Terimakasih sudah berkunjung dan membaca. Selamat membaca!
Jangan lupa vote dan comment ya....
-
- Senin, 15 Februari 2016 -
Rasanya waktu berjalan lambat. Rasanya, aku pengen sekarang juga memberitahu jawabanku kepada Kak Ferdi.
Aku ingin sekarang langsung menjelaskan dan menegaskan aku calon istrinya.
Oh iya, kemarin aku mengatakan akan datang ke apartemen Kak Ferdi hari ini. Yah, walaupun tadi pagi sudah bertemu sih.
Aku langsung bersiap untuk pergi.
-
Waktu sudah sore menjelang malam. Kini aku di depan gedung apartemen Kak Ferdi. Aku membeli buah di dekat apartemen Kak Ferdi tadi. Sepertinya Kak Ferdi tidak pernah makan buah. Makanya dia bisa sakit begitu.
"Kaila!"
Aku mendengar suara teriakan Kak Ferdi di seberang jalan.
Kak Ferdi sedang menunggu lampu lalu lintas menjadi merah.
Ditangannya sudah ada makanan yang mungkin dia beli untuk dia makan.
Aku berdiri menunggu Kak Ferdi. Melihat Kak Ferdi, aku menjadi tidak sabar memberitahu jawabanku.
Tapi sepertinya bukan hanya aku yang tidak sabaran. Kak Ferdi langsung menyebrang saat lampu lalu lintas masih hijau.
Emang sih jalan sepi, tidak ada kendaraan yang berlalu lalang di jalan ini sekarang.
Tapi tiba-tiba, aku melihat truk yang melintas kencang.
Aku terkejut. Mungkin truk itu terburu-buru karena lampu lalu lintas sebentar lagi akan merah.
Kak Ferdi tidak menyadarinya, membuatku langsung menjatuhkan buah yang kubeli dan berlari cepat ingin menyelamatkan kak Ferdi.
Ketika aku berhasil menggapai Kak Ferdi, truk yang awalnya melaju kencang mendadak rem, tetapi aku dengan reflek memeluk Kak Ferdi berniat mendorongnya. Menariknya pergi.
Tetapi terlambat. Tubuhku sudah dihantam duluan oleh truk itu dan aku terdorong.
Kak Ferdi yang ikut terdorong juga jatuh bersamaku.
Aku merasa punggungku agak sakit tapi aku masih bisa tahan. Kak Ferdi juga terluka di sikunya karena mengenai aspal.
Untungnya aku masih sadar. "Kak Ferdi nggakpapa?"
Aku segera menghampiri Kak Ferdi membantunya. Sepertinya karena rem yang truk tadi, aku hanya seperti tersenggol oleh truk bukan di tabrak.
"Aku nggakpapa. Kamu gimana? Ada yang sakit?"
"Nggak kak. Ayo kita ke pinggir dulu."
Kami berdua berjalan ke pinggir jalan. Depan apartemen Kak Ferdi.
Truk itu melintas tanpa memerdulikan kami. Mungkin dikiranya kami tidak kenapa-napa.
"Kamu yakin nggakpapa? Ayo kita ke rumah sakit."
"Nggak kak. Nggakpapa. Kakak sepertinya terluka. Ayo kita obati."
"Ini luka kecil. Syukurlah kamu tidak apa-apa Kaila."
Kak Ferdi memelukku erat. Punggungku mulai terasa sakit ketika disentuh. Tapi aku tahan karena tidak ingin Kak Ferdi khawatir.
Kak Ferdi melepaskan pelukannya.
"Kamu kenapa kesini? Kenapa tidak menghubungiku dulu?"
"Aku kan sudah janji bakal datang kemarin kak." Aku tersenyum.
"Selain itu, aku mau bilang, kalau aku..." Nyeri di punggungku semakin menjadi.
"aku...."
"aku menerima lamaran ka..kak." Seketika aku menjadi lemas dan lemah.
Aku tidak dapat menahan tubuhku dan jatuh.
"KAILA!"
Kak Ferdi berteriak dan mengguncangkan tubuhku.
"Jangan pingsan Kaila, kita ke rumah sakit sekarang."
Kak Ferdi panik menggendongku ala bridal style ke parkiran dan mengemudikan mobil ke rumah sakit.
Aku berusaha untuk tetap sadar walaupun rasanya tubuh ini memintaku untuk segera tidur.
-
Jangan lupa vote dan comment ya....
Terimakasih dan stay tune :)
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Love Story (END)
RomanceKuliah - Bekerja - Menikah - Punya Anak. Itu adalah rencana hidup Kaila Shabila. Tapi rencana hidup Kaila Shabila menjadi berubah ketika tanpa sengaja membunuh seorang wanita gila. Pembunuhan itu malah membuat Kaila Shabila akhirnya bertemu dan dila...