

Ketujuhnya masuk secara bersamaan membuat seluruh siswa siswi yang sudah resmi menjadi anak SMA menengok ke belakang. Penasaran, siapa yang berani datang telat di hari penutupan masa MPLS.

"Gue ngerti kali gue itu cantik, tapi biasa aja dong liatinnya, perasaan nggak badai badai amat deh gue," Vania indah. Perempuan itu mengibaskan rambutnya ke belakang membuat andhin memukul rambutnya karena separuh rambut perempuan itu masuk kedalam mulut andhin.

"Iya gue ngerti kalo lo itu cantik, tapi sikap sok badai lo itu diilangin dulu. Mulut gue nih jadi korban!" ujar Andhin emosi.

"Gebukin aja udah," Zelin yang berjalan disamping mereka malah mengompor, "Sok mantep itu namanya," katanya lagi.

"Berantem jangan disini dong, ring tinju kan jadinya useless," balas Selda, selda kiera. perempuan yang sedari tadi sibuk bermain game online di ponselnya. selda juga masuk di salah satu tim game terkuat di kota ini. And she's totally in love with her mobile game.

"Itu yang lagi jalan sambil ngobrol. Tolong cepat masuk ke dalam barisan! Kita nggak punya waktu ya buat nungguin kalian doang!" sindir gadis dengan rambut hitam pekat yang sedang berdiri dengan mic ditangannya dan juga almamater yang terpasang rapi di badannya. OSIS, ia adalah anggota OSIS yang bertugas hari ini.

Ketujuhnya bergegas cepat untuk masuk ke dalam barisan dengan acak. Bahkan Floren pun sampai masuk ke dalam barisan laki laki.

"Ngapain lo disini? Lo gak liat ini barisan cowok?" Floren mengangkat kepalanya menatap laki laki yang sedang menegurnya itu dengan tatapan malas. Lagi pula Floren juga dalam keadaan darurat. Mana mungkin Floren mau masuk ke dalam barisan laki laki Kecuali...

Para lelaki itu berparas tampan.

"Pembagian kelas bakal dibagi sesuai dengan jurusan yang kalian pilih, guru-guru yang ada di tribun yang bakal nentuin kalian masuk di kelas apa. Untuk sekarang kalian silahkan istirahat di pinggir lapangan, yang mau jajan di kantin silahkan."

Setelah memberi pengumuman gadis itu kemudian menaruh microphone nya di meja dan kembali duduk bersama anggota anggota OSIS yang lain. Floren yang sedang menunduk langsung melangkah pelan menuju keenam temannya yang sedang berjalan ke pinggir lapangan sesuai dengan perintah anggota OSIS tadi.

Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang