So this is me swallowing my pride
Standing in front of you saying I'm sorry for that night
And I go back to December all the time
It turns out freedom ain't nothing but missing you
Wishing I'd realized what I had when you were mine
I'd go back to December, turn around and make it all right
I go back to December all the timeBack to December ~ Taylor Swift
~•~
Pagi melanda kembali burung-burung kembali menyanyikan harmoni bagai lagu pagi untuk membangunkan orang tidur. Hari ini jalan terlalu becek, air menggenang dimana-mana. Daun di pohon bersama-sama menampung embun yang bisa secara tiba-tiba jatuh ke bawah. Sepatu putih itu terkena noda lumpur, hanya setetes namun meninggalkan ruang yang cukup membekas.
"Haduh, ni sepatu udah enggak suci lagi kalo kaya gini. Najis banget nih!" Caca menatap jijik sepatunya
"Ngapain tu sepatu?" Suara serak mengagetkan Caca
"Kena Najis!" Caca mendesis
"Yaelah, cuma segitu aja. Berangkat yuk!" Nathan mengamati Caca yang dari tadi sibuk melihat sepatu putihnya
Caca tidak mendengar suara Nathan, didalam pikirannya yang besar itu banyak memori yang tercampur aduk menjadi satu. Bahkan gara-gara satu masalah saja rasanya memori itu kembali menjadi satu, otaknya seakan akan menjadi blender untuk memori.
Nathan yang merasa tidak diacuhkan sama sekali oleh Caca lantas naik darahnya. Dia menggendong Caca seperti bocah kecil. Caca terkejut tubuhnya seperti melayang dengan kaki yang terjulur bebas.
"Nat! Turunin gue" Caca menjerit keras di samping telinga Nathan
Puspa yang mendengar jeritan Caca langsung melihat ke teras rumah. Ternyata Nathan sedang menggendong Caca, Puspa tertawa kecil kemudian kembali ke dalam rumah lagi
"Lo punya suara berapa oktaf sih? Gendang telinga gue beneran mau pecah dengerin jeritan Lo. Udah suara kelas bawah melengking lagi!" Nathan menurunkan Caca di depan gerbang rumah tubuhnya sedikit bergetar getar karena telinganya dimasukin suaranya Ciline Dilon
"Lagian ngapain sih Lo gendong gue segala?" Caca melotot matanya seperti mau keluar
"Hi serem bener Lo! Kalo gue gak gendong Lo, mesti sampai sekarang Lo masih disana sambil ngeliatin sepatu Lo yang cuma kena lumpur setetes!" Nathan terlampau marah
"Serah Lo!" Caca memalingkan pandangannya dari Nathan wajahnya memerah
Nathan menarik nafasnya lalu buru-buru berlari dari samping Caca. Mendengar suara langkah kaki yang terdengar jelas, Caca membalikkan badannya. Tidak terlihat batang hidung Nathan ada di sampingnya, Caca membuka mulutnya lebar-lebar sambil mengerjap ngerjapkan matanya.
"Duh si Nathan kemana sih?" Caca menggaruk kepalanya
"Mesti gue di tinggalin! Ih Nathan, sebel deh gue!" Caca berpura-pura merengek
"Ah bodo amat lah, gue mau jalan kaki aja" Caca melangkah kakinya
Hari ini penampilan cantiknya harus berubah menjadi seperti nenek sihir karena ulah Nathan. Caca menghentakkan kakinya saat berjalan, sampai tetangganya mendengar suara sepatu itu. Tiba-tiba ada mobil yang mengikuti Caca, mobil Jeep seperti punya Nathan. Karena terus diikuti, Caca menghentikan langkahnya dan menoleh ke jendela mobil itu. Wajahnya memerah, dan nafasnya terputus-purus
"Jalan kaki aja nih Nona?" Seseorang membuka jendela mobil itu
"Nathan!!" Caca berteriak geram tangannya mengepal dan matanya melotot
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain
Novela Juvenil~Masih banyak cerita yang belum dibicarakan~ Kata malam, dia terlalu jauh untuk kau semai. Dia terlalu membuatmu jatuh terjuntai ke dalam perasaan yang tak teruntai. Bagai rembulan yang tak pernah ditakdirkan bersandingan bersama sang surya. Kata si...