And all those things I didn't say
Wrecking balls inside my brain
I will scream them loud tonight
Can you hear my voice this time?
This is my fight song
Take back my life song
Prove I'm alright song
My power's turned on
Starting right now I'll be strong
I'll play my fight song
And I don't really care if nobody else believes
'Cause I've still got a lot of fight left in meFight Song ~ Rachel Platten
~•~
Siang beranjak sore, air masih hangat. Jejak kaki masih tergambar jelas di tanah. Matahari tak bersinar terik, hanya saja sinarnya kalah dengan awan putih yang menari di angkasa.
Hari ini Nathan tengah asik berendam di air danau. Merasakan gempuran air yang bergejolak mengenai bajunya. Dia menenggelamkan dirinya untuk sesaat. Mencoba melatih pernafasannya.
"Lagi ngapain Nat?" suara seorang gadis menyambut telinga Nathan setelah lima menit tenggelam di air.
"Biasa, lagi cari ilham." ketus Nathan.
Caca bergeming sebentar, lalu menjentikkan jarinya. Dia berlari mengambil batu-batu yang tersebar di tepi danau. Caca melemparkan batu itu kuat-kuat, sebagian batu mendarat ke tubuh Nathan. Caca berteriak girang saat Nathan membalikkan tubuhnya dengan tatapan muka dingin khasnya.
"Sakit tau gak!!" bentak Nathan seraya memukul air sehingga mengenai pakaian gadis itu.
Caca menghindarkan dirinya dari serangan Nathan. "Oh, sakit ya? Gue kira Lo gak pernah sakit! Kan Lo cowok kuat," ejeknya
"Lo pikir gue apa? Makhluk halus!" Caca mengangguk.
Nathan membalikkan tubuhnya lagi. Dia langsung merendamkan seluruh badannya ke dalam air, agar suara bawel dari jangkrik betina itu tidak lagi terdengar di telinganya.
Caca berkacak pinggang, menghela nafas dalam-dalam untuk meredakan emosinya. Nathan adalah cowok paling nyebelin di hidup Caca, tapi juga paling baik yang pernah Caca kenal.
Nathan menampakkan kepalanya lagi di tepi danau, dia nampak sudah lelah menahan nafas. Caca dengan riang langsung menghampirinya dan berjongkok di sebelahnya.
"Tumben Lo pakek baju?" Caca bertanya santai.
Sejenak kening Nathan terlipat, mencermati kata gadis itu dengan aneh. Bagaimana otak sekecil itu, bertanya hal yang sudah jelas ada di depan mata. Caca melambai-lambaikan tangannya di depan Nathan. Dengan cepat Nathan mengalihkan pikirannya dan menatap mata Caca kembali.
"Lo pikir, gue setiap hari telanjang gitu?"
Caca menepuk jidatnya setelah mendengar suara Nathan. Melihat keanehan ini Nathan semakin tidak paham apa yang terjadi. Dia pikir, pertanyaannya bisa menjawab semua pernyataan Caca.
Caca menarik nafas dan mulai membuka mulutnya, "Tumben Lo pakai baju saat berenang, kan biasanya Lo telanjang dada."
Nathan tersenyum lebar dan mengangguk. Ternyata pertanyaan itu. Untuk sejenak Nathan tahu bahwa akalnya juga bisa melambat. Pikirannya hanya dipenuhi hal-hal kotor yang sering dia dengar dari temannya.
"Kenapa emang? Lo pengen liat ya?" tanya Nathan sedikit menggoda Caca.
Caca mengerutkan keningnya, "Hih jijik, cowok modelan kayak Lo mana ada yang mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain
Dla nastolatków~Masih banyak cerita yang belum dibicarakan~ Kata malam, dia terlalu jauh untuk kau semai. Dia terlalu membuatmu jatuh terjuntai ke dalam perasaan yang tak teruntai. Bagai rembulan yang tak pernah ditakdirkan bersandingan bersama sang surya. Kata si...