Chapter 4

152 42 80
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA DISTANCE <3



Seperti biasa, siswa siswi akan disuruh apel pagi saat tiba di sekolah. Biasanya kepala sekolah atau guru jaga akan memberikan pengumuman tentang sesuatu yang akan dilaksanakan hari ini.

Setelah menunggu sekitar setengah jam, ya setengah jam. Mereka disuruh berdiri dari jam 07.30 hingga 08.00 hanya untuk menunggu kepala sekolah datang. Spanduk besar terpasang di antara tiang satu dan tiang lainnya.

"Pemilihan ketua OSIS dan wakil ketua OSIS serta anggota OSIS baru periode 2020/2021"

"Selamat pagi anak anak," Sapa pak kepala sekolah. dan dibalas sapaan balik oleh siswa siswi.

"Hari ini sesuai spanduk yang sudah terpasang, kita akan membuka pendaftaran bagi siapa saja yang ingin mencalonkan diri menjadi perangkat OSIS," Jelasnya.

Suara tepukan tangan terdengar keras ditengah lapangan. Setiap tahun perangkat OSIS lama memang harus diganti dengan perangkat OSIS baru mengingat setiap tahun pasti ada siswa siswi baru yang mendaftar untuk bersekolah.

Kepala sekolah akhirnya mempersilahkan siswa siswinya untuk mendaftar di pembina OSIS. Mereka mengambil formulir untuk mengisi data diri kemudian akan diserahkan lagi kepada pembina OSIS atau perangkat OSIS yang lama.

Namun nyatanya tidak semua siswa menyukai organisasi tersebut. Ada yang menganggap OSIS itu organisasi yang selalu mengganggu aktivitas mereka, ada juga yang menganggap OSIS sebagai organisasi yang tidak berguna.

Tapi tetap saja masih banyak yang berminat dan ingin mendaftar menjadi perangkat OSIS.

***

Setelah apel pagi tadi, guru pembina OSIS serta perangkat OSIS yang lama melaksanakan rapat mendadak. Dengar dengar rapat itu dilaksanakan untuk membahas kegiatan kegiatan OSIS yang akan dilakukan pada masa jabatan OSIS yang baru. Oleh karenanya siswa siswi sekarang bebas berkeliaran. Karena jumlah anggota OSIS yang banyak sehingga guru guru memutuskan untuk tidak mengajar hingga jam pelajaran pertama selesai.

"Gue mau ke kantin, ada yang mau nitip gak?" tawar Floren pada teman temannya.

"Boleh deh, gue pop Ice ya," jawab Zelin.

"Lo belom makan apa apa dari pagi, emang boleh langsung minum es gitu? Air putih aja kali lin."

Zelin memutar bola matanya malas, "muntah gue kalo minum air putih," Ucapnya lalu memberikan uangnya pada Floren.

"Agak lain memang kau ku tengok," balas Floren tanpa melihat nominal uang yang diberikan Zelin.

Perjalanan dari kelas ke kantin biasa biasa saja sebelum Floren bertemu dengan 4 laki laki yang berjalan bersaf hingga menutupi jalan.

"Minggir!" pinta Floren. Ya dia sedikit meninggikan suaranya, pasalnya ke empat lelaki itu sudah tau bahwa Floren ingin lewat tetapi mereka masih saja berjalan menutupi jalan. Tanpa aba aba floren berjalan menerobos mereka ber empat.

"Buta mata lo?!" Ujar salah satu diantara mereka.

"Jalan tuh pake mata!" Sambung yang lainnya. ah Floren ingat wajah orang yang baru saja meneriakinya, laki laki yang kakinya sengaja ia majukan sehingga membuat Floren terjatuh di depan kelas kemarin.

Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang