Calon Istri

14.5K 724 20
                                    

Ini 1 partnya lagi...

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca. Selamat membaca!

Jangan lupa vote dan comment ya....

-

- Minggu, 24 Januari 2016 -

Kami kembali ke apart Kak Ferdi. Kak Ferdi menekan password yang masih sama. 921201.

Pintu terbuka dan Kak Tuti nampak sudah menyelesaikan pekerjaannya.

"Loh, orang yang catering tadi? Kenapa ikut masuk?"

Aduh, malu banget aku. Tadi aku mengiyakan Kak Tuti kalau aku adalah orang catering.

"Bukan. Dia calon istriku."

Jawaban Kak Ferdi membuat wajahku memerah dan jantungku berdetak lebih kencang.

"Calon istri? Bukannya lu single?"

"Otw unavailable." Aku hanya bisa diam saja disana.

"Hahaha... Selamat yaa, jangan lupa undang aku. Kursiku dibuat VIP ya..."

Mukaku semakin memerah. Aku memilih diam. Sepertinya Kak Tuti salah paham kalau aku sudah menerima lamaran Kak Ferdi.

"Pasti." jawab Kak Ferdi mantap.

"Yaudah, gue duluan ya. Langgeng ya kalian berdua."

Kak Tuti pergi meninggalkan kami berdua. Diatas meja, Kak Tuti udah menuangkan nasi lauknya ke dalam piring.

"Makan yuk."

Aku menganggukkan kepalaku.

"Tadi kenapa ngaku jadi orang catering?"

Deg. Ini pertanyaan tersulit. Aku tidak tau mau jawab apa.

"Hmm, bukan aku yang ngaku tapi tadi Kak Tuti..."

"Kamu cemburu ya? Kamu ngira aku bawa cewek ke rumah?" Kak Ferdi memotong ucapanku.

"Bukan kak. Tadi.... tadi Kak Tuti nggak dengarin aku bicara selesai, jadi tutup aja. Aku juga bingung mau ngaku jadi siapa."

Setengah aku jujur, setengah aku bohong. Dari pada aku dibilang cemburu, lebih baik bilang ini.

"Bilang aja kamu calon istriku kalau bingung." Kak Ferdi tersenyum senang. Dia seperti tau aku berbohong.

"Kak Tuti sering ke sini ya?" Aku mengalihkan pembicaraan.

"Sering gantiin Bi Ijah sih iya. Kenapa? Cemburu ya?" Kak Ferdi menggodaku.

"Bukan kak. Tadi kalian keliatan akrab. Makanya tanya aja."

"Terimakasih udah cemburu, Kaila. Kakak senang."

Wajahku semakin memerah.

"Dibilangin bukan. Udah ah, makan aja." Jantungku berdetak nggak karuan.

"Bersihin apartemen cuma setiap minggu kok. Kadang bisa 2 minggu sekali. Soalnya aku jarang juga di apart. Jadi jangan cemburu ya." Kak Ferdi masih saja menggodaku.

"Udah ah kak. Aku nggak cemburu. Aku cuma bertanya aja."

"Hehe, iya Kaila."

Kami melanjutkan makan dengan Kak Ferdi yang tersenyum senang, sementara aku berusaha menetralkan jantung yang masih berdetak kencang.

-

Kak Ferdi mengantarku pulang ke rumah. Sesampai dirumah,

"Terimakasih kak."

Aku hendak turun dari mobil.

"Kaila." Kak Ferdi memanggilku. Aku tidak jadi turun.

"Ini bukan dalam hitungan kencan ketiga ya. Kita kan bertemu tidak sengaja."

Aduh, Kak Ferdi nggak bisa ngomong pake basa basi dulu apa? Langsung to the point aja. Kan jantungku lemah lagi.

"Terserah kakak aja."

"Iya, terimakasih ya Kaila. Aku bukannya nggak bisa ajak kamu kencan ketiga. Tapi aku ada urusan."

"Iya kak. Santai aja. Aku nggak juga ngebet pengen kencan mulu."

Kak Ferdi tersenyum senang.

"Terimakasih Kaila. Terimakasih juga makanannya."

"Sama-sama kak. Aku duluan ya."

"Iya, calon istriku."

Aku langsung menutup pintu mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah. Kalau nggak, mungkin aku udah serangan jantung di depan Kak Ferdi.

Kak Ferdi emang hobi banget bikin jantungku berdetak nggak normal.

Setelah itu, mobil Kak Ferdi melangkah jauh dari pagar rumahku.

-

Jangan lupa vote dan comment ya....

Terimakasih dan stay tune :)

This is Love Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang