Menikah

21.7K 1K 55
                                    

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca. Selamat membaca!

Jangan lupa vote dan comment ya....

-

- Rabu, 13 Januari 2016 -

Aku mengganggukkan kepalaku. Bryan tidak mengajaknya pacaran tapi pedekate. Jadi kenapa aku melarangnya?

"Yes! Terimakasih la!" Bryan tersenyum gembira. Aku pun jadi ikut tersenyum.

"Udah nih. Kita pulang aja yuk." ajakku karena sudah selesai memilih.

"Nggak mau makan siang bareng dulu?" Tawar Bryan.

Belum sempat menjawab, suara telepon masuk. Dari Kak Ferdi. Mataku langsung membinar. Akhirnya, Kak Ferdi menghubungiku.

Aku langsung mengangkat telepon dari kak Ferdi pada deringan kedua.

"Halo kak."

"Udah pulang sekolah kan? Aku udah di depan rumahmu."

"Oh, itu kak, aku lagi bareng teman." Aku melirik Bryan. Bryan menatapku seakan penasaran siapa yang meneleponku.

"Oh, kapan pulang?"

"Ini mau pulang kak. Tapi aku dikawasan apartemen kakak." Aku ingat toko buku ini dekat dengan apartemen Kak Ferdi.

"Tunggu disana. Biar kakak jemput, kirimkan alamatnya ke kakak."

"Oke kak." Aku mematikan teleponku.

"Siapa la?" Bryan langsung tertanya penasaran.

"Ini kak Ferdi." Apa aku harus jelaskan aja kejadian kecelakaan truk itu kepada Bryan?

"Siapa dia la? Kakak kandung?"

"Oh, bukan. Dia itu anak dari ibu yang aku bunuh." Aku pun akhirnya menceritakan semua kejadiannya kepada Bryan sambil membayar buku di kasir dan menunggu kak Ferdi.

"Jadi, sebagai hutang budi, setiap dia ada ada dikota ini, aku masakin dia makanan."

Bryan menggangguk mengerti.

"Oke la. Aku temani kamu disini. Nanti kalau udah pulang ke rumah, hubungi aku ya. Line aku." pinta Bryan.

"Oh iya, oke."

Kami berdua duduk menunggu kak Ferdi. Tak berapa lama, kak Ferdi memarkirkan mobilnya di depanku.

"Duluan ya yan."

Bryan malah ikut aku mendekati mobil kak Ferdi.

"Kak, tolong antar Kaila sampai rumah dengan selamat dan jangan malam-malam." Bryan tiba-tiba ngomong seperti itu dan pergi.

Aku tersenyum canggung dan menutup pintu mobil. Kak Ferdi melajukan mobilnya.

"Siapa dia la?"

"Dia Bryan kak, temanku."

"Oh, teman... Tapi kenapa kayak pacar gitu?" Aku terdiam. Sepertinya kak Ferdi kurang suka dengan tingkah laku Bryan.

"Hmm, dia suka aku kak."

Kak Ferdi diam beberapa saat. Kami diam sampai tiba-tiba kak Ferdi menghentikan mobilnya.

"Kamu suka sama dia?"

Suka? Aku tidak tau. Karena Bryan baru menyatakannya tadi dan aku baru ingin membuka hatiku untuk Bryan.

"Belum kak." Jawabku akhirnya.

"Jangan suka dia. Suka aku aja."

Deg. Apa? Aku bingung. Tiba-tiba, otakku kok berhenti berfungsi gitu.

"Kaila, menikahlah denganku."

Apa?!! MENIKAH? Aku terdiam.

Kak Ferdi juga diam. Kemudian, kak Ferdi melajukan mobilnya dan mengantarku pulang.

-

"Terimakasih kak tumpangannya." Aku segera turun dari mobil.

"Kaila, aku serius. Aku tunggu jawabannya."

Aku langsung menutup pintu mobil dan masuk ke rumah. Hari ini aku dua kali jantungan. Tapi yang terakhir membuatku jantungan sengaja mati.

Menikah? Apa kak Ferdi serius? Aku masih sekolah dan aku bahkan belum kerja. Sedangkan Bryan baru meminta pedekate bukan pacaran.

Gimana nih, aku bingung.

Aku tidak tau apa yang harus kulakukan sekarang. Aku memilih tidur dari pada belajar hari ini. Hari ini hari yang lelah.

-

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Aku siap-siap untuk turun makan malam. Tiba-tiba ada suara line masuk. Aku melihat isi pesannya dari notifikasi HP.

Dari : Bryan

Kaila.

Udah pulang?

Ah, aku lupa memberi kabar pada Bryan. Kemudian masuk line lagi.

Dari : kak Ferdi

Kaila.

Lagi ngapain?

Biasanya, Lineku yang hanya notif dari akun official, kini malah dapat notif dari dua orang yang menyukaiku.

-

Hai, author ada pengumuman 😁

Mulai besok, selain author update setiap hari, jam update author tetapkan antara jam 19.00 - 22.00 WIB.

Kalau author nggak update hari itu, sebagai gantinya, author bakal DOUBLE update.

Jangan lupa vote dan comment ya....

Terimakasih dan stay tune :)

This is Love Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang