SELAMAT MEMBACA CERITA DISTANCE <3
"Benar Floren kamu yang melakukan itu?" tanya bu Luna guru konseling di SMA Bakti luhur.
"Iya bu," jawab Floren tanpa rasa takut sedikit pun. sejak awal memang dia tak pernah salah. perempuan yang bernama disya itu saja yang terlalu melebih lebihkan.
"Bener tuh bu! tas saya yang mahal ini sampe jatoh di lantai!" ujar disya.
"Tenang nak disya, ini hanya masalah kecil."
"Masalah kecil gimana bu?! heh! lo tau nggak harga tas gue berapa?!" ujar disya, emosi.
"tas gue bahkan lebih mahal dari harga diri lo!"
Floren masih diam, menatapnya acuh.
"Woi! denger nggak lo? budeg ya?!"
"Tas kakak rusak nggak?" tanya Floren tenang.
"Menurut lo?!"
"Kalo rusak, sini gue ganti. Kasian juga ngeliat kakak ngemis ngemis minta ganti tas sama gue."
"Lo! mulut lo tuh dijaga ya! gue bisa aja bikin lo dikeluar-"
"Coba aja," potong Floren.
"Saya nggak mau tau bu! Pokoknya orang tua dia harus berhadapan Sama orang tua saya!"
"I-iya nak disya, tenang dulu," Bu luna tampak ketakutan. pasalnya yang ia tangani masalahnya saat ini adalah anak dari donator terbesar disekolah ini.
Mungkin sudah tidak tahan melihat raut wajah Floren yang annoying dimatanya. Disya melangkahkan kakinya keluar dari ruang konseling. ia pikir Floren sama saja seperti orang lain yang selalu tunduk jika bermasalah dengannya. Ternyata disya salah besar.
Setelahnya, Floren juga memutuskan untuk keluar dari ruangan mengerikan itu dan langsung dihadapkan dengan Atha yang berdiri sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. Laki laki itu tadinya kaget saat mendengar nama Floren yang tiba tiba dipanggil ke ruangan konseling.
Langkahnya terhenti ketika ingin menghampiri Floren namun perempuan itu langsung dikerumuni oleh ke-enam temannya.
"Ren, lo gak di apa-apa in kan Sama Manusia tadi?" tanya Zelin panik, "lo ngutang ma dia ya?"
"Ngutang ngutang bapak lo!" ujar Andhin, "udah deh, lo gak usah ngadi ngadi."
"Ngadi ngadi artinya mendesah ndhin," balas selda yang sedang sibuk mengotak ngatik handphonenya.
"Emang lo ada masalah apa sih Sama dia ren?" tanya vania. "sini kita selesain secara laki," gadis itu melipat kedua lengan bajunya ke atas lalu bergaya seperti preman pasar.
"Lo cewek goblok!" ujar Liara, "Lama Lama gue rasenggan juga lo."
"Sshhttt, diem dulu. Kita dengerin cerita Floren," ujar Jua.
"Udah gue bilang kan ju! Muncrat tau gak?!" bentak Andhin.
"Yaiya maap ndhin!" bentak jua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
Teen Fiction"Aku untuk kamu kamu untuk aku Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda." Kamu tahu potongan lagu itu tha? Potongan lagu itu kayak kita. Sejauh apapun kita berjalan. Pasti ada persimpangan yang memisahkan kita untuk tidak lagi sejalan.