11. BULAN SUDAH JADI DUA

248 173 100
                                    

When somebody loved me
Everything was beautiful
Every hour spent together
Lives within my heart

And when she was sad
I was there to dry her tears
And when was happy so was I
When she loved me

When She Loved Me ~ Sarah McLachlan

~•~

Hari berlalu dengan cepatnya, minggu- minggu ceria sudah terlewati semuanya. Kini bulan telah berganti,  Oktober sudah berlalu dengan cepatnya. Menghadirkan semua luka dan rasa ingin memiliki yang besar.

Poni rambut Caca sudah panjang saja, padahal baru bulan lalu dia potong se-alisnya sekarang sudah sampai dagunya.

"Caca! Mama nanti agak malam pulang dari kantornya! Makanan buat sendiri ya sayang! Naura lagi les sebentar lagi pulang, kamu jemput ya!" Perintah Puspa dalam satu kalimat yang singkat, padat dan jelas

"Hmm, sejak kapan Mama punya kantor?" Caca bertanya pelan karena dia tengah merapikan rambut depannya yang akan dia potong menjadi poni

"Maksud Mama, klinik Mama. Kamu mau potong rambut sendiri ya? Nanti kalau jelek jangan marah-marah lo ya!" Puspa mencium kening+dua pipi Caca

Caca mendengus kesal, dia sangat risih jika diperlukan seperti anak kecil "Ih Mama, Caca bukan anak kecil kayak Naura. Jangan suka cium Caca!"

Puspa tertawa kecil lalu pergi meninggalkan Caca yang sedang duduk bersila di teras belakang rumah.

Tok...tok..tok

Suara ketukan pintu menggema masuk ke telinga Puspa. Dia langsung bergegas menuju ke pintu utama rumahnya. Dengan hati-hati Puspa membuka pintunya.

"Bunda!" Sapa hangat Nathan

"Eh Nathan, Caca ada di teras belakang. Bunda mau kerja dulu, tolong jagain dia ya Nat!" Puspa mencubit pipi Nathan dan bergegas menuju mobilnya tanpa ucapan selamat tinggal darinya

Nathan dengan cepat masuk ke rumah itu. Rumah itu sudah tidak asing bagi anak laki-laki imut yang sekarang sedang tumbuh menjadi dewasa.

Langkah kakinya sengaja dia pelankan agar tidak terdengar oleh Caca. Sampainya di teras belakang, Nathan melihat seorang gadis bertubuh ramping tengah bersila membelakanginya. Caca tidak sadar jika Nathan tengah berada di belakangnya, dia fokus kepada poninya yang siap dipotong.

"Ba!!!! Awas ada kecoa!!" Teriak spontan Nathan

"Aaaaaa!!" Caca dengan sigap langsung berdiri dan melompat-melompat untuk menghindari kecoa

Nathan tertawa geli melihat tingkah Caca yang sangat menggemaskan saat dia tengah ketakutan. Mendengar Nathan tertawa, Caca langsung menghentikan lompatannya.

Nathan masih terkekeh geli dan menutupi sebagian mulut tipisnya itu. Caca menghela nafas, namun hal menyedihkan ternyata baru dia rasakan sekarang.

"Aaa, rambut gue!" Teriak Caca dengan suara sedih melihat rambutnya berantakan gara-gara Nathan

"Eh wah maaf banget gue gak ngerti!" Nathan merasa bersalah "Lo gak bilang sih! Jadi gue gak tau!" Tambahnya

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang