Loving can hurt, loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard, you know it can get hard sometimes
It is the only thing that makes us feel alive
We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
And time's forever frozen stillPhotograph ~ Ed Sheeran
~•~
Waktu habis dibakar dengan sia-sia, meratapi rasa sakit yang kenyataan tak sesakit itu. Menyesali kepergian seseorang yang bukan rumah untuk kita menetap. Sesingkat itu dan semudah itu kita mengurai janji-janji yang kita rajut dulu.
Waktu yang singkat terlewati begitu saja, rasanya seperti masa lalu yang terlupakan. Tak ada yang mengesankan, hal-hal kecil yang membuat kita tertawa pun terlupakan begitu saja.
Hari-hari telah berlalu, meski kadang merasa panjang untuk dijalani. Ternyata mudah sekali untuk dilupakan begitu saja. Tahun berganti, satu tahun yang sama dengan 364 hari menderita dalam keterpurukan rasa. Seperti itu yang terjadi pada Nathan.
Awal tahun ini Nathan melewati hari-hari dengan biasa. Pagi bersekolah, dan malam menengadah menatap langit gelap penuh gemerlap bintang sambil membohongi dirinya bahwa kehidupannya sangat baik-baik saja.
Awal tahun ini, Jamal tiba-tiba saja terkena serangan jantung yang membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit. Nathan harus menginap di sana sendiri. Kadang setiap malam Minggu, Caca dan keluarganya menemani Nathan menginap.
"Tidak papa Nathan, kamu selalu baik pada keluarga kami. Biarkan kami membalas budi." Itu jawaban Puspa saat Nathan merasa tidak enak jika Puspa menemaninya di rumah sakit
Jamal dirawat selama satu Minggu. Namun Nathan masih tetap bersekolah seperti biasanya. Harinya juga baik-baik saja selama Caca masih bisa menemaninya.
Pagi ini Nathan seperti biasa menjemput Caca untuk sekolah. Upacara bendera karena hari Senin, bolos sekolah sebentar untuk sekedar nongkrong bersama teman-temannya seperjuangannya. Mencari rencana menumbangkan seorang Bastian Reza dan gengnya.
Berbeda dengan Caca, setelah upacara bendera dia memilih duduk sambil menulis sesuatu disebuah buku. Dia tersenyum saat sebuah kalimat tertulis dibuku itu. Buku yang bisa dibilang buku tua, tua sekali. Kertasnya pun sudah menguning termakan waktu.
Caca menulis harapannya di tahun ini, dia sangat bersemangat. Siapa tahu jika dia memang benar bisa bersekolah di salah satu universitas di Inggris. Setelah itu dia bakal memamerkannya pada Nathan dan membuatnya menyadari bahwa Caca, temannya yang bodoh ini bisa selangkah lebih maju darinya.
"Ca!" sapa seseorang seraya menepuk pundaknya.
Caca refleks terkejut, bolpoin yang dia bawa loncat begitu saja dari genggamannya. Seketika Caca langsung menutup bukunya dan menyimpannya di loker mejanya. Dia menoleh ke belakang, ternyata Mawar.
"Apan sih itu Ca?" tanya Mawar sedikit penasaran.
Caca menghembuskan nafasnya. "Hanya buku, emang kenapa?"
"Tumben Lo rajin," kritik Anggrek yang membuat teman-temannya tertawa.
Caca mendengus kesal, "emang kenapa? Gue males diejek, gue rajin diejek. Emang mau kalian apa sih? Heran gue?" eluh Caca yang merasa tak dihargai.
Jasmine memeluk bahu Caca, mencoba menenangkannya. "Enggak kok Ca! Cuma bercanda aja. Maaf kalo buat Lo sakit,"
Caca tertawa kecil, "yah terbawa perasaan ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain
Novela Juvenil~Masih banyak cerita yang belum dibicarakan~ Kata malam, dia terlalu jauh untuk kau semai. Dia terlalu membuatmu jatuh terjuntai ke dalam perasaan yang tak teruntai. Bagai rembulan yang tak pernah ditakdirkan bersandingan bersama sang surya. Kata si...