Ini 1 partnya lagi...
Terimakasih sudah berkunjung dan membaca. Selamat membaca!
Jangan lupa vote dan comment ya....
-
- Senin, 15 Februari 2016 -
Sesampai di sekolah, aku langsung duduk di bangkuku. Aku melihat Jovita sendirian.
"Bryan kemana? Tumben dia nggak ada?"
"Dia sakit. Jadi absen."
Aku ber-oh ria dan kembali galau.
"Kenapa la? Ada masalah?"
Lebih baik aku curhat. Aku saat ini butuh nasehat.
"Tadi pagi, Kak Ferdi datang ke rumah."
Jovita membenarkan posisinya untuk mendengarkanku. "Terus terus?"
"Kak Ferdi mengutarakan kalau dia pengen nikahin aku tanggal 7 April nanti sama orangtuaku."
"Serius? Terus terus? Orang tuamu bilang apa?"
"Mereka setuju sih. Lalu saat dijalan tadi, Kak Ferdi bilang dia nikahin aku cepat karena dia seperti butuh kawan hidup. Tujuan pulang gitu. Soalnya aku yang membuat ibu Kak Ferdi pergi secepat ini."
Aku kembali sedih dan merasa sakit di dadaku.
"La, lu jangan sedih. Menurutku Kak Ferdi hanya mengutarakan perasaannya. Disini tinggal lu. Lu cinta nggak sama dia?"
Aku otomatis menganggukkan kepalaku. "Aku mulai deg-degan, dan juga aku merasa Kak Ferdi jauh padahal baru aja ketemu dia. Terus aku sekarang dengan senang hati mau menikah dengan dia juga."
"Jadi apa yang lu ragukan lagi? Lu harus yakin."
Benar yang dibilang Jovita. Apa yang kuragukan?
"Baiklah, aku akan segera menerima lamaran Kak Ferdi."
Jovita yang mendengar jawabanku langsung memekik senang.
"Ciee... Jangan lupa undang gue ya." Aku tersenyum senang dan menggangguk malu.
Tiba-tiba aku teringat dengan niat pedekate Bryan padaku.
"Tapi bagaimana Bryan?"
"Oh, Bryan. Hmmm, nanti gue ngomong sama dia supaya dia ngerti."
"Makasih vit. Kamu emang terbaik." Aku bernafas lega.
"Lagian si Bryan juga lamban banget sih jadi orang. Dari kemarin nggak ada dia ngejar lu nampaknya. Cuma bedanya bareng kita aja."
"Mungkin itu caranya kali. Pelan tapi pasti." Aku membela Bryan.
"Yeee... Pelan banget sampe lu udah dipingit sama orang. Mau nikah lagi. Mending kayak Kak Ferdi kencang gas pool. Nggak ada rem."
Aku tertawa mendengarkannya. Bel pun berbunyi dan kami kembali fokus ke pelajaran.
-
"Vit, kamu pulang sama siapa?" tanyaku.
"Gue dijemput kok sama bokap." jawab Jovita meyakinkanku.
"Yakin? Nanti sampe sore?"
"Nggakpapa, udah lu pulang sana. Aku ramal Kak Ferdi udah nungguin lu di depan rumah lu." goda Jovita.
"iih, apaan sih. Yaudah, aku duluan ya."
Aku melambaikan tanganku meninggalkan Jovita yang menunggu.
Tiba-tiba terdengar suara motor yang berhenti didepan Jovita. Jovita menoleh dan melihat Bryan.
"Bryan? Lu ngapain disini?"
"Jemput lu. Kan gue selalu antar lu pulang sekolah." jawab Bryan santai.
"Tapi bukannya lu lagi sakit?"
"Udah mendingan. Udah cepat naik."
Jovita buru-buru naik ke motor Bryan. Bryan mengemudi motor itu meninggalkan sekolah.
-
Sesampai di rumah, ramalan Jovita salah. Kak Ferdi tidak ada di depan rumahku.
Aku mengganti baju dan tiduran diatas kasur. Aku melihat HP sesekali untuk melihat apakah ada pesan masuk atau tidak.
Padahal aku ingin menjawab lamarannya tapi dia nya yang nggak ada.
Aku jadi kangen sama Kak Ferdi. Padahal pagi ini, kami baru saja bertemu.
-
Jangan lupa vote dan comment ya....
Terimakasih dan stay tune :)
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Love Story (END)
RomanceKuliah - Bekerja - Menikah - Punya Anak. Itu adalah rencana hidup Kaila Shabila. Tapi rencana hidup Kaila Shabila menjadi berubah ketika tanpa sengaja membunuh seorang wanita gila. Pembunuhan itu malah membuat Kaila Shabila akhirnya bertemu dan dila...