Terimakasih sudah berkunjung dan membaca. Selamat membaca!
Jangan lupa vote dan comment ya....
-
- Minggu, 14 Februari 2016 -
Aku menekan password pintu apartemen Kak Ferdi. 921201. Pintu terbuka dan aku masuk kedalam.
Ruangan apartemen Kak Ferdi gelap. Sepertinya, Kak Ferdi sedang bekerja. Aku pun menghidupkan lampu.
"Siapa? Bi Ijah? Bukannya bibi ijin?"
Terdengar suara lemah Kak Ferdi di balik selimut kasurnya. Aku terkejut.
Ternyata Kak Ferdi ada di apartemen. Kak Ferdi melirikku untuk memastikan siapa yang datang.
"Kaila?" ucap Kak Ferdi setelah memastikan siapa yang datang.
"Halo kak. Kakak di apartemen?"
"Iya, Kaila." Kak Ferdi kembali terbaring lemas.
Merasa tidak ada yang beres. Aku meletakkan coklatnya di meja dan menghampiri Kak Ferdi.
"Kak Ferdi kenapa?" Aku menyentuh dahi Kak Ferdi. Panas.
"Kak Ferdi demam?"
Kak Ferdi hanya bergumam iya dan nampak lemas.
Aku pun segera mengambil kain handuk dan baskom untuk menampung air. Aku tidak berani bertanya dimana letak kain handuk dan baskom, Kak Ferdi nampak lemas untuk bangun bahkan berbicara.
Setelah ketemu, aku menampung air ke baskom. Aku mengkompres Kak Ferdi. "Kakak udah makan obat?" ucapku sambil mengkompres Kak Ferdi.
Kak Ferdi menggeleng pelan kepalanya.
Melihat itu, aku segera mencari obat tetapi tidak ada obat apapun disini. Hanya ada obat penenang.
"Kak, aku pergi beli obat dulu ya."
Aku mematikan lampu dan pergi mencari obat di apotek. Selain membeli obat demam, aku juga membelikan bubur yang kebetulan aku lewati.
Kak Ferdi pasti belum makan juga.
Kemudian, dengan tergesa-gesa, aku kembali ke apartemen Kak Ferdi.
-
"Kak makan buburnya dulu."
Kak Ferdi yang masih lemas memaksakan dirinya bangkit duduk.
Aku menyuapi Kak Ferdi. Kak Ferdi dengan pasrah menerima semua suapan yang ku berikan.
Baru 5 suap, Kak Ferdi sudah menggeleng tidak mau makan lagi.
Aku meletakkan bubur ke meja dan mengambil segelas air dan obat.
"Oke Kak. Ini minum obatnya."
Kak Ferdi menerima obatnya dan minum seteguk untuk menelan obatnya.
"Kak, habiskan minumannya. Demam bisa reda kalau banyak minum air putih."
Kak Ferdi pun dengan terpaksa meminum semua air putih yang ada di gelas yang kuberikan.
Kemudian Kak Ferdi berbaring untuk tidur kembali. Aku pun mengkompres kembali Kak Ferdi.
Setiap 30 menit, aku membangunkan Kak Ferdi untuk minum air putih. Sangking banyaknya air putih yang diminum, Kak Ferdi bolak balik ke kamar mandi juga.
Tak terasa hari sudah sore, aku pun memberikan bubur yang belum habis tadi.
Kali ini Kak Ferdi menghabiskannya semua sendiri. Kemudian, aku memberi obat untuk diminum.
"Nanti kalau terbangun tengah malam, kakak minum lagi ya obatnya."
Kak Ferdi menganggukkan kepala. "Terimakasih Kaila."
"Sama-sama kak." Aku tersenyum. Sepertinya Kak Ferdi sudah membaik.
"Besok kakak kerja?"
Kak Ferdi menggelengkan kepalanya.
"Oh, besok aku datang lagi kalau demam kakak masih ada."
"Iya. Kamu datang ada urusan apa Kaila?"
Ah, iya. Aku kan kesini mau kasih coklat. Aku jadi malu sekarang.
"Itu kak... Akuu.. datang kasih coklat." ucapku akhirnya.
"Coklat?"
"Iya kak. Selamat hari valentine kak."
Kak Ferdi tersenyum senang.
"Coklatnya jangan dimakan sekarang ya kak. Kakak harus sembuh dulu."
"Terimakasih, aku jadi makin cinta sama kamu, Kaila."
Aku menatap manik mata Kak Ferdi. Kami beradu tatap. Jantungku rasanya berdetak lebih kencang.
Kak Ferdi menggenggam tangan kananku dengan lembut.
"Menikahlah denganku Kaila. Aku butuh kamu. Aku kesepian 1 bulan ini. Hanya kamu yang mengisi hariku."
"Aku janji, aku akan membahagiakanmu." sambung Kak Ferdi.
Jantungku seakan meledak tapi aku tidak ingin mengakhiri tatapan ini.
"Tidak perlu jawab sekarang. Jawab aku saat jawabannya iya."
Raut wajah Kak Ferdi menunjukkan seperti ragu dan takut kehilangan.
Tiba-tiba, suasana menjadi canggung.
"Aku pulang dulu ya kak. Besok aku datang lagi. Kakak minum air putih yang banyak ya kak."
Aku pamit pergi dan Kak Ferdi tersenyum ke arahku sembari menjawab iya.
-
Jangan lupa vote dan comment ya....
Terimakasih dan stay tune :)
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Love Story (END)
RomanceKuliah - Bekerja - Menikah - Punya Anak. Itu adalah rencana hidup Kaila Shabila. Tapi rencana hidup Kaila Shabila menjadi berubah ketika tanpa sengaja membunuh seorang wanita gila. Pembunuhan itu malah membuat Kaila Shabila akhirnya bertemu dan dila...