Terimakasih sudah berkunjung dan membaca. Selamat membaca!
Jangan lupa vote dan comment ya....
-
- Rabu, 13 Januari 2016 -
Saat ini jam istirahat. Aku, Jovita dan Bryan sedang makan bersama di kantin. Kami ingin membahas tema dari ujian praktikum biologi kami.
"Bagusnya apa ya?" Bryan bertanya.
"Nggak tau juga nih. Gue dan Kaila juga bingung." Balas Jovita.
"Aku ada coba cari semalam. Gimana kalau membedah gitu? Untuk mempelajari struktur sistem organ dalam." Aku menyuarakan ideku.
"Mau bedah siapa?" tanya Jovita.
"Bedah lu lah vit." Canda Bryan.
"ih, kok gue? Kenapa gak bedah lu aja?"
"Bukan beda manusia, vit. Tapi kayak marmut atau tikus gitu." balasku.
"Nggak ah, jangan itu. Kasian marmut atau tikusnya." Jovita tidak setuju dengan ideku.
"Jadi apa dong? Gue sih oke oke aja. Lu kenapa gak setuju sih vit?" Bryan membelaku.
"Gue setuju kalau bedah lu. Kalau lu mah, gue kagak kasian." Jovita tertawa ringan, mengejek Bryan.
Bryan langsung mencubit hidung Jovita kuat.
"Aduh sakit!" Jovita memukul tangan Bryan hingga lepas.
"Pesek hidung lu! Biar gue bantu mancungin."
"Rese lu!" kesal Jovita.
Bryan seketika senang berhasil membalas Jovita.
"Gimana kalau herbarium aja? Kita keringkan dan awetkan tumbuhan." Aku menyuarakan ide lainnya. Mereka pun berhenti bertikai.
"Itu aja deh, jangan bedah pokoknya." Jovita menerima ideku kali ini.
"Oke. Itu aja. Aku ngikut aja." Bryan juga menerima ideku.
"Karena udah oke, gue pergi dulu ya La." Jovita beranjak pergi.
"Mau kemana?" Aku heran. Biasanya Jovita selalu menemaninya.
"Toilet. Mau boker. Bye!"
Jovita melesat pergi. Tinggal aku dan Bryan berdua.
"Mau pesan apa Kaila?" Bryan bertanya.
"Kita kan barusan siap makan?" Aku bingung. Kenapa Bryan bertanya mau pesan apa. Padahal kita baru selesai makan.
"Ah, bukan! Maksud gue, mau pesan minum gitu."
"Oh, nggak, yan. Aku nggak mau pesan minum."
"Oh, gitu. Hmm, habis pulang sekolah, lu ada acara nggak?"
"Acara? Aku biasanya langsung pulang rumah."
"Itu.... Gue mau ajak ke toko buku. Gimana?"
Toko buku? Boleh juga. Aku ingin membeli buku SBMPTN kemarin.
"Boleh. Kita naik bus?"
"Nggak, tebeng gue aja. Gue bawa motor kok."
"Oh, oke." Aku mengangguk setuju.
-
Sepulang sekolah, aku dan Bryan ke toko buku yang seminggu kemarin aku datangin. Aku melihat lagi buku yang ingin ku beli.
"Mau beli apa La?" Bryan bertanya.
"Buku buat SBMPTN. Kamu gimana? Ada yang mau kamu beli?"
"Gue masih lihat-lihat."
"Oh, tapi buku ini mahal ya. Sayang buat dibeli." Aku terpaksa memakai uang yang Kak Ferdi berikan. Ini demi menunjang masa depanku.
"Lu nggak mesti beli buku kok. Di internet juga ada kok bank-bank soal kalau lu cari. Jadi ilmu lu gak cuma dari buku ini." Bryan memberi saran kepadaku.
"Oh, iya juga. Kenapa aku nggak kepikiran ya? Kalau gitu, aku beli satu aja. Aku pilih yang terbaik."
Benar. Aku bisa menghemat pengeluaran.
"Hahaha. Yaudah, gue bantu lihat."
"Iya yan, makasih yan." Aku tersenyum senang.
"Sama-sama La."
Kami kembali melihat buku-buku persiapan SBMPTN disana.
"Hmm, La. Gue boleh tanya sesuatu?" Tiba-tiba Bryan bersuara.
"Boleh, tanya aja."
"Kamu udah punya pacar?"
Deg. Apa maksud Bryan bertanya seperti itu? Kenapa tiba-tiba dia nggak pake gue lu lagi?
"Aku perhatikan kayaknya nggak ada kan?"
Aku menggangguk. Bryan perhatikan aku?
"Aku sebenarnya suka sama lu la sejak kelas 1."
Apa? Kelas 1? Aku terkejut mendengarnya. Udah lama banget.
"Aku berani bilang sekarang karena kamu akhir-akhir ini dekat Jovita. Jovita bilang kamu single dan bilang untuk coba nembak kamu. Aku baru berani sekarang karena takutnya kamu udah ada yang punya."
Glek. Aku gugup. Aku harus ngapain sekarang. Aku baru sadar ternyata Bryan suka aku.
"Kamu mau kasih aku kesempatan pedekate sama kamu?"
-
Jangan lupa vote dan comment ya....
Terimakasih dan stay tune :)
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Love Story (END)
RomanceKuliah - Bekerja - Menikah - Punya Anak. Itu adalah rencana hidup Kaila Shabila. Tapi rencana hidup Kaila Shabila menjadi berubah ketika tanpa sengaja membunuh seorang wanita gila. Pembunuhan itu malah membuat Kaila Shabila akhirnya bertemu dan dila...