Chapter 7

151 26 13
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA DISTANCE <3

"Good morning everyone," Sapa miss Vale pada siswa siswi kelas X IPA 2.

Hari ini adalah jam pelajaran bahasa Inggris, jam pelajaran miss vale. Hari ini juga mereka akan mempresentasikan hasil kerja mereka. Tugas kelompok yang diberikan miss Vale tidak terlalu sulit. Anak SMP juga bisa mengerjakannya.

"Ra, pinjem pemadam dong," ujar Gabriel meminta.

"Pemadam apaan?" tanya Tiara bingung.

"Penghapus bego," balas Gabriel.

"Lo ngomong yang bener."

"Yakali gue ngomong mulutnya dibengkokin, mikir sia teh."

"Bacot, nih! Bunganya 50 persen ya."

"Buset! Penghapus doang caelah!"

"MAU KAGAK?" teriak Tiara membuat seisi kelas melihat kearah nya dan Gabriel.

"Tiara, ada apa itu?" tanya Miss Vale.

"Engga kok miss, cuman pinjem penghapus aja," jawab Gabriel.

Pelajaran dimulai dengan tentram tanpa Gabriel dan ketiga temannya yang dihukum seperti minggu pertama miss vale mengajar. Presentasi berlangsung lancar.

Miss Vale adalah orang yang santai jika dibandingkan dengan minggu pertama guru itu mengajar, waktu itu mungkin beliau sedang tersulut emosi hingga terkesan galak saat pertemuan pertama.

Tapi sekarang, siswa siswi di kelas X IPA 2 sangat senang dengannya, miss Vale ini termasuk guru yang bisa dibilang gaul. Ia bahkan membagikan username instagram nya untuk difollow para siswa.

Postingan di instagram nya pun penuh dengan endorsan.

***

"Flo. Itu samperin dianya," perintah Zelin pada Floren yang sedang duduk di bangku kantin sambil menyantap makanan yang ia pesan.

"Bwentar elwhah orwang lagwi makwan," jawab Floren. Mulutnya masih penuh dengan makanan

"Apaansi bakwan, orang lo makan nya pop mie," ujar Jua.

"Makan ju makan," ujar andhin.

Floren menyapu seisi kantin dengan tatapannya, mencoba menemukan laki laki yang sejak kemarin membuatnya seperti orang gila. Dengan cepat ia menghabiskan makanan nya saat melihat seorang perempuan yang ingin duduk di samping lelaki itu.

Dengan tergesa gesa ia berjalan menuju meja yang laki laki itu tempati, namun zonk. Perempuan yang diduga kakak kelasnya itu sudah terlanjur duduk disamping nya.

Mungkin dia akan menemui laki laki itu sehabis waktu istirahat saja berhubung kelas mereka bersampingan, pikir Floren.

"Mana sempat keburu direbut," ujar Liara mengejek.

"Apaansi, diem lo!" balas Floren tak Terima.

"Pffftt."

"Ni juga kenapa sih, udah dibilangin. Muncrat ju!" bentak Floren.

"Itu mie nya napa bikin kelurahan di muka lo," ujar Jua sambil menahan ketawa.

Tawa ke-enam perempuan itu mengisi keramaian kantin, membuat rizky dan kedua temannya melirik kearah mereka. Jangan tanya bagaimana ekspresi Floren sekarang, gadis itu sedang susah payah menahan malu.

Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang