Terimakasih

14.6K 615 29
                                    

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca. Selamat membaca!

Jangan lupa vote dan comment ya....

-

- Rabu, 6 April 2016 -

Hari ini hari terakhir aku Ujian Nasional. Aku senang semua berakhir. Tetapi aku juga deg-degan juga. Besok adalah hari pernikahanku.

"Ciee... Besok udah jadi pengantin aja nih."

Jovita merangkul pundakku dari belakang.

"UN selesai, yuk jalan-jalan. Anggap ini pesta lajang lu sama gua. Lu dah mau nikah besok lagi."

"Oke. Kita mau kemana?"

"Ke mall. Jalan sepuasnya. Sekalian perayaan selesainya masa sekolah kita juga. Hahaha..."

"Aku ijin dulu ya sama Kak Ferdi."

"Pake ijin segala. Hahaha... Yaudah cepatan. Bilang Kak Ferdi, lu milik gue hari ini."

Aku pun menelepon Kak Ferdi.

Halo kak?

Halo, kenapa Kaila?

Aku mau jalan sama Jovita, mungkin...

Aku melirik Jovita dan Jovita mengerakkan mulutnya dan mengatakan "seharian".

Mungkin seharian kak.

Oke, tidak masalah. Kalian perlu bersenang-senang juga.

Terimakasih kak.

Iya sayangku. Jangan sampai lelah ya, besok hari pernikahan kita.

Iya kak.

Aku tersenyum malu.

Nanti aku jemput ya sayang.

Iya, kak. Sampai jumpa nanti kak.

Kiss nya mana?

Muah.

Aku mengecilkan suaraku, takut diledek Jovita jika dia mendengarnya.

Hehehe. Mmmmmuahh. Bye sayang.

Kak Ferdi mematikan teleponnya. "Oke, udah yuk Vit."

"Duh so sweet nya. Pake cium segala."

Ternyata Jovita tetap mendengar kiss bye tadi.

"Perlu sogok Vit biar diijinin." candaku.

"Hahaha... Sogokkannya manjur ya."

Kami berjalan menuju gerbang. Kami pun memesan go car untuk pergi ke mall. Disana kami bersenang-senang seperti menonton film, makan, main timezone, dan terakhir karaoke.

Setelah itu, kami berpamitan dan pulang. Jovita dijemput Bryan dan aku sendirian.

Sendirian menunggu Kak Ferdi menjemputku.

Tidak berapa lama, Kak Ferdi datang. "Hai sayang." sapa Kak Ferdi.

"Hai juga sayang." balasku.

"Tadi ditelepon kenapa nggak panggil aku sayang?"

"Hehehe, ada Jovita. Nanti aku pasti diledek."

"Hahaha... Padahal panggilan sayang ini kamu yang mau sayang."

"Hehe, maafkan aku sayang."

"Tidak apa-apa sayang. Biarlah cuma kita berdua yang tau, kan kita yang jalani. Senyamannya aja."

"Hehehe, makasih sayang." Aku mencium pipi kiri Kak Ferdi yang fokus menyetir.

"Sama-sama sayang."

Kami pun sampai di depan rumahku.

"Terimakasih kakakku sayang."

"Iya sayang. Tidur yang cukup ya sayang, besok kamu mau dandan pagi-pagi."

"Kakak juga." Aku memamerkan senyum manisku.

"Aku duluan ya kak." pamitku.

Kak Ferdi menganggukkan kepala. Aku pun turun dan masuk ke dalam rumah. Kak Ferdi melihatku masuk baru melajukan mobilnya pergi.

-

Setelah selesai mencuci muka, aku bersiap untuk tidur. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Sebentar." Aku berjalan membuka pintu. Ternyata ibu yang mengetuk.

"Sudah tidur nak?"

"Belum bu."

"Mau ibu temani tidur?"

Aku mengganggukan kepalaku. Ini malam sebelum pernikahanku. Aku ingin bermanja dulu sebelum akhirnya menetap bersama Kak Ferdi.

Mumpung juga ibu menawarinya.

Kami berdua tidur bersama. Aku memeluk ibu dan ibu mengelus rambutku.

"Ibu tidak menyangka kamu akan menikah secepat ini nak."

"Aku juga tidak menyangka bu."

"Ibu dengar dari Ferdi, ternyata kamu ingin kuliah?"

Aku kaget. Ibu mengetahuinya.

"Ibu minta maaf karena ibu tidak tau yang anak ibu inginkan."

"Tidak bu. Aku yang salah tidak bilang pada ibu." Aku duduk menatap ibu. Ibu pun ikut aku duduk.

"Kamu memang anak yang pengertian Kaila. Ibu berterimakasih karena tuhan sudah menitipkan ibu anak sebaik kamu. Kamu tidak pernah rewel dan tidak pernah menyusahkan kami."

Entah mengapa aku ingin sekali menetaskan air mataku.

"Ibu minta maaf karena ibu hanya bisa menemani sampai umur kamu sekarang. Apapun masalah kamu nanti, tetaplah tegar dan selesaikan baik-baik dengan Ferdi ya."

Aku mengganggukkan kepalaku. Air mataku mulai mengalir.

"Kamu juga bisa membagi masalah dengan ibu nak. Datanglah ke rumah. Selamanya ini akan menjadi rumah keduamu untuk pulang."

"Terimakasih bu, ayah dan ibu sudah merawat Kaila. Terimakasih tetap mengkhawatirkan Kaila walau Kaila sudah mau menikah." Aku menangis sesegukkan.

"Kamu tetap ibu anggap sebagai putri ibu selamanya. Maupun usiamu sudah 50 tahun, kamu tetap putri ibu. Datanglah ke ibu membagi masalahmu."

Aku memeluk ibu erat dan menangis.

"Sudah nak, jangan menangis. Besok matamu bisa bengkak."

Aku mengganggukan kepalaku dan masih menangis. Ibu menidurkanku, dan aku senantiasa masih memeluk ibu.

"Terimakasih bu." Aku memeluk ibu erat dan kemudian tertidur dalam belaian ibu.

-

2 part lagi bakal end nih guys....

Jangan lupa vote dan comment ya....

Terimakasih dan stay tune :)

This is Love Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang