Kuliah

27.6K 1.2K 23
                                    

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca. Selamat membaca!

Jangan lupa vote dan comment ya....

-

-Senin, 4 Januari 2016-

Sesampai di rumah, ibu yang duduk di teras berlari menghampiri mobil yang baru saja diparkir ayah. Aku segera turun untuk menghampiri ibu.

"Ibu!!!" Aku berlari, memeluk ibu erat. Aku menangis.

Ibu membelai rambutku dan membalas pelukanku.

"Ayo, kita masuk dulu."  Ayah mengatakannya dan masuk ke dalam rumah.

Ibu menuntunku hingga ke kamarku.

"Istirahat dulu ya nak, ganti baju dulu lalu tidur."

Ibu langsung menutup pintu dan pergi menemui ayah. Ini kebiasaan orang tuaku. Membicarakan sesuatu yang rahasia tanpaku. Menyuruhku tidur.

Biasanya aku akan nurut tidur, tapi kali ini berbeda. Aku tau apa kira-kira yang akan dibahas orang tuaku. Membahas kasus pembunuhanku.

Karena penasaran, aku buka pintu sedikit untuk mendengar lebih jelas.

"Dia wanita gila. Kaila tidak sengaja."

"Jadi kaila gak akan ditangkap? Maksudku di penjara kan?"

"Tidak grace. Aku sudah memberi polisi itu uang. Sekarang sudah aman."

"Uang? Berapa?"

"25 juta."

Ayah dan ibu sama-sama diam. Ternyata ayah mengeluarkan biaya yang besar untuk kasusku. Aku merasa bersalah.

"Bagaimana kuliah Kaila?"

Ibu tiba-tiba bersuara.

"Apa kita harus meminjam uang lagi?"

Ibu kembali bertanya dan ayah diam saja.

Apa mungkin 25 juta kasusku sebenarnya uang kuliahku?

"Kita gak bisa pinjam lagi."

Ayah dan ibu sama-sama terdiam. Ternyata 25 juta juga uang pinjaman. Apa ini artinya aku nggak bisa kuliah?

Aku pusing. Aku merasa bersalah juga. Aku memilih untuk tidur saat ini. Aku lelah...

-

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Makan malam sudah selesai. Kami semua makan dalam diam.

"Ayah, ibu. Aku ingin tanya."

"Tanya apa la?" Ibu menyautku.

"Aku berencana langsung bekerja setelah lulus SMA. Apakah boleh ayah, ibu?"

Benar, aku tak ingin menambah beban ayah dan ibu.

Ayah dan ibu tampak kaget dengan perkataanku. Mereka saling pandang.

"Kenapa kamu begitu kaila? Bukannya kamu ingin kuliah?" Ibu akhirnya membalasku.

"Tidak bu. Sebenarnya, aku ingin langsung bekerja. Kuliah itu harus belajar dan bikin aku pusing. Aku mendaftar kuliah kemarin karena kupikir itu wajib bu. Boleh ya bu?"

Kali ini aku menatap dengan tatapan memohon. Aku tidak ingin hanya karena kuliahku, ayah dan ibu menjadi kerepotan. Kuliah bisa nanti, tidak harus sekarang. Walau ini agak melenceng dari rencana hidupku.

"Kamu yakin Kaila?" Ayah akhirnya mengeluarkan suaranya.

Aku segera menggangguk mantap. Ayah, ibu, restui keputusanku. Aku mohon. Aku tidak ingin membebani ayah dan ibu.

"Baiklah kalau itu keinginan kamu nak. Ayah setuju saja."

"Ibu juga."

"Makasih ayah! Makasih bu!"

Aku senang dan sedih. Aku benar-benar tidak bisa kuliah selesai SMA. Tetapi setidaknya, ayah dan ibu tidak perlu bersusah payah lagi.

"Iya nak. Lanjutkan makan. Setelah kamu UN, kita baru bahas lagi kamu bakal kerja apa dan bagaimana. Sekarang fokus dengan pelajaran kamu, Kaila. Karena itu akan menjadi ijazah terakhir kamu."

"Iya ayah." jawabku dengan senyuman yang kupaksakan.

Ijazah terakhir. Ijazah yang akan ku banggakan untuk mencari pekerjaan nanti. Aku harus berusaha yang terbaik.

Kami melanjutkan makan malam kami. Ini hari yang tidak terduga. Aku melakukan pembunuhan dan keputusan tidak kuliah.

-

Jangan lupa vote dan comment ya....

Terimakasih dan stay tune :)

This is Love Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang