Kencan

17.2K 852 36
                                    


Terimakasih sudah berkunjung dan membaca. Selamat membaca!

Jangan lupa vote dan comment ya....

-

- Kamis, 14 Januari 2016 -

Sepulang sekolah, aku menunggu kak Ferdi. Untuk Bryan, syukurlah dia tidak menawarkan tumpangan.

Kalau tidak, aku bingung gimana tolaknya. Gak enak juga bilang kalau aku jalan-jalan bareng kak Ferdi.

Kesannya seperti aku pergi kencan.

Bryan di sekolah juga bersikap seperti biasa. Dia tidak berlebihan. Bedanya, biasanya aku berdua dengan Jovita, kini bertiga dengan Bryan.

Hanya itu perubahannya. Kami seperti berteman dekat.

Kemudian, ada mobil berhenti di depan sekolah. Aku berlari menghampirinya. Itu mobil kak Ferdi.

"Udah lama?"

"Nggak kok kak. Baru keluar."

Kak Ferdi tersenyum dan mengemudikan mobilnya ke depan rumahku.

Tak berapa lama sudah sampai di depan rumahku. Rumahku dekat, jadi tidak perlu sampai beberapa menit.

"Sebentar ya kak."

Kak Ferdi menggangguk kepalanya tersenyum. Aku menutup pintu mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah berganti pakaian.

Selesai dandan dan berganti pakaian, aku ijin pamit kepada ibu.

"Bu, aku pergi jalan dulu ya."

"Sama Ferdi nak?"

Deg.

"Kok ibu tau? Bukan maksudku, ibu kenal kak Ferdi?"

"Tadi nak Ferdi setelah antar kamu sekolah, dia datang rumah ngobrol."

Apa? Kak Ferdi ngobrol sama ibu?

"Ngobrol apa bu?" Aku deg-degan. Takut ibu marah atau sejenisnya. Soalnya aku tidak bilang apa-apa ke ibu perihal kak Ferdi.

"Dia bilang dia mau nikahin kamu. Hahaha.... " Ibu tertawa.

Deg.

"Kak Ferdi bilang gitu?" Aku kaget setengah mati. Aku malu setengah mati juga.

"Iya, udah sana, dia udah nungguin, nanti baru bahas."

"Iya, bu. Aku pergi dulu ya, ibu jangan pikir aneh-aneh!"

Ibuku tertawa. "Iya, iya."

Aku jalan cepat dan masuk ke dalam mobil Kak Ferdi.

"Wah, cantik banget Kaila."

"Oh iyaa, hahha makasih kak." Aku yang belum menetralkan jantungku tadi, kini malah bertambah detaknya.

Mukaku semakin memerah dan aku memalingkan wajahku ke jendela mobil. Melihat rumahku dari kaca mobil.

Kak Ferdi tertawa melihat tingkahku dan melajukan mobilnya.

"Kita mau kemana kak?"

"Ke cafe. Kamu belum makan siang kan Kaila?"

"Hehe, iya kak, belum."

Suasana hening. Aku tidak tau harus berkata apa. Aku ingin bertanya soal kunjungan kak Ferdi ke rumah tadi tapi tidak jadi.

Aku pasti tetap malu apapun jawaban Kak Ferdi. Akhirnya aku melihat jalanan sambil mendengar musik yang mengalun di mobil ini.

-

Kami sudah sampai di sebuah cafe. Suasana cafenya mirip starbuck. Aku belum pernah kesini.

"Mau pesan apa Kaila?"

"Fish and chips aja kak."

"Minumnya?"

"Air putih aja."

"Jangan air putih, kamu mau menghemat uang? Gakpapa, aku yang bayar."

"Bukan gitu kak, aku biasanya minum air putih aja."

"Jus apel gimana? Jangan air putih Kaila."

"Oke deh kak. Terserah kakak aja." Aku memilih mengalah saja.

Pelayan itu mencatat pesanan kami dan pergi.

Tiba-tiba aku kepikiran dengan lamaran kak Ferdi semalam.

"Kak, mengenai lamaran kemarin..."

"Jangan sekarang, Kaila. Tunggu 7 kali kencan. Kakak akan dengar jawabanmu saat kencan ketujuh kita nanti."

"Apa kak? Kencan?"

"Iya, kita sekarang sedang kencan pertama."

Kak Ferdi mengembangkan senyumnya. Aku tersenyum canggung.

"Oh iya, line kamu nggak aktif?"

"Aktif kok kak."

"Kenapa pesanku nggak dibalas?"

Oh iya, aku lupa juga mengenai pesan kak Ferdi.

"Itu, kak. Aku, aku.. aku udah tidur jam segitu."

"Oh, kirain hindarin aku."

Kak Ferdi tertawa lega mendengar jawabanku. Aku jadi merasa bersalah tapi biarlah. Aku juga belum siap.

Selama kencan pertama kami ini, ehem...

Maksudku jalan-jalan kami ini, kak Ferdi banyak bertanya tentangku. Tentang tanggal lahir, bagaimana sekolah, makanan kesukaan, dan lainnya.

Kami melewati jalan-jalan kami ini dengan saling bercerita tentang diri kami sendiri.

-

Jangan lupa vote dan comment ya....

Terimakasih dan stay tune :)

This is Love Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang