Chapter 14

43 11 18
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA DISTANCE <3


"Makasih ky udah anterin gue sampe depan rumah." ujar Floren.

"Yoi," balasnya. "lo nggak mau balas budi lagi gitu?"

"Lo bener bener mau bikin gue jadi fakir miskin ya ky?"

"Engga. becanda doang Floren," rizky tertawa membuat Floren ikut ikutan menampilkan deretan giginya yang rapi itu. "entar aja gue minta balas budinya. yang jelas bukan traktiran."

"Wah nggak ikhlas ya lo nganterin gue balik."

"Udah nggak usah banyak omong. masuk Sana. liat noh ke atas."

Floren mendongakan kepalanya ke atas. "buwung puyuh?"

"Mata lo. udah mendung. dikit lagi hujan. lo mau gue kehujanan?"

"Bodo amat. lo mau kehujanan kek. mau kesleding kek. mau jatuh kek. gue nggak peduli."

"Jatuh ke pelukan lo aja ya ren."

"Ngadi ngadi. udah ah gue mau masuk. Bye ky," ujar floren sambil ngelambai-lambaikan tangannya.

"pulang langsung ke rumah. jangan mampir ke tante girang."

"Tante girang. elo tuh demen om om." sebelum Floren sempat membalas perkataannya. Rizky sudah pergi dengan motornya.

Floren masuk ke dalam rumah dan langsung dihadapkan dengan mama dan papa nya yang sedari tadi diam diam memperhatikan ia dan Rizky dari jendela kaca di dekat pintu.

Mata mata detected.

Entah kakak nya membohonginya atau tidak, tapi setau Floren kedua orang tuanya pergi ke rumah sepupu nya di bogor. kenapa tiba tiba ada di rumah seperti ini.

"Mama ngapain nempelin muka di jendela gitu?"

"Ngapain lagi kalo bukan liatin kamu." ujar mama nya. "siapa tuh? pacarmu ya?"

"Bukan mah, Mana ada yang mau Sama aku."

"Merendah untuk meninggal," Kakaknya tiba tiba muncul dari tangga.

"Mata lo!"

"Itu beneran pacar kamu ren?" tanya papanya tiba tiba.

"Engga pah."

"Kalo engga. kenapa anterin kamu pulang terus? udah dua kali loh papa liat dia anterin kamu pulang."

"Cuman nebeng. soalnya nggak ada taxi lagi."

"Pacar bukan. pasti gebetan," ujar papanya lagi, "ibadah dimana dia?"

"Di masjid."

Papa Floren terdiam.

"Nggak usah sama dia kalo kamu lebih mentingin agama dari pada cinta."

Floren lumayan kaget mendengar omongan papanya. selama ini beliau santai santai saja jika ada teman SMP Floren yang mengantarnya pulang. mungkin karena sudah SMA. papanya jadi lebih memilih milih.

"Nggak papa kali pah. Floren juga masih SMA. Masih ada kuliah, masih ada kerja, biarin dia seneng seneng dulu." Kata mama nya membela.

"Kalau keterusan sampe Floren kerja gimana mah? bukan nya papa ngelarang kamu deket sama cowok. tapi cari yang seiman ren. bakalan sulit kalo kamu megang garu sedangkan pacarmu megang tasbih."

"iya pah.." balas Floren, pasrah.

"Udah mending kamu ganti baju terus makan. itu ada kue kesukaan kamu buatan tante risa." ujar papanya.

Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang